47• Happy End

1.5K 157 59
                                    

Song: Auditory Hallucination

**





Sekokohnya pohon besar yang menjulang bisa roboh terkena badai. Apalagi Manusia, yang letak hatinya masih tidak terlalu sempurna. Perkembangan emosi yang meletup dengan dorongan sebuah badai masalah yang tidak kian mereda. Apakah seandainya bila dirimu yang menjadi Sojung, masih sanggup bertahan tanpa sebuah rasa sesal? Tidak kah kalian berusaha mengakhiri hidup disaat keadaan membawamu tegar dan tenang dalam usia yang seharusnya masih berfikir tentang indahnya masa sekolah dan bermain?

Hari ini, terlalu banyak hal yang ingin sekali Sojung katakan. Terlalu banyak mengapung rasa sakit yang membawanya kembali pada lubang masa lalu. Bila Taehyung tidak menemaninya, mungkin Sojung akan kembali tumbang. Dan kembali menenangis setelah menanyakan sebuah kabar, pertolongan, dan Do'a.

Mereka kembali berjalan dalam diam. Taehyung yang begitu kalut dengan pikirannya. Sedangkan Sojung dengan tubuh yang masih bergetar. Seperti ada trauma kecil yang masih meradang begitu dalam. Saat sebuah tangan berusaha meraih pundak mungil Sojung dan membawa ke dekapannya. Sojung tampak terjingkat dengan sorot mata yang tidak enak. "Ahjussi, maaf, aku tidak bermaksud."

"Aku mengerti. Aku tahu kau sedang bersedih. Tapi ingat Sojung-masih ada Ahjussi yang menemani."

Sojung mengangguk, tersenyum lebar menampilkan gigi putihnya. Sesekali mengusap lengannya karena dingin. "Setelah ini kita kemana?" Tanya Taehyung penasaran. Meski begitu ada rasa sesak yang masih tak juga reda. Apa yang terjadi hari ini membuat raga Taehyung lemas. Meski ia tahu, tidak hanya Taehyung yang merasa bersedih. Sojung lebih darinya.

Saat akan membalas, Ponsel Sojung berdering. Sebuah panggilan masuk dari Sehun. Ia segara mengangkat, berasumsi bahwa Sehun hanya akan menanyakan kemana Sojung pergi. Tapi nyatanya salah. Suara dari sebrang sana hanya rintihan kecil Yoona yang menginginkan Sojung cepat pulang. "Sojung-a, bisa pulang sekarang. Oemma mohon."

Sojung terhenyak, kala mendengar satu pecahan kaca yang begitu menyeruak di telinga. Seperti diadili, di sebrang sana Jake tengah berteriak histeris. Bicara dengan nada tinggi, dan Sehun, pria itu mencoba menyela, berharap kalau Jake bisa berhenti dan tenang.

"Dimana Ibuku?"

"Cepat katakan! Dimana orang tuaku? Siapa kalian, kenapa kalian melakukan ini?"

Blats-seperti sebuah kilat petir yang membuat jantung Sojung turun dari asal. Sesak dan sakit. Sojung tidak tahu apa yang terjadi sampai Jake seperti itu, setahu Sojung kemarin masih baik-baik saja. Jake kerap tersenyum dan bercerita seperti biasanya.

Dan pertanyaan dimana Ibu, membuat kepala Sojung berdenyut nyeri. Tidak beraturan dengan segala emosi yang kian meletup. "A-aku akan segera pulang."

Sebelum panggilan itu terputus, Taehyung sudah bertanya dengan gerakan bibir tanpa suara. Sojung merasa tidak enak dan sedih. Bukan saatnya dia harus membagi rasa sakit setelah pertemuan pertama mereka. Semua ada waktu dan takaran. Biar kali ini Sojung menyelesailan sendiri. Dia yakin, Tuhan tidak akan membuat Jake melakukan hal yang macam-macam.

Sorot mata Sojung teduh, Taehyung bergelut tanpa berani bertanya. Ada genangan air mata yang siap tumpah, tapi tetap saja Taehyung hanya sanggup diam. "Ahjussi, aku harus pulang. Tempat tujuan kita selanjutnya, aku akan segera menghubungimu."

"Baiklah, tapi benar kau tidak apa-apa?"

Sojung mengangguk. "Ayo kita pulang Ahjussi."

"Pergilah Sojung! Sebelum terlambat, sepertinya mereka tampak membutuhkanmu."

 𝐘𝐨𝐮'𝐫𝐞 𝐌𝐲 𝐏𝐚𝐬𝐭 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang