34• Calling Me

1.1K 145 28
                                    

Di dalam sana Taehyung melihat ke cendela kamarnya untuk melihat jalanan luar yang masih dapat ia pantau. Lagi-lagi retinanya menangkap sebuah bayangan yang baru saja keluar dari mobil.

Jungkook yang membuka pintu dari luar, setelahnya tangan mereka tak lupa untuk bertautan satu sama lain. Taehyung refleks berbalik dan memunggunginya. Rasa-rasanya hatinya belum siap.

Sojung masih berada di rumahnya, karena Nyonya Hwang sangat merindukan Sojung untuk di ajak bercerita sepanjang hari, sekaligus merangkul dan menciuminya. Apalagi gadis itu tampak tenang dan tidak lagi ketakutan seperti siang tadi. Itu cukup membuat hati Taehyung lega.

Bayangan dimana ia membawa So Eun ke rumah ini pertama kali dan memperkenalkan calon perempuan yang akan ia nikahi tiba-tiba kembali terngiang. Tangannya mengepal, ia duduk di dalam kamarnya tanpa berniat keluar. Dia tidak tahu harus bagaimana menanggapi, atau bagaimana ia menyapa saat tangan mereka berdua masih bergandengan.

Dan bukankah suasana itu akan semakin aneh, terlebih Jungkook mungkin merasa tidak enak dengan Taehyung. Ah—tidak enak? Apa mungkin, bukankah dia adalah orang pertama yang ingin Taehyung dan So Eun berpisah.

Lagi-lagi Taehyung menggelengkan kepala. Dia berjanji untuk tidak keluar. Dia akan tetap disini. Iya, itu akan emmbuatnya jauh lebih baik.

Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka sedikit, ada kepala menyembul dan tersenyum. “Ahjussi.”

Taehyung tampak mengulurkan tangan, seolah tau apa yang akan Sojung katakan padanya. Ia sudah siap merangkul dan mengatakan kalimat ‘Hati-hati di jalan, dan sampai bertemu lagi.

Sojung masuk, tampak kebingungan sebentar lalu meringis. “Ahjussi—”

“Tenang! Ahjussi akan menepati janji, Begitupun denganmu, Oke.”

Sojung menarik ujung bibirnya dan mengangguk patuh. “Terimakasih.”

“Mau pelukan?” Sojung ragu, ia seperti menggeleng tapi juga menginginkannya. Entah, ia merasa bahwa Taehyung bisa menjaga rahasianya dengan baik.

“Aku tidak akan menyentuh apapun. Kita harus ke rumah sakit kalau masih merasa sakit.”

Sojung menggeleng, dia sudah maju dan merangkul Taehyung erat. Sembari berbisik lirih, “Terimakasih Ahjussi.”

“Kau bisa datang padaku, kau boleh cerita dan menangis sepuasnya. Tapi jangan biarkan dirimu terluka.”

Sojung mengangguk berkali-kali, meneteskan air matanya sebentar dan mengusapnya.

“Ayo aku antar ke depan!”

Sojung mengangguk saja, selepas pelukan itu terurai, tangan mungil Sojung sudah di gandeng lembut oleh Taehyung.







Sampai di sepan sana, ruang tamu. Sojung sudah berlari riang mendahului Taehyung. Ia merangkul erat Jungkook dan So Eun bergantian. Seperti di tahan oleh perasaan yang menggebu, pandangannya tak lepas dari So Eun. Tak di pungkiri ia merindukan perempuan itu.

Nyonya Hwang tampak sedih, ia dapat melihat dari jauh tanpa sanggup bicara.

Ahjussi, Nenek, aku pulang dulu.” Sojung melambaikan tangan.

Taehyung mengalihkan atensinya sejenak, senyumannya terlihat sedih, matanya merah dan menganggukkan kepalanya perlahan.

“Aku pergi, terimakasih Taehyung—”

“Eoh—” Taehyung tak bisa menjawab lebih panjang lagi. Nyatanya ia masih tidak mampu bertatapan dengan So Eun. “Hati-hati ya.” Ia mengatakan itu sembari membalikkan badan dan bersiap pergi dari sana.

 𝐘𝐨𝐮'𝐫𝐞 𝐌𝐲 𝐏𝐚𝐬𝐭 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang