48• Mianhe

1.6K 133 27
                                    

14 Tahun yang lalu-

Di malam yang penuh dengan suasana duka untuk Jungkook, ia duduk meringkuk di sudut ruangan, kepalanya seperti berkali-kali terantuk meja karena rasa sesal yang begitu meradang di hatinya.

Malam itu saat Jungkook berlari keluar rumah dan bertemu dengan Rose, ia di pertemukan dengan Lisa. Sosok gadis berponi rata yang berdiri di depan rumah Jungkook. Membawa sebuah kotak kue dengan senyuman lebar.

Sudah lama sekali gadis itu tak menginjakkan kaki barang sekali ke rumah Jungkook. Saat bagaimana ia melepas kepercayaan, dan dimana ia menyerah untuk terus berada di samping Lisa.

Gadis itu mendekat, memberikan kotak kue itu pada Jungkook dan bercelinguk ke dalam. Seperti mencari-cari sesuatu, tapi tidak ia temukan. "Ada apa Lisa?"

"Dimana Sojung?"

Jungkook menggigit bibirnya, seperti enggan untuk menjawab barang sedikitpun. Radanya kilat rasa sedih dan malu begitu kentara sampai membuat Lisa menepuk pelan pundak Jungkook. "Sojung belum keluar rumah sakit, Jungkook-a?"

"Belum."

"Lantas, akan kemana kau sekarang?"

"Rose, aku harus bertemu dengannya."

Lisa menunduk, dengan sisa tertawa miris. Merasa sangat kasihan sekali. "Untuk apa Jung?"

"Rose, hamil 'kan?"

"Kenapa kau membuat pernyataan seperti itu?"

"Dia mengatakan ke Dokter kandungan."

"Dia bohong!" Lisa mendongak, menatap lekat mata bulat Jungkook dengan tenang. "Dia tidak pernah ke Dokter kandungan. Waktu itu, dia hanya mengantarku. Tidak ada yang terjadi, dan dia tidak hamil seperti yang kau fikirkan. Sadar tidak sih Jung-sikapmu yang seperti ini membuat banyak orang tersakiti. Sekarang katakan padaku! Siapa orang yang kau cintai?"

Tak menjawab. Jungkook mendengkus, dengan gelengan kepala pelan.

"Bodoh! Rose hanya masa lalumu. Jangan berlarut. Karena itu tidak baik Jung."

Jungkook terkekeh, "Aku tahu. Dan aku juga menyangkalnya. Tapi-semua terlambat Lisa."

"Kenapa tidak kau coba? Sekali saja. Bawa ini ke rumah sakit." Lisa menyodorkan kotak kue pada Jungkook, "Berikan pada Sojung. Katakan bahwa kau sangat mencintai gadis kecil itu, dan Ibunya."

Tampak berfikir sesaat, melihat bingkisan dan kembali menatap Lisa yang sudah tersenyum antusias menunggu. "Ayo Jung!"

"Terimakasih Lisa."







Seperti sebelumnya, Jungkook merasa bodoh menjadi lelaki. Dia tidak tahu mana yang paling membutuhkan dan tidak. Siapa yang patut di utamakan dan di buang. Selama ini jiwa mudanya masih berlari mencari senang. Terlebih bagaimana saat ia kembali mengenang masa lalu tanpa sebuah beban saat bersama dengan Rose. Tapi-dia lupa, ada satu orang yang membutuhkannya. Sosok Ayah yang mampu menemani sepinya hari dengan bahagia.

Dulu ia bersalah dan dengan mudahnya di maafkan. Tapi apa yang Jungkook lakukan sekarang sangat fatal. Terlebih bagaimana ia ingat saat So Eun mengatakan bahwa putrinya begitu membenci dirinya. Bisa kalian bayangkan, sebagai sosok Ayah yang di benci putri yang sangat kalian sayangi.

Oke, hari ini. Biar Jungkook menyelesaikan dan meminta maaf. Meski ia tak bersatu dengan So Eun, Sojung tidak menaruh rasa benci pada dirinya. Itu sudah sangat cukup.

Berjalan senang, melihati bingkisan di kedua tangannya dengan sesekali tersenyum lebar. Dia tidak sabar menunggu, dan dia tidak sabar bertemu dengan putrinya. Sungguh, sepertinya dia akan mati bila benar, dia tidak bisa melihat bagaimana Sojung. Entah dari dekat atau jauh.

 𝐘𝐨𝐮'𝐫𝐞 𝐌𝐲 𝐏𝐚𝐬𝐭 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang