Sedari tadi wajah gadis tomboy itu hanya di tekuk, memanyunkan bibirnya cemberut. Ia tidak bersemangat, hari ini adalah hari dimana keberangkatannya ke Pondok Pesantren.
Beberapa kali kedua orang tuanya membujuk anaknya yang merajuk, namun akhirnya gadis tomboy itu mau juga karena bujukan sang kekasih berjenis kelamin yang sama seperti dirinya.
Orang tuanya itu bukan tanpa alasan memenjarakannya di Pesantren, mereka beralasan supaya anaknya bisa lebih baik dan bisa melupakan perasaan salahnya pada sesama jenis.
Keduanya sudah lelah dengan segala larangan yang mereka beri, tetapi tetap saja anaknya itu terus menerus melanggar setiap larangan yang mereka ucapkan apalagi tentang masalah orientasinya yang menyimpang.
Dan mereka putuskan untuk memasukan anaknya ke dalam Pesantren siapa tahu dia bisa lebih menurut jika orang lain yang melarang atau setidaknya dia bisa melupakan perasaan salahnya karena LDR dengan sang pacar, di tambah selalu diberi hafalan-hafalan serta bacaan-bacaan ayat suci Al-Qur'an.
Mereka percaya Al-Qur'an bisa menyembuhkan orientasi seksual anak semata wayangnya itu.
Setelah lamanya diperjalanan yang memakan waktu selama 1 jam. Akhirnya mereka sampai di tempat tujuan, yaitu Pondok Pesantren Darussalam.
Begitu masuk mereka langsung disambut oleh pimpinan sekaligus pemilik Pondok Pesantren itu.
"Assalamualaikum pak Kyai Ahmad Alghifari, senang bertemu dengan anda kembali." sapa pria paruh baya kepada sang pemilik Pondok Pesantren itu.
"Alaikumussalam waroh matullohi wabarokatu." balas sang lawan bicara. "Lho pak Isan dan bu Suci, apa kabar lama tak bertemu ya. Semoga selalu sehat alhamdulillah."
"Iya betul Pak Kyai, terakhir kita bertemu itu pas waktu umroh. Sudah lama sekali." sahut Isan.
Gadis tomboy itu yang tak mau berlama-lama mendengar basa-basi tentang para orang tua lantas membuka suara.
"Yah, Bun. Aku langsung istirahat ke kamar boleh gak sih? Capek nih."
Lantas kedua orang tuanya melototi anaknya memperingati supaya bisa menjaga sikap terhadap Pak Kyai dan pemimpin Pondok Pesantren yang berada di hadapan mereka. Namun apa daya gadis tomboy itu yang tak sabaran dengan embel-embel mereka para orang tua, sangat membosankan menurutnya.
"Oh begitu, boleh-boleh silakan." ujar Ahmad sang pemilik Pondok Pesantren. "Ustadzah Indah, tolong antar dia ke kamarnya ya, sepertinya dia sangat lelah setelah lama di perjalanan." titah Ahmad kepada Indah yang notabenenya sebagai Ustadzah di Pesantren Darussalam.
"Baik Pak Kyai." sahut Indah lalu menyuruh gadis tomboy itu untuk ikut dengannya menuju keberadaan kamarnya dimana.
"Maafkan anak kami Pak Kyai, dia terkadang memang perlu dinasihati tentang arti sopan santun yang baik itu seperti apa." ujar Isan merasa tidak enak oleh sikap anaknya yang benar-benar tidak memiliki attitude.
"Tidak apa-apa, wajar saja pak, dia masih belajar. Nanti juga pasti dia akan mengetahuinya jika sudah belajar disini. InshaAllah." Ahmad tersenyum ramah kepada kedua orang yang ada di hadapannya.
Isan dan Suci hanya bisa terkekeh kecil.
"Semoga ya Pak Kyai." timpal Suci yang diangguki oleh Isan.
Lantas Ahmad menyuruh mereka untuk masuk dan membicarakan soal gadis tomboy itu serta menanyakan niat mereka mengapa tiba-tiba memasukan anaknya ke Pondok Pesantren.
****
"Ini kamar kamu, semoga kamu betah ya tinggal disini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Impossible [GxG]
Romance[Completed] Amal yang awalnya tidak menyukai Salsa malah menjadi menyukainya gara-gara selalu di jodoh-jodohkan oleh teman-teman sekamarnya. Tidak dengan Salsa, dia malah jijik dengan segala kalimat gadis tomboy itu yang terang-terangan mengungkapka...