*Sudut Pandang Zani*
Aku bangun dari mimpiku. Ah... Kenapa mimpi indah itu berakhir ! Aku sedang bermimpi aku jalan-jalan dengan Mas Daffa dan sangat romantis. Aduh... Rasanya pengen tinggal aja di mimpi deh.
Aku melihat dada super kekar itu kembang kempis lalu melihat ke wajah yang punya. Oh, dia masih tidur. Aku kecup bibirnya, pipinya dan keningnya.
"Bangun lelaki ku yg gagah perkasa...". Bisikku di telinga yang langsung membuatnya tersadar dari mimpinya. Dia memandangku dengan senyumannya.
"Pagi, manis ku...". Dia meletakkan telapak tangannya di pipiku. Aku memegang tangan itu.
"Ayo, bangun, Mas. Nanti aku terlambat. Aku mau buat sarapan dulu ok ?". Dia langsung bangun dan menggendongku menuju dapur. Dia menurunkanku.
"Masak yang enak ya sayang. Mas mandi dulu". Dia megacak-ngacak rambutku lalu berlalu ke kamar mandi. Aku membuat nasi goreng kornet saja dan juga susu protein untuknya. Lalu, aku juga menyiapkan pakaiannya dan membereskan tempat tidur yang berntakan.
Mas Daffa baru keluar selepas aku selesai menata makanan di ruang televisi. Dia menepuk pantatku dengan lembut lalu tersenyum. Aku kaget dengan perlakuannya. Aku mencoba membalaskan dendamku itu dengan langsung menerkam dia saat Ia sedang bertelanjang bulat.
Aku kelitik dia bahkan sempat aku mainkan batangnya yang lemas. Dan kami dibaluti oleh tawa kami yg pecah memenuhi ruangan. Sampai akhirnya kami terjatuh ke lantai dengan Mas Daffa berada di bawah dan aku di atas. Kami masih tertawa dan saling memandangi.
"Ampun gak ? Kenapa nepuk-nepuk pantat orang tanpa permisi ? Hah ?". Ujarku seperti mengancam dengan tanganku berada di pipinya.
"Hahahaha... Abisnya pantatmu seksi banget, Sayang. Mas jadi nafsu. Ampun dongg... Mas takut sama kamu.". Aku yg mendengar alasannya hanya tertawa kecil. Tapi aku juga merasa kasihan sama Mas Daffa. Dia pacarku tapi tidak pernah sekalipun aku memberikan 'viginity' ku kepadanya.
"Mas, maafin aku ya. Aku belum siap untuk itu". Ujarku dengan wajah yang berubah sendu.
"Hei... Mas mencintaimu karena murni cinta denganmu. Bukan karena Mas ingin berhubungan seks denganmu.". Aku bahagia atas tuturnya itu. Aku janji akan siap nanti, Mas. Aku janji.
"Yaudah, mas pakai baju sana. Aku mau mandi abis itu kita sarapan.". Ucapanku dihadiahi anggukan dan senyuman olehnya. Aku pun mandi namun hanya sebentar sajalah. Tak sampai 4 menit kok. Aku langsung berpakaian setelah keluar dari kamar mandi. Ku lihat dia sudah duduk menungguku sembari menonton TV.
"Ih, pantes loh mas pakai kombinasi pakaian itu". Ucapku karena melihat dia semakin gagah dan tampan.
"Jelas dong. Siapa dulu yg milihin. Calon pasanganku...". Aku tertawa senang atas jawabannya. Aku langsung duduk di sampingnya dan menyantap makanan kami. Berbeda saat pertama kali aku makan bersamanya. Rasa canggung, takut, dan kagum bercampur menjadi satu. Tapi sekarang rasa itu berubah menjadi sayang, hangat, sayangggg. Tak tahu lagi kata apa yang bisa aku gambarkan. Pokoknya gitu lah.
Makanan pun sudah habis. Aku membersihkan piring-piring itu lalu bersiap untuk berangkat menuju tempat penelitianku.
Mas Daffa sudah memanasi motornya di depan. Aku langsung mengunci pintu rumah dan bersiap untuk berangkat.
Kami berangkat masih pagi-pagi sekali untuk menghindari macet. Pertama kali aku naik motor jarak jauh sepeti ini. Aku mengalungkan tangan kananku di perut kokoh nan berotot milik Mas Daffa. Dia mengusap tanganku dengan lembut. Kalau tahu seperti ini, aku tiap hari deh naik motor.
1,5 Jam aku berada di jok motor ini. Kalian tahu motor ninja kan ? Jok peumpangnya cuma seumprit abis itu posisi kita condong ke depan. Enak sih bisa senderan sama sayangku ini. Tapi lama-lama pegel coy ! Kalau di mobil kaki ku bisa bebas menjelajah kemana-mana. Di sini boro-boro. Pantatku sakit banget sumpah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Could You Be Mine ? [DONE]
FantasyPeringatan : Cerita ini mengandung unsur B×B, dominasi, dan agak sedikit sadis. Cerita tentang Hamzani Ramadhan yang jatuh cinta dengan teman satu kontrakannya. Namun, ternyata dia bukan orang biasa tetapi punya rahasia yang amat besar. Penasaran de...