Mata Iblis

2.2K 121 5
                                    

*Sudut Pandang Siti*

"Rasakan itu lajang ! Beraninya kau merebut Daffa dariku.". Batinku saat melihat tubuh remaja kurang ajar itu yang sudah terbaring kaku tak bernyawa. Rasanya aku sangat puas melihat ini.

Sebenarnya aku ingin sekali membakar tubuh pelacur ini. Tapi sayangnya aku tidak bisa membawa jenazah ini di tanganku yang cantik ini. Dia juga terlalu gemuk seperti seekor gajah.

"Kasian sekali kamu ya... Masih remaja tapi sudah mati...". Aku tersenyum melihatnya dengan keadaan seperti ini.

"Aku jadi aneh... Apa yang kamu lakukan hingga Daffa-ku sangat tergila-gila denganmu ?". Aku memandangi sekujur tubuhnya. Ya Tuhan ! Tubuh dengan lemak seperti itu melawan tubuhku yang berbentuk layaknya gitar spanyol ini ?

"Hahahaha... Tapi, itu sudah usai.". Aku meraih mulut bocah ini dengan tanganku. Lalu mendekatkan wajahku padanya.

"Karena kini ... Daffa Miliku.". Aku kembali ke posisi semulaku. Kembali aku suguhkan senyum kepuasanku dalam menyingkirkan seluruh orang yang menghalangi cintaku dengan Daffa.

Gila ? Aku memang sangat menggilai dia. Sangat cinta terhadapnya. Aku pernah berusaha perhatian dengannya. Tapi apa yang aku dapat ? DIA TIDAK MEMBALAS RASA PERHATIANKU !

Dia selalu bersikap dingin padaku. Aku sudah berjuta-juta kali agar melunakkan hatinya untukku. Tapi apa ? Dia tetap saja sama. Justru aku mendengar jika dia menyukai Mr. H ! Itu membuatku GERAM ! Aku putuskan agar membantu pihak penjahat untuk membunuh Mr. H dengan meletakkan empat koper penuh C-4 (Bahan Peledak) lalu meledakkan gedung persembunyiannya.

Sayangnya, langkahku untuk menyingkirkan si Jalang itu ketahuan. Daffa dan Lee mengetahui itu ! Dan pada akhirnya, aku membawa kabur Virus itu menuju Inggris via Kereta. Lagi-lagi, mereka mengetahui jika aku berada di situ. Mereka mengirimkan agen-agen lainnya untuk menangkapku. Dengan sangat terpaksa, aku mengacaukan laju kereta dan meledakkannya di terowongan bawah laut kereta Eurostar itu.

Lantas bagaimana aku kabur ? Hahaha... Bukan Siti jika tidak punya banyak akal. Aku memanfaatkan adanya kapsul evakuasi di kereta tersebut dan akhirnya aku selamat. Sungguh, aku merasakan kenikmatan saat membunuh. Hingga pada akhirnya aku bekerja pada pihak musuhku dahulu ketika aku menjadi agen. Senang ? Sangat.

"Tolong periksa jenazah P-22.". Suara itu berasal dari luar kamar mayat ini. Seperti jenazah dia akan dimasukkan ke freezer jenazah. Aku harus pergi dari sini. Aku mengendap-endap di belakang pintu lalu keluar dari ruangan itu dengan aman. Salam perpisahanku untuk si Jalang cilik itu sudah selesai. Saatnya untuk kembali pada rencana jahatku, ralat, rencana jahat kami.

Aku langkahkan kaki ku keluar dari rumah sakit ini menuju mobil SUV berwarna abu-abu. Aku kendarai mobil ini menembus padatnya jalanan kota Sidoarjo ini. Sangat panas suhu di luar. Aku tidak betah di sini. Setelah beberapa Jam aku telah sampai di sebuah hotel kecil di Surabaya. Kulangkahkan kakiku ke meja resepsionis.

"Ada yang bisa saya bantu, Mba ?". Ujar perempuan ini memberikan pertanyaan padaku seolah aku orang yang ramah. Tak perduli !

"Devil's Eye 666". Ucapku dengan jutek padanya. Lalu dia memanggil pelayan hotel itu dan menuntunku untuk jalan di lorong 13 untuk menuju ruangan P-666. Aku memasukkan kata sandi dan sidik jariku pada sebuah lukisan di dinding ini.

Lalu, suara gemuruh membuka tembok ini yang menunjukkanku sebuah tangga bawah tanah. Aku susuri anak tangga yang cahayanya temaram ini hingga akhirnya aku sampai pada pintu bertuliskan P-666.
"Get the virus ? (Dapat virusnya ?)". Ujar orang yang duduk dengan membelakangiku dan mejanya.

"Have I ever made you dissapointed ? (Apakah aku pernah membuatku kecewa ?)". Aku mendekati mejanya itu dan duduk di atas mejanya dengan balutan dress ku yang ketat.

Could You Be Mine ? [DONE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang