Hola, Amigos...
Ketemu lagi dengan Jejen :)
Tetap #StayAtHome dan selalu cuci tangan ya :)Semoga kalian masih suka dengan cerita Jejen yang gak jelas ini :)
Happy Reading, Amigos...♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡
.
.
.
"Mandi dulu gih sana. Aku siapin pakaiannya nanti.". Ucapku. Dia mengangguk dan langsung mengangkatku dengan mudahnya ke dalam pelukannya. Kami bergerak menuju kamar. Aku mencopoti pakaiannya satu per satu sampai dia bugil. Lalu melilitkan handuk di pinggangnya.
"Berbakti sekali calon pasanganku ini, Ya Tuhan...". Ucapnya padaku. Aku hanya tersenyum bahagia saat mendengarnya. Sembari membawa pakaian kotornya aku memeluk pinggangnya yang kecil itu.
"Iya dong... Istri yang baik harus seperti ini...". Aku mengecup roti sobeknya yang tercetak sangat kering itu.
"Mas mandi dulu ya, Sayang...". Aku menganggukkan kepalaku lalu dia pergi ke kamar mandi. Aku menyiapkan pakaian bersih dahulu untuknya lalu membawa pakaian kotornya ke ruangan laundri.
Aku langsung mencuci pakaian itu lalu mengeringkannya dengan mesin tentunya. Setelah itu menjemurnya di dekat alat pemanas bersama dengan baju lainnya.
Setelah selesai dengan urusan mencuci pakaian, aku langsung menuju ruang makan dan mas Daffa sudah berdiri di sana dengan kedua tangannya seperti menyembunyikan sesuatu.
"Hai, sayangku. Sini...". Ucapnya. Akupun langsung mendekat ke arahnya. Aku memperhatikan tangannya yang masih diumpetin seperti itu.
"Kamu ngumpetin apa sih, Sayang ?". Ucapku penasaran pada benda yang disembunyikannnya itu.
"Kamu merem dulu dong... Biar terkejut gitu, Yang...". Ucapnya. Lalu aku menurut perkataannya dengan memejamkan mataku.
"Buka matamu sayang...". Aku membuka mataku lalu melihat satu kotak penuh coklat yang aku tahu harganya itu mahal coy...
"Ya ampun, Mas... Kok beliin aku coklat segala sih...". Aku menerima kotak coklat asli belgia yang berisi 3 tingkat itu.
"Kekasihku kan suka dengan coklat. Makanya mas kasih kamu coklat, Sayang...". Ucapnya.
"Makasih loh, Sayang... Tapi aku dibeliin coklat yang 500-an aja udah senang sekali. Ini terlalu mahal sayang...". Masalahnya aku kan sering makan di Mall yang di samping gedung tempat kerjaku. Aku melihat coklat ini yang satu tingkat saja dijual dengan harga 1,2 Juta. Apalagi ini yang tiga tingkat, Ya Tuhan...
"Enggaklah. Mas akan memberikan yang terbaik untuk calon istri mas.". Dia mengecup keningku lembut. Perlakuannya membuat hatiku semakin menghangat sehingga aku tidak jadi berargumen dengannya.
"Yasudah... Terima kasih ya, Sayang. Nanti kita makan sama-sama coklatnya, Ok ?". Dia mengangguk.
"Yaudah, sekarang makan yuk. Mas lapar nih sama masakan kamu yang enak...". Dia mengajak aku untuk makan di samping dia dan aku melakukannya. Aku mengambilkan dia nasi dan lauk-pauk sesuai porsinya. Dan mengambil untuk aku juga. Kamipun makan bersama dengan khidmat. Tanpa pembicaraan, kami menyantap masakanku yang ternyata enak juga.
"Wah... Masakan kamu memang juara sayang...". Pujinya. Aku membereskan piring itu lalu dibantu olehnya.
"Mas bantu cuci piring ya...". Aku langsung menegurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Could You Be Mine ? [DONE]
FantasyPeringatan : Cerita ini mengandung unsur B×B, dominasi, dan agak sedikit sadis. Cerita tentang Hamzani Ramadhan yang jatuh cinta dengan teman satu kontrakannya. Namun, ternyata dia bukan orang biasa tetapi punya rahasia yang amat besar. Penasaran de...