Halo, Amigos. Kangen sama cerita ini tidak ? Maaf telat Update ya. Mimin lagi sibuk kerjaan nih. Banyak laporan yang tertumpuk. Ini juga kesempatan gara-gara disuruh kerja Online sama Atasan gara-gara COVID-19. Oh iya, stay safe ya teman-teman. Selalu cuci tangan setelah melakukan aktivitas dan selalu bawa hand sanitizer ya. Jangan lupa untuk berobat ketika sakit, Amigos.
Oh ya, Chapter ini panjang loh. Jadi siapin aja teh dan kopi serta cemilannya buat baca chapter ini. Hope you guys like it cerita gak jelas ini :).
"Zani". Suara itu memecah kefokusanku saat membaca buku Basic Application of Reverse Current di perpustakaan ini.
"Iya, Pak. Ada apa memanggil saya ?". Ujarku kepada Pak Samuel yang merupakan dosen Virologi dan Mikrobiologi di fakultasku.
"Saya hanya ingin mendengar jawabanmu tentang ajakan saya tadi saat mengajar kelas mu. Bagaimana ?". Ujar Pak Samuel yang duduk berhadapan denganku. Well, Pak Samuel sebelumnya menawarkan ku sebuah penelitian kerja sama di Sidoarjo untuk pengembangan anti-viral sebuah virus Xilomial-17G. Beliau mengajak ku karena memang aku berada di-background yang tepat, yaitu analisator sentrifugal. Tapi, aku belum menjawab tawaran tersebut mengingat resiko yang akan ku dapatkan saat berhadapan dengan Virus tersebut.
"Sebenarnya saya khawatir mengenai urusan dengan virus tersebut, Pak. Seperti yang bapak ketahui bahwa Xilomial sangat berbahaya".
"Kamu tidak perlu khawatir. Kita akan melakukan penelitian di ruangan bertekanan rendah dan suhu di sana merupakan suhu dorman bagi suatu Virus. Lagipula kamu tidak perlu bersentuhan dengan Virus tersebut karena sudah menggunakan lengan robotik. Bagaimana ?". Ujar Pak Samuel yang telah meluruskan keraguan ku. Jika ditelaah kembali itu merupakan kesempatan yang bagus untuk ku. Baiklah, mungkin inilah saatnya bagiku untuk unjuk gigi kepada dunia.
"Baiklah jika Bapak mengatakan hal yang demikian. Saya terima tawaran Bapak. Jadi, kapan kita berangkat ?". Ucapku yakin.
"Syukurlah. Saya akan mengurus segala keperluan akademikmu terlebih dahulu. Kita janjian saja bertemu di Gedung Saraswanti, Sidoarjo pada lusa nanti sekitar jam 9 pagi".
"Baik, Pak. Terima kasih".
"Seharusnya saya yang berterima kasih karena kamu mau memenuhi ajakan saya. Terima kasih ya, Zani. Saya tunggu lusa di lantai 12 gedung tersebut, siap ?"
"Siap 86, Pak". Ucapku sembari memberi candaan hormat kepada beliau.
"Baiklah, saya pergi dulu ya. Saya akan mulai mengurus kegiatan akademikmu sekarang juga. Sampai jumpa". Ucapnya sembari meninggalkan sisi depanku. Aku hanya memberikan senyuman renyahku padanya. Entahlah keputusanku ini akankah mebawa prahara baru atau ... Ah entahlah.
Kuputuskan untuk meninggalkan perpustakaan ini menuju ATM Center yang terletak tak jauh dari perpustakaan ini. Ya... aku hanya ingin mengambil uang beasiswaku sekitar 100.000 sampai 300.000 saja. Pasalnya tidak enak hati aku selalu diberi makanan oleh Mas Daffa sekali-kali aku akan membelikannya sesuatu. Tapi apa makanan yang dia suka ya ?
"Drrttt... Drtttt... Drttttt...". Telepon genggamku bergetar tanda bahwa ada sesuatu yang aku dapatkan. Oh, ternyata sebuah pesan via Whatsapp. Tapi nomor siapa ini ? Loh, fotonya... sepertinya aku mengenal foto punggung lebar dan kokoh ini dengan jaket kulit bertulisan "TGOI". God ! Ini akun Whatsapp Mas Daffa ! Tapi darimana dia mendapatkannya ? Aku tidak pernah memberikan Nomor Whatsapp ku padanya.
"Dimana " Itu pesan yang dia tulis. Singkat dan tanpa tanda baca sedikitpun yang mempertegas tulisannya.
"Ini siapa ?" Tulisku pada pesan singkat tersebut. Aku ingin tertawa karena aku sebenarnya tahu siapa lawan bicaraku namun biarlah aku pura-pura tidak mengetahuinya. Aku dengan segera mencari tempat duduk yang tersedia di Gazebo perpustakaan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Could You Be Mine ? [DONE]
FantasyPeringatan : Cerita ini mengandung unsur B×B, dominasi, dan agak sedikit sadis. Cerita tentang Hamzani Ramadhan yang jatuh cinta dengan teman satu kontrakannya. Namun, ternyata dia bukan orang biasa tetapi punya rahasia yang amat besar. Penasaran de...