UwU

1.4K 90 3
                                    

Hola, Amigos...
Ketemu lagi dengan Jejen :)
Tetap #StayAtHome dan selalu cuci tangan ya :)

Semoga kalian masih suka dengan cerita Jejen yang gak jelas ini :)
Happy Reading, Amigos...

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

(5 Hari setelah kejadian Rapat itu)

"Halo, Mba ?". Ucapku pada saluran telepon kantor ini.

"Zan, Ini laporan buat Pak Ramlie aku kirim via e-mail saja ya. Aku masih di Bali nih...". Wah... Enaknya.

"Oke, Mba. Tenang aja. Jangan sampai ada yang kurang ya, Mba.". Ucapku.

"Oke, Bosku yang baik. Enggak ada kok. Aku juga udah crosscheck, kalo gak percaya coba aja cek. Oh iya, kamu mau oleh-oleh apa, Zan ?". Hehehe... Aku mau ngerjain Mba Ana ah...

Dengan menggenggam telepon ruanganku aku membuka pintu ruanganku.

"GUYSSS... MBA ANA MAU BAWA OLEH-OLEH BUAT KITA NIH !!!!". Teriakku pada satu ruangan kantor ini. Mendadak semua ricuh dan berteriak kegirangan.

"WAAAAHHH... MAKASIH MBA ANA !!!".

"I LUP YU MBA AN... CEPET BALIK YA !".

Aku tertawa terbahak-bahak dan kembali ke dalam ruanganku. Aku mendengar dari telepon jika Mba Ana sedang menggerutu. Lucu dah...

"Tuh, Mba An. Pada minta semua nih... Jangan lupa ya.". Ucapku sembari masih tertawa.

"Ih... Zani. Boncos dong aku... Gak papa deh. Sekali-kali. Ya sudah ya, Zan. Aku mau balik ke resort dulu.". Akupun mengucapkan selamat tinggal dan mengakhiri panggilan telepon.

"Huhhh... Setel musik ah...". Aku menghampiri sound system di ruanganku ini dan menghubungkannya via bluetooth dengan ponselku. Memutar lagu-lagu favoritku di kerjaan memanglah nikmat, Kawan.

Ya beginilah aku. Seorang ketua divisi yang merangkap menjadi seorang ketua riset mikrobiologis dan virologi. Singkatnya, aku adalah ketua sektor B di tingkat Nasional. Pelantikkanku secara resmi telah dilakukan oleh Pak Azis 3 hari yang lalu. Awalnya aku ingin dipindahkan di kantor pusat yang berada di Jakarta tapi aku menolak.

Aku cinta kantor ini dan teman-temanku. Juga, aku tidak ingin meninggalkan orang yang aku cintai, yaitu Mas Daffa. Bicara soal mas Daffa dia semakin hari semakin kekar saja. Ototnya tambah mengeras seperti tembok dan juga lebih romantis. Dia benar-benar serius dengan hubungan kami. Tapi aku masih memintanya untuk menunda pernikahan kita sebelum mendapatkan restu dari ibuku dan juga Abah mas Daffa. Lagipula aku harus menyelesaikan studi S-2 ku, karena masa dispensasiku akan habis sebentar lagi.

Jika kalian bertanya tentang dua sejoli penjahat itu, mereka telah dihukum mati di rumah jagal yang merupakan tempat eksekusi mati narapidana kelas kakap. Tentunya dunia ini kembali kehilangan dua orang penjahat. Maka dunia ini kembali tersenyum ceria kembali. Persembunyian rahasia milik Siti dan Louvri itu telah dimusnahkan dan di ledakkan sampai tidak ada satupun tersisa. Data-data para gembong narkoba di dunia yang bekerja sama dengan Siti maupun Louvri memudahkan mas Daffa untuk mencari mereka dan memusnahkan bisnis haram mereka. Tentunya dengan cara brutal ala Mas Daffa.

Ha Ha How You Like That ...
You gon' like that, that, that, that, that, that, that, that, that...

Look at you now look at me
Look at you now look at me
Look at you now look at me
How you like that...

Aku bergoyang ria sembari melakukan fotokopi sebuah berkas di mesin fotokopi tepat di belakang diriku. Menggoyangkan badanku mengikuti irama ketukan dari lagu Blackpink yang berjudul How You Like That ini. Musiknya enak untung berdansa bagiku. Sampai saat aku berbalik arah menuju kembali duduk di meja.

Could You Be Mine ? [DONE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang