Hola, Amigos...
Ketemu lagi dengan Jejen :)
Tetap #StayAtHome dan selalu cuci tangan ya :)Semoga kalian masih suka dengan cerita Jejen yang gak jelas ini :)
Happy Reading, Amigos...☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
*Sudut Pandang Zani*
.
.
"Ehh... Haduuhhhh !!!". Kakiku berasa ditarik oleh sesuatu. Aku mencoba untuk menarik kakiku tapi tetap saja tidak bisa bahkan sampai aku jatuh tengkurap di saluran udara ini.
"Apakah Siti berhasil menangkapku ?". Batinku menduga. Tapi kok dia diam saja dan tidak menarik kaki ku ya ?
Akhirnya aku putuskan untuk memutarkan pandangan kepalaku ke belakang sembari memejamkan mataku, tentunya.
Perlahan tapi pasti aku berbalik arah dan juga perlahan membuka kelopak mataku...
"Lah ? Tidak ada orang ?". Kosong ternyata dan tidak ada siapa-siapa di sini. Akupun berusaha menarik kaki kananku itu tapi tetap tertahan. Dengan susah payah aku mendekatkan kepalaku ke arah kakiku.
"Oalah... Kurang ajar !". Ternyata eh ternyata ujung celanaku nyangkut di sebuah baut penghubung saluran udara, Teman-teman.
"Bikin kaget aja dah !". Aku melepaskan sangkutan celanaku itu dan akhirnya aku bisa merangkak secara normal kembali mengikuti radio di ponselku.
.
.
.
Sudah beberapa kelokkan aku mengarungi saluran udara ini. Tapi aku tak kunjung mendapatkan sinyal. Aku terus menghadapkan ponselku yang masih bersemut ini di setiap kelokkan atau percabangan saluran udara.
"Astaga... Ini jalannya kemana sih...". Aku sembari masih merangkak mengikuti arah saluran udara ini.
"...Hari ini radio RRI mendatangkan seseorang yang sangat inspiratif sekali di bidang kuliner...".
"Alhamdulillah ! Akhirnya !". Aku berhenti merangkak dan keluar dari radio yang sudah terdengar agak jelas itu.
Teori itu benar ! Ada satu garis sinyal yang terlihat di penunjuk sinyal ponselku ini. Sebelum sinyal ini menghilang bak uang di akhir bulan, aku mencari nomor pak Ramlie dan mencoba menghubunginya.
"Halo, Zani ? Kamu di mana, Zan ?". Panggilan teleponku langsung disambar pertanyaan oleh pak Ramlie.
"Pak ! Syukurlah bapak angkat telepon saya, Pak. Tolong peringatkan orang-orang agar melakukan evakuasi dari aula, Pak.". Ujarku.
"Hah ? Apa ? Evakuasi ? Maksud kamu apa ? Kamu dimana ? Presentasi kita akan dimulai...". Ujarnya yang terkesan agak tidak percaya terhadap perkataanku.
"Hmmm... Saya ada di salu-...".
Tutttt... Tutttt... Tuttt...
"Halo, Pak ? Pak Ramlie ? Halo ?". Tiba-tiba saja saluran panggilan teleponku terputus.
"Ih ! Kok putus sih ! Sinyalnya masih ada kok...". Aku berusaha kembali memanggil nomor pak Ramlie.
"Sisa pulsa anda tidak cukup untuk melakukan panggilan ini...".
"HWAAAAAAAAAAA ! BANGKEEEE...". Teriakku bahkan sampai saluran udara ini bergema.Aduh... Kok bisa-bisanya pulsa ku habis disaat yang seperti ini. Aku kesal bukan main ! Rasanya aku ingin sekali makan orang kali ini saking kesalnya ! Aku sebenarnya bisa isi pulsa lewat m-Banking tapi kan perlu koneksi internet. Sedangkan di saluran udara jaringan data tidak akan bisa melakukan transmisi karena seluruh saluran udara terbuat dari logam. Masa iya di saluran udara ada konter pulsa ? Ini cerita aksi woy, bukan komedi !
KAMU SEDANG MEMBACA
Could You Be Mine ? [DONE]
FantasyPeringatan : Cerita ini mengandung unsur B×B, dominasi, dan agak sedikit sadis. Cerita tentang Hamzani Ramadhan yang jatuh cinta dengan teman satu kontrakannya. Namun, ternyata dia bukan orang biasa tetapi punya rahasia yang amat besar. Penasaran de...