Waduh !

1K 81 2
                                    

Hola, Amigos...
Ketemu lagi dengan Jejen :)
Tetap #StayAtHome dan selalu cuci tangan ya :)

Semoga kalian masih suka dengan cerita Jejen yang gak jelas ini :)
Happy Reading, Amigos...

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆


*Sudut Pandang Mas Faris*

"Akhirnya kelar juga ini kerjaan.". Urusanku dengan kabel-kabel ini telah selesai juga pada akhirnya. Tadi kabel HDMI-nya agak sedikit ngambek, lubangnya sedikit kotor.
"Faris ...". Aku mendengar suara pria yang memanggil namaku.

"Eh, Iya, Pak. Ada apa ?". Ujarku yang ternyata Pak Ramlie. Aku kira setan.

"Zani sudah siap ?". Ehm... Kok dia malah nanyain Zani ? Kenapa gak langsung dengan orangnya ?

"Kurang tahu, Pak. Tadi dia sih lagi persiapin file presentasinya.". Wajah dia nampak agak resah. Kenapa ya ?

"Ya sudah. Kita temui dia sekarang. Saya takut dia telat.". Kamipun langsung menuju ruangan tunggu.

"Loh ? Katanya Zani ada di sini ?". Tanyanya. Oh, Iya...

"Astaga. Saya lupa, Pak. Tadi dia pergi ke toilet. Kebelet buang air kecil kayanya.". Kok aku lupa ya pesan dia tadi.

"Ini 3 menit lagi acara pembukaan loh.". Aku menelik jam dan benar saja waktu pembukaan tinggal 3 menit lagi. Wajah pak Ramlie pun agak sedikit panik.

"Sebentar, Pak. Saya coba hubungi Zani.". Aku mengambil ponselku lalu mencoba menelpon dia.

"Nomor yg anda tuju sedang di luar jangkauan. Silahkan coba beberapa saat lagi...".

"Ishhh... Tumben ponsel Zani tidak aktif...". Tutur kataku membuat pak Ramlie menjadi kaget.

"Ya ampun... Dia sedang apa sih ? Kok lama ya ?". Benar juga. Zani sedang apa di toilet lama-lama ? Ada apa ?

"Pasti ada yang aneh di sini...". Dugaku.

"Pak Ramlie ...". Panggil seorang pria dari arah aula.

"Eh iya, Pak. Maaf, presentator saya sedang ke toilet.". Ujar pak Ramlie. Tunggu, itu kan Dirut Saraswanti, pak Azis.

"Ya sudah. Tidak apa-apa. Kita duduk di tempat kita dahulu, pembukaan akan segera dimulai.". Pak Ramlie dan aku mengangguk dan berjalan menuju kursi yang sudah tertera nama kami di Aula yang dipenuhi tokoh penting dunia ini.

"Zani, semoga kamu baik-baik saja.".

********************

*Sudut Pandang Mas Daffa*

Hotel ini penuh sesak dengan kerumunan tamu penting untuk konferensi ini. Kami, pasukan TGOI bertugas mengamankan seluruh aktivitas di pertemuan ini. Aku hanya bertugas sebagai pemimpin pengamanan.

"Hei, Fa !". Seorang pria berdarah tionghoa itu berlari ke arah ku sembari memakai pakaian formal dan kacamata hitam. Aku sedikit tertawa melihat kedatangannya itu. Dasar sahabatku ini ...

"Kamu udah nganter Zani ?". Tanyaku. Dia masih mengatur napasnya yang memburu itu.

"Udah... Hah... Maaf telat.". Aku menepuk bahunya pelan.

"Tidak apa. Oh ya, lain kali sering-sering olah badan biar staminamu kuat. Masa lari segitu doang udah huhahuha... Hahaha...". Dia cemberut dan jujur ekspresi dia memang tidak pernah berubah. Tetap lucu.

Could You Be Mine ? [DONE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang