Rahasia Rani

1.5K 102 2
                                    

Hola, Amigos...
Tetap #StayAtHome ya :)

Semoga kalian masih suka ceritanya :*
Happy Reading, Amigos...

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

*Sudut Pandang Penulis*

Rani dan Daffa sekarang telah berada di dalam ruangan perawatan dimana Zani di rawat. Daffa merasa sangat penasaran terhadap apa yang ingin dibahas oleh Ibu pacarnya ini sampai harus dirahasiakan dari Zani.
Sementara itu, Ibunya juga bingung harus berkata apa. Mengingat rahasia ini hanya dia dan suaminya saja yang tahu. Ini pertama kalinya dia menceritakan rahasia terbesarnya pada orang asing. Bukan, lebih tepatnya orang ini adalah sahabat dekat dari suaminya. Padahal dia sebenarnya tahu, jika Daffa dan suaminya seperti memiliki hubungan khusus. Tapi Ia tidak pernah memperdulikan itu.

"Jadi, masalah apa yang mau Mba ceritakan ?". Ujar Pria bertubuh kekar itu yang sekarang berdiri berhadapan dengan Rani. Rani menghela napasnya dalam dan bersiap untuk mengungkap ini semua. Sesekali dia melihat ke arah anaknya yang masih tertidur dengan lelap.

"Ayo kita duduk dulu di sofa itu.". Daffa mengangguk dan mengekor Rani untuk duduk di sofa di pojok ruangan itu.

"Kamu mau tahu alasan aku menikah dengan Mas Hasan ?". Daffa menggeleng tidak mengerti. Dia memang tahu jika Hasan dan Rina menikah bahkan dia hadir di pernikahan tersebut. Tapi alasan mengapa pujaan hatinya menikahi Rina itu, Ia sama sekali tidak tahu yang jelas hati dia sakit sekali ketika mengetahui Hasan menikah.

"Kalau kamu perhatikan, wajah suka cita kami saat pernikahan hanyalah topeng belaka. Aslinya kami berada dalam keterpaksaan dalam menikah.". Rina memasang senyuman getir ketika mengingat hari yang seharusnya menjadi kebahagiaan untuknya tapi malah berbalik 180 derajat dari keinginannya.

"Maksud mba ?". Ujar Daffa penasaran. Rani bersiap untuk menceritakan sebuah cerita besarnya. Cerita besar yang menceritakan mengapa dia dan Hasan bisa menikah.

*Sudut Pandang Rani*

"Sebenarnya, aku terpaksa menikahi mas Hasan.". Ya Tuhan, aku kira cukup untuk kebohongan yang selama ini kusembunyikan. Aku harus memberirahukan orang lain, tapi siapa ? Aku tidak memiliki sanak saudara. Namun, aku pikir orang yang mencintai anakku ini sepertinya orang yang tepat untuk mengetahui informasi ini. Ya, aku sudah mengetahuinya jika mereka memang sudah menjalin hubungan spesial saat aku berada di kamar mandi tadi. Aku melihat perlakuan mereka yang sangat hangat.

"Mba, serius ? Siapa yang memaksa Mba ?". Aku harus siap menceritakan ini.

"Ok, mba akan ceritakan semuanya.". Ujarku.

(Kilas Balik 23 Tahun Lalu)

"Is it done ? (Apakah sudah selesai ?)". Tanya seorang laki-laki asli Prancis ini padaku.

"Not yet. Those chromosoms haven't perfectly divided. (Belum. Kromosom-kromosom itu belum membelah sempurna).". Ujarku padanya.

"Oh, god... How long do we have to wait again ? I'm sick of it. (Ya Tuhan... Berapa lama kita harus menunggu lagi ? Aku capek deh).". Ujar dia mengeluh. Aku yang terus mengawasi mahluk hidup berukuran nano itu di tabung elektroda* hanya bisa mendecih kesal.

Tabung Elektroda : Tabung yang berisi elektron (muatan listril). Alat ini digunakan untuk melihat benda berukuran mikro atau nano bahkan ato dengan memanfaatkan radiasi elektron untuk memantulkan bayangan objek yang diteliti secara 3 dimemsi. Tabung ini bagian dari Mikroskop Elektron.

Could You Be Mine ? [DONE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang