Aku Tidak Tahu

1.2K 83 3
                                    

Hola, Amigos...
Ketemu lagi dengan Jejen :)
Tetap #StayAtHome dan selalu cuci tangan ya :)

Semoga kalian masih suka dengan cerita Jejen yang gak jelas ini :)
Happy Reading, Amigos...

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆



.




"Dik, Abang nemu sesuatu nih...". Seruan Abang Lee membuatku langsung mendekatinya.

"Ini bisa kan ?". Dia memberikan aku sebuah botol kaca berwarna coklat. Sepertinya cairan ini mudah terbakar, sehingga botolnya berwarna coklat agar tidak terkena sinar matahari.

Aku melihat logo perusahaan pencampuran bahan kimia terkenal. Tertera sebuah label tercetak jelas di sana. Aku membacanya dengan seksama serta komposisi bahan aktifnya.

"Aku gak tahu ini cairan apa namanya. Tapi bahan aktifnya ada Hidrogen peroksida 39% dan Asam penta-dihidrat 59 %.". Ujarku sembari membaca label tersebut.

"Hmmm... Berarti apa itu, Dik ?". Lah ? Kok dia malah nanya ?

"Katanya abang jago kimia, kok gak tahu ? Hahaha...". Candaku. Dia tersenyum malu.

"Bercanda kok, Dik. Abang emang gak terlalu jago dalam beginian. Emangnya ini apa ?". Tanyanya balik.

"Aku juga gak tahu, Bang. Tapi botol coklat kaya gini biasanya digunakan buat cairan yang mudah meledak akibat sinar matahari.". Aku menunjukkan lambang 'Explosive' yang tercetak di belakang botol tersebut.

"Eh, bentar. Kamu punya korek gak, Dik ?". Tanyanya. Aku menggeleng.

"Coba, teman abang kayanya punya. Dia nge-rokok soalnya.". Dia berlari menuju kursi itu lagi.

"Loh ? Jadi itu temannya Abang ?". Tanyaku.

"Iya. Kami tertangkap saat mau cari kamu di saluran udara lewat ruangan kontrol.". Ungkap dia sembari merogoh setiap kantung temannya itu. Aku perhatikan wajah orang itu, seperti pernah kelihatan. Oh ! Orang ini yang pas tadi aku tanya dimana letak toilet.

"Bang ! Ini temannya dibukain dulu rantai sama borgol pasungnya !". Bukannya bantu, dia malah sibuk entah ngapain dengan cairan itu.

"Kamu aja, Dik. Abang punya ide.". Dia menyirami lubang kunci itu dengan cairan mudah meledak dan terbakar itu. Lalu, mengambil sebuah kain pel yang panjang.

Sementara aku berusaha melepaskan pria ini dari borgolnya dan rantai serta membangunkannya. Tentunya, aku menggunakan cara yang sama seperti yang aku lakukan pada Abang Lee.

"Loh ? Saya di mana ?". Ucapnya sembari celingukkan. Akhirnya dia sadar dan telah terbebas dari ikatan, sekali lagi ilmu pengetahuan bisa menjadi jalan keluar.

"Mas tenang dulu ya. Kita lagi berusaha mau keluar dari sini.". Ujarku.

"Zani ! Roy ! Cepat ke sini !". Bang Lee memanggil kami. Dia seperti sedang bersembunyi di balik lemari kayu dengan tangan yang sudah memegang korek. Kamipun mendekati Abang Lee dengan terburu-buru. Ngomong-ngomong, jadi dia yang namanya Roy.

"Ada apa, Bang ?". Tanyaku sembari memegang bahunya.

"Kita berlindung di sini dan pegangan yang kuat. Abang mau ledakkin pintu itu pakai cairan yang tadi.". Ujarnya. Wow, mirip di film aksi deh. Kami mengikuti perintah Abang Lee. Dia langsung menyulut kain pel panjang itu dengan api.

Api menjalar dengan cepat ke arah botol tersebut yang sudah diikat di gagang pintu tersebut.

BOOOOOOOMMMM !!!

Could You Be Mine ? [DONE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang