K-Geat

1.6K 114 6
                                    

Hola, Amigos...
Tetap #StayAtHome ya :)

Semoga kalian masih suka ya
Happy Reading, Amigos...

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆


.

"Mbak Rina ? ...". Ucapku saat melihat sesosok wanita yang nampak aku kenal lari menuju rumah sakit sedang bersama Zani. Dia menangis melihat anaknya seperti ini. Tapi dia menjadi kaget karena melihatku.

"Apa yang kau lakukan di sini ?". Ucap wanita itu. Aku melangkah masuk ke ruangan ini dan menutup pintu ruangan ini.

"Mamah kenal karo Mas Daffa ? (Mamah kenal sama Mas Daffa ?).". Ucap Zani dengan ternyata mengenalku.
"Mba, aku cuma mau rawat Zani. Mba tahu itu kan ?". Ucapku mendekat pada wanita ini. Mba Rina terlihat menangis ketika melihat wajahku. Aku pasti merasakan apa yang dia rasakan. Pasti dia berasa melihat masa lalunya dengan Mas Hasan.

"Mah, aja nangis sih. Set mau malah nangis bae. (Mah, jangan nangis sih. Dari tadi malah nangis mulu).". Zani menenangkan ibunya itu dengan membelai kedua punggung tangannya. Ibunya tersenyum pada Zani serta mengelap seluruh air matanya.

"Iya. Wis ora kok, Nang. (Iya. Udah enggak kok, Nak)". Dia lalu melihat ke arahku.

"Daffa, kita bisa bicara di luar ?". Aku mengangguk lalu menuju ke luar kamar.

"Mah, aja galaki Mas Daffa ya. (Mah, jangan galakin Mas Daffa ya).". Meskipun aku tidak mengerti tapi sepertinya itu lucu sehingga membuat Ibunya tersenyum.

"Iya, Nang. Tenang bae. Tinggal dipit ya. (Iya, Nak. Tenang aja. Tinggal dulu ya)". Lalu kami benar-benar telah berada di luar meninggalkan Zani sendirian di dalam kamar itu.

"Aku tahu kamu selalu mengawasi anakku dan aku, ya kan ?". Ujar Mbak Rani kepadaku.

"Mba, ayo kita duduk dulu. Aku ak-...".

"Daffa ! Aku tidak mau kamu mendekati anakku ini. Lihat akibat dia terjerumus dalam masalahmu ?". Potong Mba Rani saat aku ingin berbicara. Aku langsung membawa dia untuk tenang dan duduk di dekatku. Canggung ? Pasti.

"Mba, maaf sebelumnya. Tapi benar dugaan mba. Aku selama ini mengawasi mba dan Zani. Aku melakukannya agar keluarga mba tetap aman. Aku ingin melindungi kalian, Mba.".

"Tapi kamu lihat sendiri kan bagaimana hasilnya jika dia ada di dekatmu ?". Mba Rina menangis ketika melihat anaknya yang hampir saja meregang nyawanya.

"Mba, aku janji tidak akan mengulanginya lagi. Tadi Zani luput dari pengawasanku saat dia bekerja.". Dia langsung memandangku dengan raut wajah bertanya.

"Apa maksudnya ?".

"Zani mendapatkan proyek penelitian bersama dosennya di salah perusahaan, Mba.". Aku mencoba menenangkan Mba Rina yang merupakan mantan suami sahabatku ini.

"Dia tidak pernah bilang padaku...". Ujarnya. Aku kaget, karena aku kira pasti Zani memberitahu Ibunya tentang ini terlebih dahulu.

"Bukan Mba saja. Aku juga baru-baru ini mengetahuinya. Maaf ya mba aku malah buat Zani kaya gini.". Ujarku dengan wajah menyesal.

"Daffa, kamu tahu kan betapa dia kehilangan sosok ayahnya ?". Aku mengangguk. Aku justru pernah melihat orangtuaku yang sangat mengenaskan. Pastinya aku tahu bagaimana rasanya seperti itu.

Could You Be Mine ? [DONE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang