Hola, Amigos...
Ketemu lagi dengan Jejen :)
Tetap #StayAtHome dan selalu cuci tangan ya :)Semoga kalian masih suka dengan cerita Jejen yang gak jelas ini :)
Happy Reading, Amigos...☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
"Huuuhhhh... Haaaahhhhh...". Aku berusaha untuk mengatur napasku sebelum aku sampai di hotel tempat berlangsungnya konferensi yang sangat penting ini.
Gugup ? Tentu. Ini pertama kalinya aku presentasi dihadapan orang banyak ditambah lagi pada acara yang dihadiri presiden Indonesia, serta tokoh penting dunia lainnya. Aku tidak boleh tersilap, aku harus membawakannya dengan sempurna."Zani ?". Suara laki-laki itu membuat aku menjadi agak sedikit terkejut.
"Mas Faris kebiasaan deh, mengageti aku terus ...". Omelku.
"Lah, kamu melamun terus. Selepas itu, menarik napas terus mengeluarkannya lagi dan terus menerus. Ada apa memangnya ?". Betul juga sih, aku terlalu sibuk bermonolog dengan pikiranku sendiri.
"Lagian siapa yang tidak gugup jika diminta untuk presentasi di depan tokoh penting dunia ini ?".
"Aku tidak...". Ih, asistenku ini. Kok bisa ya menyebalkan seperti ini...
"Halahhhh... Mas ini malah tidak memberikan solusi.". Ujarku.
"Santai saja. Lagipula, pasti kamu sudah hapal dengan apa yang kamu teliti kan ?". Sekali lagi, dia benar. Apakah ini hanya perasaan gugup ku saja ketika berhadapan dengan orang baru ya ? Hmmm... Bisa jadi seperti itu.
"Semoga deh. Doakan agar sukses ya, Mas...". Dia tersenyum seolah memberikan aku semangat. Masalah semangat, aku jadi ingat kejadian tadi pagi.
(Kilas Balik Pagi Hari)
"Sayang...". Panggilku dari dapur rumah ini. Aku bangun pukul 4 pagi dan sangat pagi sekali untukku, sementara mas Daffa masih tidur.
"Masih belum bangun ?". Aku melirik jam yang terletak di samping kananku yang menunjukkan pukul 05:30. Aku bangun awal karena mas Daffa ingin makan Cap cay dan Ayam betutu. Ya, walaupun aku masak sambil melihat tutorialnya via internet setidaknya aku bisa masak lah, daripada perempuan yang menikah tapi tidak bisa masak mie instan (Hohohoho... Kalian tahu siapa yang aku bicarakan).
"Aku bangunin saja deh...". Aku beranjak naik menuju kamar kami. Dia berkata bahwa hari ini dia akan menjadi tamu kenegaraan bidang ketahanan dan keamanan negara dalam suatu rapat penting pagi hari ini. Aku harus pastikan dia tidak terlambat.
"Ya Allah... Masih tidur.". Aku melihat badan super kekar nan besar itu tertidur pulas di atas kasur sembari memeluk guling. Sehabis bercinta semalam, sepertinya tenaga kuda-nya perlu diisi ulang dengan tidur. Ngomong-ngomong, dia masih telanjang bulat saat tertidur.
"Sayang... Bangun... Katanya mas ada acara. Bangun yuk...". Aku mengelus rambutnya dan mencubit lengannya tapi tidak bisa saking kerasnya badan dia. Manusia isinya otot semua ini.
"Ehm ? Jam berapa memangnya ?". Dia masih setengah sadar dan langsung memeluk leherku sehingga wajahku kembali bersentuhan dengan wajahnya.
"Sudah jam 05:30 loh. Nanti terlambat. Ayo bangun, Manusia kekarku...". Aku mengecup pipinya. Tapi dia malah mengeratkan pelukannya.
"Ah... Libur saja lah. Mas ingin berduaan sama kamu, Sayang...". Hadeh... Kumat lagi.
"Sayang, aku kan juga ada rapat. Masa mas lupa ? Nanti yang presentasi siapa ? Terus kalau aku dipecat bagaimana ?". Ujarku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Could You Be Mine ? [DONE]
FantasyPeringatan : Cerita ini mengandung unsur B×B, dominasi, dan agak sedikit sadis. Cerita tentang Hamzani Ramadhan yang jatuh cinta dengan teman satu kontrakannya. Namun, ternyata dia bukan orang biasa tetapi punya rahasia yang amat besar. Penasaran de...