28. Logo

223 66 35
                                        

"Desaign? Aku punya kenalan. Dia jago banget gambar."

Celetukan dari seseorang refleks membuat Isyana dan Duta  menoleh ke sumber suara. Seorang gadis berambut sebahu dalam balutan kaos oblong abu-abu serta rambut sebahu menyorot mereka polos.

"Kok, benggong? Aku serius. Aku punya kenalan seseorang yang jago gambar. Bisalah bantuin kalian bikin logo usaha."

Serta-merta, Duta dan Isyana mengerutkan kening mendengar penuturan lebih lanjut dari Hana. Butuh waktu beberapa detik bagi dirinya untuk segera tersadar setelah keterkejutan. "Eh. Lo beneran, Han?"

Hana mengangguk antusias. Menyebabkan rambut sebahunya bergerak tak tentu arah. Senyuman bulan sabitnya terpatri lebar. Membayangkan wajah serius Kelvien ketika menggambar di atas sketchbook sukses menciptakan sebuah ide menarik di kepala gadis berambut sebahu tersebut.

"Nanti, Syan, aku bilang ke dia. Pasti bakal mau bantuin, deh."

Sorot Isyana sontak berkilat cerah. Wajahnya penuh harap menatap Hana. "Makasi banyak, Hana."

"Tenang aja." Melihat senyum sejuta watt tersungging di bibir lawan bicaranya, perasaan Hana membuncah. Ia bahagia karena dihargai secara tulus.

Duta yang sedari tadi memilih bungkam, kini angkat bicara. Alisnya naik sebelah. Dahinya bergelombang. Sementara matanya menyorot penuh rasa ingin tahu. "Eh. Kita belum kenalan, ya? Nama lo siapa? Gue Duta," sahut pemuda itu ramah seraya mengulurkan tangan.

Hana menerimanya dengan senang hati. "Aku Hana." Senyuman bulan sabitnya refleks tersungging.

"Gue nggak pernah liat lo sebelumnya. Temen sekelasnya Isyan?"

Selepas kedua tangan mereka tidak lagi bertautan, Duta mengutarakan rasa penasarannya. Isyana yang mampu membaca situasi, segera merangkul sok akrab bahu Duta dan Hana secara bersamaan.

"Dia bukan temen sekelas gue, Ta. Dia temen kita semua. Lo, gue, Gita."

Entah kenapa, mendengar Isyana menyebut kata 'teman', batinnya bergejolak tenang. Perasannya menghangat. Persis ketika ia mengucap janji persahabatan dengan Kelvien tiga belas tahun yang lalu. Senyumannya tidak kunjung memu

Setelah itu, percakapan ketiganya mulai bergulir tanpa canggung. Mereka membahas banyak hal. Mulai dari masalah logo, pengalaman di sekolah, hingga konspirasi film Spongebob yang menjadi perdebatan di sosial media.
Akan tetapi, meski begitu tidak melunturkan perasaan bahagia di benao Hana. Hari ini, ia akan melingkarinya sebagai hari yang paling bahagia.

Dia bertemu Inggita, gadis tomboy yang tidak ada takut-takutnya melawan Thiera and the genk.

Dia bertemu Isyana, gadis berwajah jutek yang dengan telaten membantunya membersihkan wajah dari coretan lipstik serta menenangkannya hingga berhenti menangis.

Dia bertemu pula Duta, pemuda yang dari luar terlihat urakan tetapi setelah mengenal lebih dekat tidak seburuk penampilannya.

Andai saja Kelvien berteman baik dengan mereka bertiga, tentu bahagia sekali hidup Hana berada di lingkaran persahabatan bersama Isyana, Inggita, Duta, dan Kelvien.

_____

Suasana dojang kali ini ramai padat oleh murid-murid yang berusaha meraih pergantian sabuk. Di sisi utara tempat pertandingan, terdapat tiga anak manusia yang sedang menatap kerumunan menanti Inggita berganti pakaian di ruang ganti.

Sepuluh menit yang lalu, Inggita selesei bertanding. Gadis tomboy berambut pendek menyerupai potongan laki-laki itu bersorak girang menemui Isyana, Duta, dan Hana sambil memamerkan sabuk hitam garis satu dengan perasaan bangga.
Ketiganya menyambut dengan ucapan selamat dan pelukan hangat bertubi.

All the Bad ThingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang