Isyana melirik notifikasi grup Line di ponselnya dengan tatapan gamang.
Haruskah ia datang? Keraguan menyergap batinnya. Membuatnya tidak percaya diri.
Sekali lagi, ia menilai penampilannya di cermin kamar mandi sekolah.
Refleksi seorang gadis berseragam putih abu-abu, dipadu rambut sepunggung yang dikucir kuda, kulit kuning langsat khas wanita Asia, bibir tipis merah muda, serta alis tebal sebagai sentuhan terakhir itu tengah menatap dirinya di dalam pantulan cermin.
Isyana menghela napas berat. Suara notifakasi yang saling bersahutan di grup Line menyadarkan gadis tersebut dari lamunan panjang.
ALUMNI IX-B (32)
Anggie S.
Jangan lupaa dateng ya guys! Sekalian reuni, nih.Sasha Maldyan
Kangennnn kaliannn.RENO
Pada dateng semua ambil SKHUN, kan?Elisyaaa
IYAA GUE KE SANAA.Gilbran Dev
Kayaknya, sih, iya hadir semua.Nathasa
Eh, Isyan. Dateng ga lo? @Isyana IsyanMelihat namanya disebut-sebut di dalam grup alumni, Isyana menggigit bibir bagian bawah. Lama dirinya membaca chat tersebut tetapi enggan menanggapi.
Sasha Maldyan
Dateng dong, Syan. Lo nggak kangen sama anak-anak?Jika boleh jujur, ketakutan terbesar Isyana adalah bertemu teman-teman masa SMP. Bukan. Bukan karena ia memiliki dendam atau masalah pribadi dengan mereka. Tetapi, perasaan malu terhadap almamater SMA Tarumanegara membuat gadis tersebut enggan menginjakkan kaki di SMP Bina Cendekia.
Apa kata teman-temannya nanti jika mengetahui Isyana Sarasvati bersekolah di SMA Tarumanegara?
Bisa terjun payung harga dirinya saat itu juga.
Entah hanya ketakutan-ketakutan sesaat atau perasaannya saja, Isyana minder jika teman-teman SMP mengetahui fakta tersebut.
Dulu, ketika SMP ia terkenal sebagai siswa ambius yang mengejar beasiswa full funded Andalas High School serta SMAN 8 DKI Jakarta. Meski tidak terlalu pintar, setidaknya gadis tersebut cenderung rajin. Mulai dari rajin mengumpulkan tugas tepat waktu, rajin belajar siang-malam, rajin mengikuti TO online maupun offline, rajin datang ke bimbingan belajar, serta rutinitas lain yang membuatnya dijuluki si Ambisius.
Namun, impiannya masuk ke dua sekolah favorit tersebut lantas dipatahkan oleh semesta.
Isyana gagal. Dirinya benci mengingat fakta tersebut.
Lalu, sekarang ia dihadapkan dengan kenyataan harus kembali ke SMP Bina Cendikia untuk mengambil SKHUN. Bertemu teman-temannya, pula.
Namun, lain cerita ketika Isyana berhasil lolos ke SMAN 8 DKI Jakarta, besar kemungkinan ia tidak ada se-panik ini ketika mengambil SKHUN. Gadis berkucir kuda tersebut akan mengangkat dagu tatkala bertemu dengan teman-temamnya, lantas membanggakan almamaternya.
Akan tetapi, jika SMA Tarumanegara?
Apa yang mau dibanggakan? Prestasi jago tawuran melawan STM 05?
Gerah dengan prasangka-prasangka buruk yang silih berganti di pikirannta, Isyana membilas wajah menggunakan air di wastafel. Lalu, kembali menatap refleksinya sendiri di cermin.
Notifikasi pesan dari grup alumni membuat gadis itu refleks melirik ponsel.
Orang-orang di grup tersebut setia menatikan konfirmasi keikutsertaannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
All the Bad Things
Fiksi Remaja[COMPLETE] Dalam hidup, selalu ada yang namanya jatuh, bangun, bangkit, patah, hilang, luka, tumbuh, kecewa, bahagia, dan gagal. Tiap-tiap insan akan mengalami fase tersebut. Tinggal bagaimana cara mereka untuk tetap bertahan. Sebab, memang begitu m...