Part 16

1.2K 103 103
                                    

Seokjin hanya memandangi Yoona yang sedang terbaring di atas tempat tidur di rumah sakit itu. Wajah Yoona terlihat sangat pucat. Yoona belum membuka kedua matanya sama sekali sejak ia selesai dioperasi pada bahu kanannya satu hari yang lalu. Seokjin terlihat sangat khawatir terhadap kondisi Yoona walaupun istri cantiknya itu sedang tertidur di hadapannya.

"Kim Yoona, kapan kau bangun? Aku sudah merindukanmu. Aishh apa yang kukatakan? Kenapa aku ini? Bagaimana kalau Yoona mendengarnya? Apa kau tidak malu Kim Seokjin?" ucap Seokjin pada dirinya sendiri. Seokjin benar-benar tidak sabar ingin sekali Yoona cepat-cepat bangun.

Tak lama, Yoona membuka matanya perlahan. Ia melihat sekelilingnya. Ia hanya dapat melihat warna putih di seluruh ruangan. Bahunya terasa sangat sakit ketika ia mencoba menggerakkannya.

"Chagiya.. Kau sudah bangun?" Seokjin segera memegang tangan Yoona secara perlahan untuk memberi tahu Yoona jika ia ada di sini.

"Oppa, apa aku di rumah sakit lagi?" tanya Yoona.

"Iya chagi, apa kau baik-baik saja? Apa bahumu masih terasa sangat sakit?" tanya Seokjin.

"Bahuku masih terasa sangat sakit. Tapi kurasa ini masih bisa ditahan."

"Baiklah, aku akan menyuapimu. Sekarang sudah waktunya kau makan." Yoona hanya mengangguk menanggapi ucapan Seokjin. Yoona memakan makanannya perlahan.

"Oppa, bolehkah aku berjalan-jalan di taman sini? Aku merasa sangat bosan." tanya Yoona ketika ia sudah selesai dengan makanannya.

"Tidak, kondisimu belum sepenuhnya membaik. Aku akan pergi sebentar untuk mengurus administrasi jadi kau tetap di sini, mengerti? Aku tidak akan lama." Seokjin mencium dahi dan kedua pipi Yoona sebelum ia pergi meninggalkan Yoona sendirian di kamar rawatnya. Sebenarnya Seokjin tidak pergi untuk mengurus administrasi, ia sedang mengurus seseorang yang sudah berani menyakiti Yoonanya.

"Kim Yoona!! Sedang apa kau di sini??" teriak seseorang dari luar kamar rawat Yoona. Yoona yang terkejut karena teriakannya pun menolehkan kepalanya ke arah pintu.

"Oh Jiminie? Kenapa kau ada di sini?" tanya Yoona ketika ia tahu yang meneriakinya barusan ternyata Jimin sahabatnya.

"Aku datang kesini untuk cek rutin perutku akibat tusukanmu. Tapi apa yang sedang kau lakukan di sini?"

"Berbaring seperti yang kau lihat."

"Yakk bukan itu maksudku. Kenapa kau ada di sini terbaring seperti ini? Wajahmu juga terlihat sangat pucat. Eoh bahumu? Ada apa dengan bahumu? Apa kau baik baik saja? Apa yang terjadi padamu? Bagaimana bisa kau menjadi seperti ini? Apa tuan psycho itu tidak menjagamu dengan baik? Atau ini ulah dia?"

"Jiminie, sudah sudah. Hentikan dulu pertanyaanmu, itu terlalu banyak kau tahu? Ini bahuku tergores pisau ketika aku berjalan-jalan di taman bersama Seokjin oppa. Entah siapa yang melempariku pisau. Dia sangat jahat."

"Ahh benarkah? Heumm apa kau bisa keluar? Aku ingin mengajakmu ke taman belakang di sini, apa kau mau?" Yoona merasa sangat senang dengan ajakan Jimin karena sedari tadi dia ingin sekali keluar dari ruangan ini.

"Nee aku mau. Tolong bantu aku duduk di kursi roda itu." dengan sigap Jimin pun membantu Yoona duduk di kursi rodanya dan mendorong kursi rodanya menuju taman.

Sesampainya di taman Jimin duduk di sebuah kursi panjang dengan Yoona yang ada di hadapannya.

"Apa kau tidak merindukanku Kim Yoona?"

"Aku rindu padamu Jiminie, sudah lama tidak bertemu rasanya. Oh iya kenapa kau memanggilku Kim Yoona? Tumben sekali."

"Aku hanya ingin mengingatkan diriku bahwa kau sudah ada yang memiliki. Sedih rasanya memikirkan itu." ucap Jimin dengan kedua tangan yang ia lipat di depan dada dan juga ekspresi sedih yang ia buat semakin membuat dirinya terlihat imut.

Sweet Psychopath -Kim seokjin (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang