Part 6

1.4K 108 13
                                    

Yoona terbangun pukul enam pagi. Ia terduduk di tepi tempat tidurnya dan melihat ada bubur di meja sebelah tempat tidurnya.

"makanlah bubur itu." ucap Seokjin yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar.

Yoona hanya menatap bubur tersebut tanpa ada niatan untuk memakannya. Bahkan menyentuhnya pun ia merasa enggan.

"kenapa hanya dilihat? Aku tidak menyuruhmu hanya untuk melihatnya saja, aku menyuruhmu memakannya." Yoona tetap diam tanpa menghiraukan ucapan Seokjin.

Seokjin pun duduk di sebelah Yoona.

Ia mengangkat dagu Yoona dan menatap matanya dalam dalam sembari berkata "maafkan aku jika aku menakutimu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia mengangkat dagu Yoona dan menatap matanya dalam dalam sembari berkata "maafkan aku jika aku menakutimu. Tapi inilah aku, aku tidak bisa merubah diriku. Tolong biasakan dirimu berada di dekatku." setelahnya Seokjin hanya diam menunduk melihat lantai kamarnya.

" setelahnya Seokjin hanya diam menunduk melihat lantai kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yoona hanya menatap Seokjin hampa. Ia tidak tahu harus berbuat apa dengan suaminya ini. "beri aku waktu." ucap Yoona tiba-tiba.

"nee?"

"beri aku waktu. Biarkan aku bebas dari kurungan ini."

"t-tapi k-kau.. Kau tidak bisa pergi dariku Kim Yoona."

"aku tidak akan lama Seokjin-ah. Aku hanya ingin istirahat sebentar. Kumohon ijinkan aku."

"baiklah aku akan menyiapkan segala kebutuhanmu." ucap Seokjin dengan berat hati.

"tidak, aku akan menyiapkannya sendiri."

"tapi aku bisa membantumu."

"aku sedang tidak ingin dibantu."

"baiklah terserahmu." Seokjin pun meninggalkan Yoona sendirian di kamar. Ia sedikit membanting pintu kamarnya.

Yoona pun segera membersihkan dirinya dan membereskan barangnya. Setelah selesai ia keluar kamar bersama koper kecilnya dan mencari Seokjin hendak berpamitan. Namun ia tidak menemukan Seokjin sama sekali. Akhirnya ia pun menuliskan note kecil untuk Seokjin sebelum ia pergi. Setelahnya Yoona segera pergi menjauh dari rumah itu.

Tanpa Yoona sadari, Seokjin memperhatikannya dari dalam mobil sejak Yoona melangkahkan kakinya keluar rumah. Seokjin terus mengikutinya hingga Yoona berhenti di sebuah tempat yang sangat tenang. Tepatnya di sungai han.

Yoona duduk di tepi sungai sembari menikmati angin yang menerpa wajah cantiknya. Tanpa ia sadari air matanya menetes begitu saja. "kenapa? Kenapa harus aku? Kenapa?" ucap Yoona bermonolog. Tangisan Yoona pun kian lama semakin deras. Ia benar benar tidak tahu harus berbuat apa.

Seokjin yang melihatnya pun segera melajukan mobilnya pergi menjauh. Seokjin mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia benar-benar merasa emosi saat ini. Seperti biasa, ia akan membunuh orang namun kali ini berbeda. Kali ini ia membawa korbannya menuju jembatan sungai Han. Ia hendak menjatuhkan korbannya dari jembatan tersebut.

Tanpa sengaja Yoona melihat Seokjin yang hendak menjatuhkan korbannya itu. Yoona pun segera berlari menghampiri Seokjin. Ia berteriak memanggil nama Seokjin. "Seokjin-ah... Andwaee!!!!"

Seokjin pun menoleh ke arah Yoona, namun sayangnya tangan Seokjin melepaskan korbannya itu hingga terjatuh ke dalam sungai.

"yakk!! Andwaee!!!" Yoona yang terkejut pun menutup mulutnya melihat apa yang telah dilakukan oleh Seokjin. Ia mematung di hadapan Seokjin.

"waee??!! Kenapa kau selalu membunuh orang-orang di sekitarmu? Kenapa??"

Seokjin tersenyum miring, "karena kau." jawab Seokjin.

"lalu jika ini salahku kenapa kau tidak membunuhku saja? Kenapa harus orang lain?"

"aku tidak bisa."

"kenapa? Tolong katakan kenapa kau harus membunuh orang lain jika kau tidak bisa melakukannya padaku bahkan jika aku yang bersalah?"

Seokjin tidak menghiraukan ucapan Yoona dan meninggalkannya begitu saja. Yoona pun terduduk lemas dan kembali menangis. Ia sangat lelah dengan keadaannya saat ini.

Tiba-tiba Yoona merasakan ada yang memeluk tubuh mungilnya. Ia pun mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa yang memeluknya saat ini. Ia sangat terkejut. Seokjin kembali lagi kepada dirinya dengan jaket yang sudah Seokjin pasangkan pada tubuh mungilnya. Tanpa berkata apa pun Seokjin kembali pergi meninggalkan Yoona untuk kesekian kalinya. Yoona hanya bisa kembali menangis tanpa tahu harus berbuat apa.

"Yoona-ah!!" Yoona sangat mengenal suara ini, ia tidak mungkin salah lagi. Ini sudah pasti suara Jimin.

"Jimin.." lirih Yoona yang tetap menangis sembari melihat Jimin yang sedang berlari menuju dirinya.

Tanpa ragu Jimin memeluk Yoona erat. Ia tidak peduli lagi bahkan jika ia harus mati di tangan Seokjin setelah ini.

"Yoona-ah apa yang kau lakukan di sini? Kenapa kau jadi seperti ini?" ucap Jimin memegang kedua pipi Yoona sembari menatap mata Yoona dalam dalam. Ia sangat khawatir melihat keadaan Yoona.

Yoona hanya menggelengkan kepalanya menanggapi ucapan Jimin dan kembali memeluk Jimin dengan tangisannya yang semakin kencang. Ia sedang tidak ingin menceritakan masalahanya pada siapapun. Ia hanya butuh pelukan dari sesorang yang benar-benar bisa memahaminya. Dan orang tersebut hanyalah Jimin. Ia merasa sangat nyaman dan tenang ketika bersama Jimin. Jimin membalas pelukan Yoona dan mengusap-usap punggung Yoona supaya Yoona sedikit tenang.

***

"Menginaplah di sini dulu malam ini, kau boleh tidur di kamarku dan aku akan tidur di sofa ini." ucap Jimin kepada Yoona.

"tidak Jimin-ah. Aku akan sangat merepotkanmu. Lebih baik aku tidak menginap, aku hanya ingin istirahat sebentar dulu di sini. Setelahnya aku akan pergi."

"tidak, aku tidak mengijinkanmu. Kau akan pergi kemana Yoona-ah? Apa kau akan pulang? Ke rumah orang tuamu?"

Yoona nampak sedang berpikir keras. Jimin hanya menghembuskan nafasnya melihat Yoona. "tinggallah di sini untuk malam ini saja. Besok pagi aku akan mengantarmu pulang ke rumah orang tuamu." ucap Jimin.

"baiklah aku akan tidur di sini saja Jimin-ah."

"oke tidak apa-apa jika itu maumu. Tunggu sebentar aku akan mengambilkanmu selimut." Jimin pun pergi meninggalkan Yoona untuk mengambil selimut seperti yang ia katakan.

Tbc...

Terima kasih yang udah mau baca ceritaku💜 maaf kalo ceritanya bikin bosen🙂  jangan lupa vomentnya ya😘😘

Sweet Psychopath -Kim seokjin (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang