Yoona terbangun dari tidurnya masih dalam posisi yang sama sejak beberapa jam yang lalu. Ia kembali melihat Jimin yang masih tertidur di sofa. Ia menghampiri Jimin jang membuat tubuhnya sejajar dengan posisi Jimin. Ia memandangi wajah tenang Jimin sembari mengusap dahi Jimin dengan lembut.
"Park Jimin. Kau tahu? Aku menyukaimu tetapi aku juga membencimu. Kenapa kau harus bermain dengan sembarang wanita Jim? Apa itu pelampiasan untuk dirimu? Jiminie... Aku tahu kau bukan pria seperti itu. Aku tahu adalah pria yang sangat baik dan juga lembut. Tetapi kenapa kau berubah? Kau bukan Jimin yang ku kenal seperti dulu."
Jimin bergerak untuk meregangkan tubuhnya. Ia terkejut melihat Yoona yang ada di sampingnya. Jimin pun segera terduduk.
"Yoona-yya? Kenapa kau ada di sini? Eoh selimutmu, kenapa ada di aku?" tanya Jimin yang baru saja terbangun. Yoona tertawa kecil melihat raut muka Jimin yang terlihat sangat lucu ketika bangun tidur.
"Tidak apa-apa. Aku sudah merasa lebih baik. Lagi pula sakitku tidak terlalu parah."
"Tidak-tidak kau harus istirahat." Jimin berdiri dan mendorong Yoona dengan lembut menuju tempat tidurnya. Yoona kembali berbaring di tempat tidurnya seperti yang Jimin minta.
"Ya sudah kau tunggu di sini. Aku akan ke kamar mandi dulu." Yoona hanya mengangguk menanggapi ucapan Jimin. Setelah Jimin emninggalkan Yoona, Yoona semakin tenggelam ke dalam pikirannya.
'Seokjin oppa. Aku merindukanmu. Apa kau sudah bangun pagi ini? Apa kau sudah sarapan? Aku ingin sarapan bersamamu lagi. Aku juga ingin merapikan jas mu ketika kau akan berangkat bekerja. Aku rindu semua hal tentang dirimu, bahkan kekejamanmu terhadapku. Aku ingin bertemu denganmu. Memelukmu erat, bercanda tawa denganmu. Aku ingin melakukan semuanya bersamamu. Apa aku bisa menemuimu lagi?' batin Yoona. Tanpa sadar Yoona meneteskan air matanya. Ia benar-benar rindu dengan Seokjinnya.
Cklekk
Jimin sudah kembali dari kamar mandi. Ia menghampiri Yoona. Ia sedikit terkejut melihat Yoona yang tiba-tiba menangis. Jimin mengusap pipi Yoona untuk menghapus air mata Yoona.
"Apa kau baik-baik saja Yoona-yya? Apa ada yang mengganggu pikiranmu?" tanya Jimin.
"Aku... Aku rindu Seokjin oppa." Jimin bergerak untuk memeluk Yoona. Yoona pun membalas pelukan Jimin erat sembari menangis di dada Jimin.
"Jiminie... Aku rindu Seokjin oppa. Aku ingin bertemu dengannya hiks... Aku ingin tahu kabarnya..." Jimin mengusap punggung Yoona untuk menenangkannya.
"Iya tidak apa-apa kau merindukannya. Kenapa kau tidak menghubunginya?" tanya Jimin.
"Ponselku hancur Jim. Aku tidak tahu siapa yang menghancurkannya. Bagaimana caraku menghubunginya?" Jimin terdiam mendengar ucapan Yoona.
"Ah aku tidak menyimpan nomornya. Sepertinya kau harus melupakan Seokjin dengan perlahan." tangisan Yoona semakin deras mendengar perkataan Jimin.
"Sudah sudah. Ada aku di sini. Kau tidak boleh kebanyakan pikiran dulu. Bagaimana kalau kita jalan-jalan hari ini?"
"Bolehkah?"
"Aku akan meminta ijin kepada dokter dan orang tuamu terlebih dahulu. Tunggulah di sini." Yoona melepas pelukannya dan membiarkan Jimin meraih ponselnya sembari berjalan keluar berniat menghubungi orang tua Yoona dan meminta ijin kepada dokter.
Beberapa menit kemudian, Jimin segera kembali ke ruangan Yoona. Ia menghampiri Yoona dengan senyumnya yang sangat lebar.
"Yoona-yya kita dijinkan keluar hari ini. Dokter bilang kau bisa langsung pulang. Ayo aku akn membantumu bersiap." ucap Jimin dengan sangat semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Psychopath -Kim seokjin (TAHAP REVISI)
Fanfiction'sebenarnya ada apa denganmu? Aku masih belum memahamimu dengan benar Kim Seokjin, maafkan aku.' batin Yoona. "apa aku mengijinkanmu untuk memandangiku ketika aku tidur?" ucap Seokjin tiba-tiba. "eoh oppa? K-kau sudah bangun? Maafkan aku." ucap Yoon...