Sinar matahari memasuki kamar kedua insan yang kini tengah tertidur lelap sembari berpelukan. Keduanya terlihat sangat tenang seakan-akan tidak ada masalah yang sedang mereka hadapi.
Perlahan Yoona merasakan sinar matahari menyentuh pipinya. Ia terbangun masih dalam posisi di pelukan Seokjin. Ia menatap wajah Seokjin yang tepat berada di hadapannya. Melihat Seokjin yang seperti ini membuat Yoona merasa sedikit tenang di tengah permasalahannya dengan Seokjin. Seokjin terlihat sangat damai dan tampan jika sedang tertidur.
"Jangan memandangiku. Aku malu." ucap Seokjin tiba-tiba.
Yoona yang terkejut karena tiba-tiba Seokjin terbangun pun segera mengalihkan pandangannya. Ia memutar badannya berusaha memunggungi Seokjin mengingat apa yang sudah terjadi kepada mereka semalam. Yoona marah kepada Seokjin, tentu saja. Seokjin menarik tubuh Yoona untuk menghadapnya lagi, namun Yoona tetap menolak.
"Jangan memunggungiku. Aku tidak suka."
Akhirnya Yoona pun menyerah dan berbalik menghadap Seokjin. Keduanya saling memandang, menyalurkan semua kasih sayang sebelum mereka berpisah pada akhirnya.
"Aku ingin menciummu. Sekali saja, untuk yang terakhir. Bolehkah?" tanya Seokjin. Yoona terlihat sedang berpikir. Ia tidak suka jika ini menjadi yang terakhir. Tapi tidak ada salahnya mengabulkan permintaan Seokjin kali ini. Yoona mengangguk menanggapi pertanyaan Seokjin.
Tanpa berpikir panjang, Seokjin melumat bibir Yoona dengan lembut. Ia ingin menyalurkan semua rasa sayangnya kepada Yoona, untuk yang terakhir kalinya. Ciuman Seokjin kali ini lebih lama dari biasanya. Ia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan terakhirnya.
Yoona sudah hampir kehabisan nafas. Ia memukul dada Seokjin berkali-kali untuk menghentikan ciumannya. Seokjin pun segera melepas ciumannya dan tersenyum kecil kepada Yoona.
"Terima kasih." ucap Seokjin. Yoona hanya diam tidak menanggapi ucapan Seokjin. Ia masih kesal dengan Seokjin. Ia ingin marah tapi percuma saja, itu hanya akan membuang-buang tenaganya saja.
"Hari ini kita akan pergi ke kantor sipil. Jadi bersiap-siap lah. Aku akan membuatkan sarapan untuk kita. Setelah dari kantor sipil aku akan mengantarmu pulang. Tolong siapkan dirimu baik-baik." ucap Seokjin.
Yoona hanya membuang mukanya. Hatinya terasa sangat sakit mendengar ucapan Seokjin. Ia benar-benar akan menceraikan Yoona dan Yoona membenci hal itu.
Tanpa menghiraukan Seokjin lagi, Yoona segera pergi ke kamar mandi dan membersihkan dirinya. Seokjin hanya memandangi Yoona yang berjalan menjauhi dirinya. Ia merasa sakit hati melihat Yoona yang seperti ini. Ia tahu ia telah menyakiti Yoona, tetapi ia berpikir ini jalan yang terbaik untuk dirinya dan juga Yoona.
Seokjin segera beranjak dari tempat tidurnya dan pergi menuju dapur. Ia memasak makanan yang sangat lezat untuk Yoona. Ia menyiapkan sarapan dengan sangat cekatan. Tak lama kemudian, Yoona menghampiri Seokjin untuk sarapan bersama. Yoona duduk di hadapan Seokjin tanpa memandangnya.
"Sayang, maafkan aku." ucap Seokjin tiba-tiba.
"Diamlah." ucap Yoona dengan nada yang sangat dingin kepada Seokjin.
"Tolong jangan seperti ini. Jangan terlalu dingin padaku. Aku melakukan ini untuk dirimu dan juga diriku sendiri. Tolong jangan abaikan aku."
"Aku tidak akan mengabaikanmu jika kau mau mengatakan apa alasannya kau akan menceraikanku." Seokjin terlahat menunduk seperti sedang memikirkan sesuatu. Ia terlihat bimbang, namun pada akhirnya ia menatap Yoona kembali dan kemudian memberi tahu alasannya.
"Baiklah aku akan memberi tahumu. Tapi berjanjilah setelahnya kau tidak akan bersikap dingin padaku." Yoona hanya diam menatap Seokjin menandakan ingin segera mendengarkan alasan Seokjin. Seokjin menghembuskan nafasnya kasar sebelum menceritakan alasannya kepada Yoona.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Psychopath -Kim seokjin (TAHAP REVISI)
Fanfiction'sebenarnya ada apa denganmu? Aku masih belum memahamimu dengan benar Kim Seokjin, maafkan aku.' batin Yoona. "apa aku mengijinkanmu untuk memandangiku ketika aku tidur?" ucap Seokjin tiba-tiba. "eoh oppa? K-kau sudah bangun? Maafkan aku." ucap Yoon...