Sepi. Itu lah yang dirasakan Seokjin saat ini. Tidak ada Yoona yang biasa menemaninya di rumah. Ia sendiri, benar-benar sendiri.
Brak!!
Suara keributan mengejutkan Seokjin yang sedang memakan makan siangnya. Seokjin terpaksa menghentikan acara makan siangnya dan beranjak menuju ke asal suara. Suara tersebut berasal dari gudang yang ada di rumah Seokjin.
Seokjin membuka pintu gudang dengan perlahan. Sedikit terbesit ingatannya tentang Yoona. Ia mengurung Yoona semalaman di sini. Ia juga menampar Yoona dengan keras bahkan ia hanya memberi satu buah lilin untuk penerangan Yoona.
Ia kembali fokus dan berusaha menghilangkan ingatannya tentang Yoona. Ia berjalan perlahan memasuki gudang. Gelap, hanya itu yang dapat ia tangkap. Tidak ada siapa pun di sini.
'Ah mungkin aku salah dengar.' batin Seokjin.
Seokjin hendak berbalik keluar dari gudang. Namun, entah bagaimana tiba-tiba ada seseorang yang menarik tangan Seokjin dang mengikatnya di belakang punggung Seokjin.
"Yaa!!! Siapa kau??!! Bagaimana kau bisa masuk ke rumahku??!!!!!" bentak Seokjin.
"Kau masih tidak lupa tentang diriku bukan?" ucap seseorang yang saat ini tengah mengikat dan mencengkram kedua tangan Seokjin.
Seokjin menolehkan kepalanya untuk melihat siapa yang saat ini sedang mengikatnya. Ia terkejut, sangat terkejut. Ia benar-benar kembali. Apakah kejadian di masa kecilnya akan terulang?
"K-kau?" tanya Seokjin yang merasa sedikit tidak percaya.
"Iya ini aku. Kenapa? Kau takut? Rupanya kau masih sama seperti dirimu yang dulu. Penakut!!! Rendahan!!! Tidak tahu diri!!"
Seokjin berusaha mengendalikan emosinya saat ini. Ia tidak ingin larut di dalam emosinya dan membuat sebuah kesalahan besar. Tanpa disangka pria tersebut menusukkan sebuah pisau di bahu kiri Seokjin.
"AARRGGGHHHHHHHH!!!!" teriak Seokjin dengan suara yang sangat keras. Mungkin siapa saja yang mendengarnya akan ikut merasakan seperti apa sakit yang dirasakan Seokjin saat ini.
"Lihat? Kau masih lemah rupanya. Sama seperti dirimu yang dulu." pria tersebut tersenyum miring melihat Seokjin yang berteriak karena kesakitan.
Tanpa merasa bersalah sedikit pun, pria tersebut melepaskan cengkramannya di tangan Seokjin dan meninggalkan rumah Seokjin dengan sangat cepat.
Seokjin terduduk lemah di lantai gudang yang sangat kotor dan penuh debu itu. Darah segar mengalir di lengan kiri Seokjin. Dengan tubuh yang gemetar hebat karena menahan rasa sakitnya, Seokjin berusaha mencabut pisau yang ada di bahu kirinya.
"Arghhh!!" teriak Seokjin ketika pisau tersebut sudah terlepas dari bahunya. Ia menatap pisau yang saat ini ia pegang. Terpampang dengan jelas darah yang berasal dari bahunya. Seokjin menatap pisaunya nanar. Ia tidak pernah melihat darahnya sendiri yang mengalir di sebuah pisau tajam. Ia membuang pisau tersebut sembarangan dan beralih menatap bahu kirinya dengan lengan bajunya yang sudah penuh dengan darah yang mengalir sejak tadi.
Seokjin menutup bahunya menggunakan tangan kanannya dan segera pergi ke kamarnya untuk mengambil kotak P3K. Ia mengobati lukanya dengan perlahan. Berkali-kali ia meringis menahan rasa sakitnya hingga banyak sekali keringat yang ikut mengalir di dahinya.
"Yoona-yya, aku membutuhkanmu. Ini sakit." Seokjin masih terus saja mengobati lukanya walaupun terasa sangat sakit hingga ia rasanya ingin pingsan saja.
Setelah selesai mengobati lukanya sendiri, Seokjin terduduk di tepi tempat tidurnya dan memandangi foto Yoona yang ada di pigora kecil di sebelah tempat ia duduk saat ini. Ia memandangi foto Yoona yang sedang tersenyum lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Psychopath -Kim seokjin (TAHAP REVISI)
Fanfiction'sebenarnya ada apa denganmu? Aku masih belum memahamimu dengan benar Kim Seokjin, maafkan aku.' batin Yoona. "apa aku mengijinkanmu untuk memandangiku ketika aku tidur?" ucap Seokjin tiba-tiba. "eoh oppa? K-kau sudah bangun? Maafkan aku." ucap Yoon...