"Bagaimana? Apa mereka merencanakan sesuatu?"
"Tidak tuan. Mereka hanya duduk bersantai. Tidak ada yang mereka lakukan."
"Apa ada sesuatu yang mencurigakan?"
"Tidak ada tuan."
"Ya sudah cepat kembali dan ambil bayaranmu. Aku akan menyusun rencananya dulu dan jika kau mau membantu melaksanakan rencanaku kau akan mendapat bayaran tambahan."
"Baik tuan."
Tut... Tut... Tut...
Panggilan di ponsel itu pun terputus.
***
"Yoona sayang, apa kau tidak merasakan ada sesuatu yang aneh?" tanya Seokjin kepada Yoona yang masih asik memakan buahnya di tepi kolam bersama Seokjin.
"Tidak. Memangnya ada apa oppa?"
"Ada yang mengawasi kita sekarang dan dia akan menyusun rencananya untuk melukai kita. Tapi cobalah bersikap tenang seakan-akan kau tidak merasakan apapun. Berusahalah untuk tetap santai, jangan tegang. Kalau kau tegang akan ku bawa kau ke kamar."
"N-nee?"
"Aishh sudah-sudah. Cepat habiskan buahmu."
"Kau tidak mau buahnya oppa?"
"Tidak. Aku sudah kenyang. Kau habiskan saja buahnya." ucap Seokjin sembari mengelus rambut Yoona. Tanpa pikir panjang, Yoona segera menghabiskan buah yang sedari tadi ia makan.
Beberapa menit kemudian, Yoona sudah selesai menghabiskan buahnya. Ia pun berjalan memasuki kamarnya bersama Seokjin dan segera tidur.
Seokjin hanya berpura-pura tidur sembari memeluk Yoona. Malam ini Seokjin tidak akan tidur. Ia akan menyelesaikan urusannya. Ia pura-pura tidur hanya untuk membuat Yoona tenang dan tidak melihatnya keluar rumah.
Setelah memastikan Yoona benar-benar tertidur lelap, Seokjin segera mengambil pisau kesayangannya dan pergi keluar. Seokjin berjalan santai sembari memainkan pisaunya dengan memutar-mutarkan pisaunya di jari telunjuk tangan kanannya.
Seokjin membuka kunci mobilnya dan segera masuk ke dalamnya. Ia memasukkan pisaunya ke dalam kantung jaket yang ia pakai.
"Kau akan habis setelah ini bajingan. Kau sudah berani memata-matai aku dan istriku. Lihat saja tak lama lagi matamu akan terlepas dari kepalamu." Seokjin tersenyum miring merasa senang karena sebentar lagi dia akan membunuh satu manusia lagi.
***
"Bagaimana? Mengaku atau mati?" tanya Seokjin kepada korbannya saat ini.
"Aku tidak akan pernah mengaku kepadamu!!!"
"Uwaw rupanya kau sangat berani ya." Seokjin memainkan pisaunya di depan korbannya itu.
"Aku hanya ingin tahu kau di bayar untuk memata-mataiku oleh siapa? Hanya satu pertanyaan itu. Apa kau yakin tidak ingin menjawabnya?" tanya Seokjin lagi.
Korban Seokjin hanya memalingkan wajahnya enggan melihat ke arah Seokjin. Seokjin pun memutar kepala korbannya menghadapnya hingga terdengar bunyi dari tulang leher korbannya itu.
Kreekkk
"Akhhh"
"Kau berani mengabaikanku hm? Baiklah kau benar-benar tidak mau mengaku dan aku akan membuatmu mengatakan siapa yang sudah membayarmu." Seokjin menampilkan smirk andalannya.
Seokjin mengarahkan pisaunya pada leher korbannya itu.
"Cepat katakan siapa yang membayarmu!!" bentak Seokjin yang sudah mulai tidak sabar lagi. Namun korbannya hanya tetap diam tidak mau bergerak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Psychopath -Kim seokjin (TAHAP REVISI)
Fanfiction'sebenarnya ada apa denganmu? Aku masih belum memahamimu dengan benar Kim Seokjin, maafkan aku.' batin Yoona. "apa aku mengijinkanmu untuk memandangiku ketika aku tidur?" ucap Seokjin tiba-tiba. "eoh oppa? K-kau sudah bangun? Maafkan aku." ucap Yoon...