Part 43

946 76 65
                                    

"Bagaimana dok kondisi suami saya?" tanya Yoona ketika ia sudah tiba di ruangan dokter yang menangani Seokjin.

"Kondisinya lumayan parah, ada banyak sekali luka di tubuhnya tetapi beruntung tadi kami bisa menolongnya. Hanya saja, jantung tuan Seokjin bisa melemah secara tiba-tiba. Kami harus terus memantaunya supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Kami sarankan untuk tidak terlalu mengganggu tuan Seokjin lebih dulu. Tuan Seokjin membutuhkan waktu sedikit lebih lama untuk sembuh. Tubuhnya terlalu banyak menerima tekanan terutama di bagian dada dan lengannya."

"Baik dok. Terima kasih sudah menolong suami saya. Apa saya diperbolehkan untuk menemani suami saya dok?"

"Tentu saja boleh. Tetapi jangan mengganggunya ketika sedang istirahat. Anda bisa segera mengurus administrasinya."

"Terima kasih dok." Yoona segera beranjak dan berpamitan kepada dokter. Ia segera menghampiri Jimin setelah menyelesaikan administrasi. Jimin terlihat sedang duduk sembari menyembunyikan wajahnya diantara kedua telapak tangannya.

"Jimin-ah." panggil Yoona. Jimin pun segera mengangkat kepalanya dan berdiri di hadapan Yoona.

"Bagaimana kata dokter?"

"Kondisi Seokjin, kata dokter jantung Seokjin bisa lemah kapan saja. Jadi dia harus tetap di sini. Aku akan menjaganya. Kau boleh pulang, terima kasih sudah membantuku."

"Aku akan menemanimu. Ayo kita masuk. Kau tidak ingin melihat Seokjin?" Yoona mengangguk menanggapi ucapan Jimin. Sebenarnya ia juga ingin ditemani hanya saja ia tidak tega jika harus meminta Jimin lagi. Yoona dan Jimin pun segera memasuki ruangan Seokjin. Ia melihat Seokjin yang memejamkan matanya dengan tenang dan dadanya naik turun secara teratur menandakan dirinya baik-baik saja. Yoona menggenggam tangan kanan Seokjin.

"Oppa, aku ada di sini. Kau harus cepat sembuh. Aku tidak ingin melihatmu seperti ini." ucap Yoona. Jimin hanya diam memandangi Yoona dan Seokjin. Ia melihat betapa besar rasa sayang Yoona kepada Seokjin.

"Ish.." Yoona terlihat memegangi kepalanya sembari meringis kesakitan.

"Yoona-ya, kau baik-baik saja?" tanya Jimin yang terlihat khawatir.

"Aku merasa sedikit pusing dan aku rasa aku juga merasa mual. Aku harus ke kamar mandi." Yoona segera berlari ke kamar mandi yang ada di rumah sakit itu. Jimin pun ikut berlari mengikutinya.

Yoona terlihat seperti ingin memuntahkan sesuatu tetapi ia tidak bisa. Jimin berusaha membantu Yoona dengan mengusap punggung Yoona tetapi nampaknya tidak berhasil. Ia terus berusaha membantu Yoona sebisanya.

"Yoona-ya, apa yang terjadi padamu? Kau sepertinya harus diperiksa juga selagi kita ada di rumah sakit." ucap Jimin.

"Tidak Jim. Tidak perlu. Aku tidak apa-apa."

"Aku memaksa." Jimin segera menarik tangan Yoona dengan lembut dan memanggil seorang dokter untuk memeriksa kondisi Yoona. Kali ini dokternya berbeda dengan dokter yang menangani Seokjin. Jimin menemani Yoona selagi ia diperiksa. Setelah dokter selesai memeriksa Yoona, Jimin segera menanyakan keadaan Yoona kepada dokternya.

"Bagaimana kondisi Yoona dok?" tanya Jimin.

"Selamat, istri anda mengandung seorang bayi."

"Mwo??!!" Jimin dan Yoona terkejut secara bersamaan. Mereka berdua saling bertatapan karena merasa sedikit tidak percaya. Jimin juga sedikit terkejut ketika dokter mengatakan Yoona adalah istrinya.

"S-saya hamil dok?"

"Iya, usianya masih sangat muda. Jadi anda harus benar-benar berhati-hati dan untuk suami ibu, anda harus benar-benar menjaga istri anda dengan baik." Jimin menggaruk belakang kepalanya yang sebenarnya tidak gatal ketika dokter berkata kepadanya.

Sweet Psychopath -Kim seokjin (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang