Part 18

1.1K 90 53
                                    

Ting.. Ting...

Suara sendok makan Yoona yang terjatuh membuat Seokjin yang duduk di hadapan Yoona menolehkan kepalanya menghadap Yoona. Mereka sedang sarapan bersama, namun Yoona sedikit kesusahan karena tangan kanannya masih terbalut perban dan tentu saja makan menggunakan tangan kiri sangat tidak nyaman. Seokjin segera beranjak duduk di sebelah Yoona. Ia mengambil piring makan Yoona dan sendok yang baru untuk menyuapi Yoona.

"Buka mulutmu, aku akan menyuapimu."

"Tapi oppa, kau belum menghabiskan sarapanmu."

"Tidak apa-apa. Kau makan lebih sedikit dariku dan itu karena ulahku semalam jadi biarkan aku menyuapimu kali ini." Yoona pun hanya menuruti ucapan Seokjin. Ia sarapan dengan lahap karena sebetulnya Yoona sendiri sangat lapar sejak tadi.

Ponsel Seokjin tiba-tiba berdering menandakan ada panggilan masuk.

"Sayang aku akan mengangkat panggilan ini sebentar, tunggu di sini." Yoona hanya mengangguk dan menunggu Seokjin selesai dengan urusannya. Ketika ia mengunyah makanan yang ada di dalam mulutnya tanpa sengaja ia menggigit bibirnya sendiri. Sayangnya yang ia gigit adalah bekas luka gigitan yang Seokjin buat semalam.

"Aww ishh sakit." ada sedikit darah yang mengalir di bibir Yoona. Yoona kebingungan mencari tisu, namun ia tidak menemukan tisu di meja makan.

Ketika ia hendak berdiri, tiba-tiba Seokjin sudah ada di sampingnya dan itu membuat Yoona kembali terduduk. Tanpa aba-aba Seokjin mencium bibir Yoona dan menghisap semua darah yang keluar dari bibir Yoona.

"Sudah, di sini tidak ada tisu. Aku sudah menghabiskannya semalam. Nanti aku akan membelinya di minimarket."

"Nee. Oppa bolehkah aku menjenguk Jimin?" Seokjin menghela nafas mendengar pertanyaan Yoona.

"Yoona sayang, kau mau membahayakan dirimu lagi heum?"

"Memangnya ada apa?"

"Taehyung sedang menjaga Jimin, tidak aman bagimu untuk bertemu Taehyung saat ini."

"Tapi aku rindu Jimin." tiba-tiba Seokjin merasakan sakit yang teramat sangat di kepalanya. Sebuah memori kembali terlintas di pikirannya.

"Akhh!! Hentikan!! Kumohon hentikan!!" teriak seokjin.

"Oppa!! Ada apa?" tanya Yoona yang terlihat sangat panik.

"Akkhhh!!!!" Seokjin menopang dirinya sendiri menggunakan kedua tangannya di meja makan. Nafasnya berhembus tidak karuan. Banyak sekali keringat bercucuran di dahi Seokjin.

"Oppa.. Ada apa? Apa kau baik-baik saja?" Yoona menuntun Seokjin untuk duduk di kursi meja makan yang ada di sebelahnya. Yoona juga mengambilkan segelas air putih untuk Seokjin.

"Oppa, ada apa? Katakan padaku, aku merasa khawatir padamu." ucap Yoona lembut sembari mengelus bahu kanan Seokjin.

"Ingatan lamaku kembali lagi dan itu membuatku jadi sakit kepala."

"Aku akan mengambilkan obat untukmu." ketika Yoona hendak berdiri, Seokjin menarik tangan Yoona untuk duduk kembali.

"Tidak perlu. Aku hanya membutuhkan dirimu." Seokjin menatap mata Yoona dalam-dalam. Seperti sedang mencari sesuatu tetapi tidak juga ia temukan. Yoona merasa kebingungan harus bersikap bagaimana. Ia hanya berusaha mengalihkan pandangannya dari Seokjin.

"Mau kuceritakan sedikit tentangku?" tanya Seokjin yang hanya di balas anggukan oleh Yoona.

"Dulu aku punya seorang adik perempuan."

"Oppa punya adik? Kenapa aku tidak tahu?"

"Aku belum selesai bicara Kim Yoona."

"Ah n-nee. Maaf, silahkan lanjutkan."

Sweet Psychopath -Kim seokjin (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang