Part 21

1.1K 89 47
                                    

Hari ini Yoona berencana menjenguk Jimin bersama Seokjin setelah melewati beberapa perdebatan. Seokjin sebenarnya sangat malas untuk bertemu Jimin, namun istrinya ini sangat keras kepala. Jadi Seokjin hanya menuruti kemauan istrinya saja daripada harus berdebat lebih lama lagi dan itu membuat kepalanya terasa pusing.

"Chagiya... Apa kau sudah selesai? Cepatlah. Kau tidak perlu dandan yang cantik, kita hanya akan menjenguk Jimin. Apa kau juga akan berkencan dengannya eoh??" teriak Seokjin dari ruang tengah ketika Yoona tidak segera keluar dari kamarnya.

"Tunggu sebentar!!" teriak Yoona yang juga merasa sedikit kesal dengan Seokjin. Setelah selesai bersiap Yoona segera mengambil tas kecilnya dan berjalan menghampiri Seokjin.

"Sudah. Ayo kita berangkat. Tapi aku mau membeli buah-buahan dulu untuk Jimin." ucap Yoona kepada Seokjin.

"Iya iya." Seokjin segera melangkahkan kakinya menuju mobil dengan malas. Yoona pun berjalan mengikuti Seokjin.

Yoona terlihat sangat ceria hari ini. Ia merasa sangat senang karena sebentar lagi ia akan melihat sahabatnya itu setelah sekian lama. Yoona membayangkan apa yang akan ia lakukan setelah bertemu Jimin nanti. Ia ingin memeluk Jimin erat-erat. Tapi mengingat luka tembak di punggung Jimin, mungkin Yoona hanya akan memeluk Jimin seperti biasa supaya Jimin tidak merasa kesakitan.

Tak butuh waktu lama, mobil Seokjin terpakir di halaman khusus parkir mobil di rumah sakit tempat Jimin dirawat.

"Ayo cepat." ucap Seokjin kepada Yoona.

"Iya iya sabar saja. Kenapa harus terburu-buru?" Seokjin hanya memandang Yoona dengan muka datarnya.

Yoona berjalan beriringan dengan Seokjin yang menggandeng tangannya menuju kamar Jimin dirawat. Mereka terlihat sangat berbeda. Yoona terlihat sangat bahagia dengan senyumnya yang lebar sedangkan Seokjin masih tetap dengan muka datarnya tanpa ada niatan untuk menunjukkan senyumnya sedikit pun.

"Apa kau sebahagia itu?" tanya Seokjin kepada Yoona.

"Hmm tentu saja. Aku akan bertemu sahabatku jadi kenapa aku tidak bahagia?" ucap Yoona masih dengan senyum lebarnya.

"Aishh dasar." Seokjin mengalihkan pandangannya dari Yoona yang tersenyum sangat lebar. Sebenarnya senyum Yoona sangat menarik untuk Seokjin, tetapi Seokjin merasa kesal karena senyum Yoona bukan disebabkan oleh dirinya.

'Iya, Yoona tersenyum karena akan menemui sahabatnya yang bantet itu bukan untukku.' batin Seokjin.

Tiba-tiba Yoona menghentikan langkahnya, Seokjin pun ikut berhenti dan memandang ke arah istrinya itu. Wajah Yoona tidak terlihat sebahagia tadi. Entah kemana perginya senyum itu. Seokjin pun mengikuti arah pandang Yoona untuk mengetahui apa penyebab senyum istrinya itu menghilang.

Yoona dan Seokjin melihat Jimin yang sedang duduk di kursi roda sembari memeluk seorang gadis kecil, mungkin usianya sekitar enam atau tujuh tahun. Di sebelah Jimin juga ada seorang wanita yang mungkin usianya tidak terpaut jauh dari Jimin. Mereka terlihat bahagia. Dapat dilihat dari tatapan Jimin jika ia sangat menyayangi gadis kecil itu. Seperti tatapan seorang ayah yang sangat merindukan anaknya. Jimin juga bercanda tawa dengan gadis itu dan wanita yang ada di sebelahnya. Mungkin wanita itu adalah ibu dari si gadis kecil, lalu apakah Jimin ayahnya?

Yoona hanya memandangi Jimin yang terlihat sangat bahagia tanpa ada niatan untuk menghampirinya. Genggaman tangan Yoona pada tangan Seokjin pun perlahan mengendur. Seokjin kembali memandang istrinya. Ia paham jika istrinya pasti merasa sedih. Seokjin pun memeluk istrinya erat.

"Sayang, aku tahu kau sedih. Sudah jangan dipikirkan, kan masih ada aku. Lagipula Jimin bukan suamimu, kenapa kau harus sedih?" ucap Seokjin menenangkan istrinya.

Sweet Psychopath -Kim seokjin (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang