Part 33

930 73 45
                                    

Brakkk!!!

Seokjin memukul mejanya dengan sangat keras. Ia merasa kesal setelah mengetahui beberapa informasi mengenai pria yang sudah menyakitinya sejak kecil.

"Untuk apa dia memanggil pria gila itu? Dan dari mana dia mengetahui pria itu?" geram Seokjin menahan seluruh emosinya.

"Maaf tuan, kami tidak bisa menemukan informasi mengenai hal tersebut." ucap salah satu anak buah Seokjin.

"Bawa dia kepadaku secepatnya!! Kalian cepat bereskan semuanya."

"Baik tuan."

Seokjin segera meninggalkan tempat pertemuannya dengan beberapa anak buah yang ia suruh. Ia terduduk di dalam mobilnya. Seokjin menenggelamkan wajahnya diantara kedua tangannya yang ia letakkan pada roda kemudi. Seokjin sedang berusaha menahan emosinya yang belum juga reda.

"ARRGGGHHHH!!!!!"

Seokjin berteriak dan memukul roda kemudinya dengan kasar.

"Kenapa dia harus ikut campur??!!!! Apa urusannya denganku??!!!" bentak Seokjin yang sendirian di dalam mobil. Saat ini jalanan sedang sangat sepi jadi tidak ada yang bisa mendengar teriakan Seokjin.

Seokjin memegangi dan mengusap dahinya dengan tangan kanannya yang ia sandarkan pada pintu mobil. Kepalanya terasa sangat pusing, terlalu banyak beban yang Seokjin tanggung saat ini.

"Kau harus menerima hukumanku. Kau tidak bisa lepas begitu saja. Kau, harus, mati." ucap Seokjin yang masih belum bisa meredakan emosinya.

Seokjin segera meninggalkan tempat tersebut. Ia menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia benar-benar merasa emosi saat ini.

***

Tok... Tok... Tok...

Pagi ini Yoona mengetuk pintu rumah Jimin berniat mengajaknya jogging. Yoona sudak mengetuknya beberapa kali namun tidak ada jawaban. Ia masih tetap berdiri di depan rumah Jimin. Ia menatap ke arah balkon kamar Jimin. Seperti tidak ada orang. Dengan sedikit rasa kecewanya, Yoona hendak berjalan pergi. Baru satu langkah Yoona berjalan, tiba-tiba ada yang memanggilnya.

"Nona Choi?" panggil pembantu yang ada di rumah Jimin. Yoona yang merasa dipanggil pun menolehkan pandangannya.

"Eoh ahjumma."

"Iya, nona Choi apa mencari tuan muda Park Jimin?"

"Iya ahjumma. Apa Jiminnya ada?"

"Sejak semalam sehabis mengantar nona Choi, Tuan muda Jimin keluar lagi tetapi belum pulang. Tuan dan nyonya Park sudah menghubunginya tetapi tidak bisa. Nanti biar ahjumma yang sampaikan ke tuan muda Jimin untuk mendatangi rumah nona Choi jika sudah pulang."

"Baik ahjumma, terima kasih. Saya permisi dulu."

"Iya hati-hati nona Choi." senyum ahjumma.

Yoona berjalan meninggalkan rumah Jimin dengan pikirannya yang sangat penuh.

'Kemana Jimin? Ku kira dia sudah pulang. Jarang sekali Jimin menghilang seperti ini. Dimana dia sekarang? Aish kau cukup merepotkan Jiminie.' batin Yoona.

Perasaan Yoona sedikit tidak enak mengenai Jimin. Tetapi ia tidak bisa menghubungi Jimin karena ia belum mempunyai ponsel baru. Mau berapa kali ia berusaha menghilangkan pikirannya tentang Jimin, ia tetap tidak bisa. Ia merasa khawatir, kemana perginya pria bantet itu.

Sore harinya Yoona sedang bersantai di kamarnya. Ia membaca buku yang belum sempat ia baca. Tanpa sengaja Yoona mengarahkan pandangannya ke kamar Jimin. Ia keluar menuju balkonnya dan memandangi kamar Jimin. Kamarnya masih terlihat kosong, tidak ada siapa-siapa. Pasti Jimin belum pulang.

Sweet Psychopath -Kim seokjin (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang