Part 42

963 85 59
                                    

Seokjin menidurkan Yoona di tempat tidurnya dengan perlahan. Ia menarik selimut untuk menutupi tubuh Yoona supaya tidak kedinginan. Kemudian ia berjongkok untuk mensejajarkan tubuhnya dengan Yoona. Ia menyingkirkan rambut Yoona yang menutupi wajah cantik Yoona ketika tertidur. Seokjin mengusap pipi Yoona dengan lembut, lalu ia mencium kening Yoona sedikit lama.

"Tidurlah dengan nyenyak nyonya Kim. Aku ada bersamamu. Semoga aku selalu ada di hatimu. Jangan biarkan pria lain masuk ke dalam hatimu selain aku, mengerti?" ucap Seokjin sembari mengusap kening Yoona menggunakan tangan kirinya.

"Kau tahu? Aku tidak suka melihatmu menangis. Ya walaupun aku pernah menyiksamu. Aku tidak dapat memahami apa yang kurasakan ketika aku menyiksamu. Aku merasakan senang dan juga sakit secara bersamaan." Seokjin sejenak tersenyum memandangi wajah damai Yoona.

"Maafkan aku jika aku menyiksamu lagi. Tapi berjanjilah untuk tidak menangis karena seseorang yang bukan diriku. Aku menyayangimu Kim Yoona." Seokjin kembali mencium kening Yoona. Kemudian ia berjalan ke dapur untuk sekedar meminum air putih karena entah mengapa ia merasa sangat haus.

***

Yoona terbangun ketika tengah malam karena ia merasa sisi sebelahnya kosong. Ia melihat ke arah sekitar kamarnya mencari Seokjin. Ia tidak melihat Seokjin dimana-mana. Ia pun berjalan menuju kamar mandi, tetapi Seokjin juga tidak ada di sana.

"Oppa, kau dimana?!" teriak Yoona. Tidak ada jawaban sama sekali dari Seokjin. Yoona pun turun menuju lantai bawah dan mencari Seokjin di dapur. Ia berpikir Seokjin mungkin sedang kehausan di tengah malam. Tetapi ia tidak menemukan Seokjin sama sekali di dapur.

"Oppa.. Kau dimana?" teriak Yoona lagi, namun tidak sekeras tadi. Ia pun berjalan mengelilingi dapur.

Tiba-tiba ia merasa ada suatu cairan yang menyentuh kakinya. Ia pun mengangkat kakinya untuk melihat apa yang baru saja ia injak.

"Cairan merah? Tidak mungkin ini darah." Yoona pun menyentuh sedikit cairan tersebut dan mencium baunya untuk memastikan cairan apa itu.

"Ini darah. Tapi darah apa ini?" Yoona melihat sekelilingnya dan ia melihat tetesan darah lainnya. Ia memutuskan untuk mengikuti kemana arah darah itu untuk melihat dari mana darah itu berasal.

Ia mengikuti tetesan darah lainnya hingga menuju pintu depan rumahnya. Ia melihat pintu rumahnya terbuka lebar. Ia juga melihat tetesan darah lainnya. Yoona merasa semakin tidak enak, ia takut terjadi sesuatu kepada Seokjin mengingat Seokjin tidak ia temukan. Ia berjalan keluar rumah, tubuhnya merasa sangat dingin karena angin malam.

"Oppa... Kau dimana? Aku takut." gumam Yoona sembari mengusap tangannya untuk menghilangkan rasa dinginnya. Tanpa sengaja ia melihat tetesan darah lainnya, tetapi kali ini lebih banyak.

"Sebenarnya darah apa ini?"

Yoona pun berjalan mengikuti tetesan darah itu. Bahkan darah tersebut tidak berhenti hingga pintu gerbang.

"Apakah aku harus mengikutinya? Aku ragu, tapi dimana Seokjin oppa?" Yoona pun kembali memasuki rumahnya. Ia membersihkan bercak-bercak darah yang ada di lantai dapur. Ketika ia membersihkan darah yang ada di lantai dapurnya, tanpa sengaja ia melihat sendal rumah milik Seokjin yang tergeletak di bawah meja dan saling berjauhan.

"Ini milik Seokjin oppa. Astaga apa yang terjadi padanya?" karena merasa semakin khawatir, Yoona memutuskan untuk pergi ke kamarnya dan mengambil sweater miliknya. Ia pun segera pergi meninggalkan rumahnya untuk mencari Seokjin dengan mengikuti tetesan darah yang tadi ia lihat. Tidak lupa ia mengunci pintu rumahnya terlebih dahulu.

Ia terus mengikuti darah-darah yang berceceran di tanah dan aspal. Ia merasa heran dan juga takut. Darah ini berasal dari rumahnya.

"Astaga, apa yang sebenarnya terjadi?" gumam Yoona.

Sweet Psychopath -Kim seokjin (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang