Seokjin hari ini berencana pergi ke supermarket bersama Yoona untuk berbelanja kebutuhan bulanan. Seokjin meminta Yoona untuk sedikit lebih cepat. Ia sudah merasa bosan menunggu Yoona yang sedang memakai make up di wajahnya. Setelah Yoona selesai dengan kegiatannya, mereka segera pergi menuju supermarket menggunakan mobil milik Seokjin.
Sesampainya di supermarket mereka berdua segera memilih kebutuhan yang diperlukan. Seokjin memilih beberapa kecap sedangkan Yoona memilih shampoo yang akan ia gunakan selama sebulan kedepan. Jadi sekarang mereka terpisah untuk mempercepat waktu.
Ketika Yoona hendak mengambil shampoo tiba-tiba ada yang menyentuh tangannya. Yoona terkejut dan menoleh ke arah pemilik tangan itu. Yoona tidak dapat melihat wajah pria yang menyentuh tangannya karena pria tersebut mengenakan masker hitam dan juga topi. Pria itu juga mengenakan hoodie yang menutup rapat tubuhnya.
"Siapa kau?!!" bentak Yoona.
"Kau akan segera tahu jika kau mengikutiku."
Yoona berusaha melepaskan tangannya. Tetapi pria itu malah semakin mengeratkan genggamannya di tangan Yoona.
"Lepaskan aku!"
"Tidak akan."
"Lepaskan dia atau mati." ucap Seokjin yang tiba-tiba datang dengan pisau yang sudah menempel di leher pria tersebut. Seokjin berani mengeluarkan pisaunya karena kebetulan tidak ada siapapun di bagian rak shampoo.
Tanpa disangka pria tersebut membuka masker dan topinya. Yoona merasa heran ketika melihat Seokjin tiba-tiba menjatuhkan pisaunya dengan tubuh yang gemetar seperti ketakutan.
"Oppa, kau tidak apa-apa?" tanya Yoona khawatir.
"Menjauh kau dari sini!! Pergi!! Jangan ganggu hidupku lagi!!" bentak Seokjin dengan wajahnya yang memerah. Pria tidak jelas itu pun segera pergi meninggalkan Seokjin dan juga Yoona dengan senyum penuh kemenangan.
"Oppa ada apa? Siapa pria tadi?" tanya Yoona yang masih merasa khawatir.
Seokjin beralih memandangi Yoona. Bukannya menjawab pertanyaan Yoona, Seokjin memeluk Yoona dengan erat sembari menangis di bahu Yoona. Ia berusaha menyembunyikan wajahnya yang saat ini tengah menangis di tempat umum.
"Oppa ada apa? Kenapa kau menangis? Tolong jangan menangis. Ini di tempat umum."
"Tunggu sebentar. Biarkan aku meredakan tangisku sebentar saja. Aku malu jika harus menunjukkan wajahku saat ini." Yoona membalas Pelukan Seokjin dengan erat untuk menenangkan suaminya itu.
Tak butuh waktu lama Seokjin kembali menegakkan tubuhnya. Yoona memberikan sapu tangan kepada Seokjin untuk menghapus sisa air matanya. Seokjin segera menerima sapu tangan dari Yoona dan mengusapkannya di pipinya sendiri.
"Sudah tenang oppa?" Seokjin hanya mengangguk menjawab pertanyaan Yoona.
"Ya sudah. Aku sudah selesai dengan belanjanya dan apa kau sudah selesai?" Seokjin kembali mengangguk menjawab ucapan Yoona.
Mereka pun segera pergi ke kasir dan membayar semua belanjaannya. Seokjin terlihat sedikit berbeda. Ia mendadak menjadi pendiam setelah bertemu dengan pria yang tidak jelas tadi. Seperti ada yang sedang memenuhi pikirannya. Bahkan Seokjin terlihat melamun ketika pelayan kasir memberitahukan total harganya kepada Seokjin.
"Oppa, kau baik-baik saja?" Seokjin segera tersadar dari lamunannya ketika Yoona memegang tangan kirinya.
"I-iya. Ah berapa tadi totalnya?" pelayan kasir segera memberitahu total harganya dan Seokjin segera mengeluarkan sebuah kartu berwarna hitam dengan namanya yang terukir indah di kartunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Psychopath -Kim seokjin (TAHAP REVISI)
Fanfiction'sebenarnya ada apa denganmu? Aku masih belum memahamimu dengan benar Kim Seokjin, maafkan aku.' batin Yoona. "apa aku mengijinkanmu untuk memandangiku ketika aku tidur?" ucap Seokjin tiba-tiba. "eoh oppa? K-kau sudah bangun? Maafkan aku." ucap Yoon...