Part 36

982 84 89
                                    

Seokjin memeluk pinggang ramping Yoona dengan sangat erat seakan-akan takut kehilangan bahkan jika hanya terlepas satu detik saja. Seokjin terlihat sedang memejamkan matanya. Sebenarnya Yoona ingin menanyakan sesuatu kepada Seokjin, tetapi ia sedikit ragu apakah Seokjin tertidur atau tidak. Akhirnya, ia memutuskan memanggil Seokjin dengan sangat lembut.

"Oppa.. Apa kau tidur?"

"Tidak. Aku hanya memejamkan mataku. Aku merasa senang kau ada di sini."

"Emm aku ingin menanyakan satu hal padamu." Seokjin membuka matanya ketika Yoona mengatakan ia ingin bertanya.

"Silahkan."

Seokjin melihat ada sedikit keraguan di mata Yoona untuk menanyakan hal tersebut. Seokjin mencium sekilas bibir Yoona bermaksud meyakinkan Yoona untuk segera mengatakan apa yang mengganggunya saat ini.

"Aku ingin bertanya mengenai k-kematian Jimin. Apa kau benar-benar membunuhnya?" Seokjin terdiam sebentar ketika mendengar Yoona mengatakan hal tersebut.

"Apa kau akan percaya dengan perkataanku jika aku berkata yang sejujurnya?"

"Bukankah lebih baik kau mengatakan yang sebenarnya terjadi oppa?"

"Baiklah aku akan mengatakan yang sebenarnya terjadi." sejenak Seokjin menghembuskan nafasnya perlahan dan kemudian ia melanjutkan ucapannya.

"Aku tidak membunuh Jimin, Jimin membunuh dirinya sendiri. Ketika aku selesai mengantarmu pulang, aku kembali ke tempat itu dan aku menemukan dia sudah tidak bernyawa. Anak buahku mengatakan jika Jimin menusuk jantungnya sendiri. Mereka sudah mencegahnya tetapi Jimin cukup bertenaga bahkan saat tubuhnya sudah sangat terluka. Maafkan aku Yoona-yya. Aku berniat menyuruh anak buahku membawanya ke rumah sakit tetapi dia lebih dulu membunuh dirinya sendiri."

Yoona kembali menangis mendengar penjelasan Seokjin. Ia sedikit tidak percaya jika Jimin membunuh dirinya sendiri. Ia merasa benar-benar terluka mengetahui kebenarannya. Yoona menyembunyikan wajahnya di dada Seokjin. Ia memeluk Seokjin erat dan memintanya untuk berhenti menjelaskan perihal kematian Jimin.

"Aku tahu kau akan terluka. Jangan sedih, masih ada aku di sini. Aku akan menjagamu. Oleh sebab itu, aku memiliki satu syarat untukmu sebelum kita menikah." ucap Seokjin.

Yoona kembali mendongakkan kepalanya menghadap Seokjin. Ia tidak sabar mendengar syarat yang akan Seokjin berikan padanya.

"Setelah menikah, kau tidak boleh jauh dari pandanganku. Jimin sudah terbunuh, itu artinya dalang dari permainan ini sudah mati. Tetapi ada satu hal yang harus kita cegah."

"Tunggu dulu." potong Yoona.

"Kau bilang dalang dari permainan? Apa maksudmu?" tanya Yoona kepada Seokjin.

"Jimin. Dia yang menyiptakan sebuah permainan yang merenggut nyawanya sendiri. Dia yang memanggil pria itu, pria yang pernah melukaiku sewaktu aku masih kecil. Aku sudah pernah menceritakannya padamu."

"Tapi bagaimana bisa Jimin mengetahui tentang pria itu? Dan bagaimana bisa Jimin menemukannya?"

"Kim Taehyung. Dia yang sudah membantu Jimin. Dia adikku, tentu saja dia tahu semuanya tentangku. Jadi dia membantu Jimin untuk menemukan pria itu kembali."

"Tidak mungkin. Jimin dan Tae tidak akan melakukan hal seburuk itu. Aku kenal mereka. Mereka adalah teman-temanku. Mereka tidak mungkin melakukan hal itu."

"Mereka bukan temanmu Yoona-yya. Itu semua hanya topeng yang mereka gunakan untuk menghancurkanku."

"Tapi kenapa? Kenapa mereka ingin menghancurkanmu?"

Sweet Psychopath -Kim seokjin (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang