"Hai.. Jumpa lagi.. Bagaimana kabar kalian di sini heum? Tegang? Takut? Ingin kabur?" suara tertawa Seokjin pun menggelegar di seluruh ruangan.
Seokjin memutar-mutarkan pisaunya di lantai hingga menimbulkan suara yang sangat tidak nyaman didengar oleh telinga. Ia benar-benar sudah tidak tahan ingin membunuh ketiga korban di hadapannya ini.
"Waw ada tiga kucing yang akan ku bunuh malam ini. Sangat menggiurkan. Apa kalian sudah siap untuk pergi ke surga gadis cantik?" seringai Seokjin terpampang jelas di wajahnya.
"Sebenarnya apa maumu?!! Lepaskan kami!!" teriak salah satu dari ketiga korban Seokjin.
"Aku ingin nyawa kalian. Kalian sudah masuk ke dalam kandangku jadi kalian tidak bisa kabur lagi." ucap Seokjin masih dengan seringainya.
Sreettt!!!
Seokjin menggoresnya pisaunya di salah satu kaki ketika kobannya.
"Aakkhh!! Lepaskan aku!! Apa kau benar-benar akan membunuhku?"
"Apa aku terlihat sedang bercanda?"
Seokjin meraih salah satu tangan dari korban keduanya. Ia mengusap tangan korbannya itu dengan lembut.
"Tangan ini. Sangat cantik. Tapi sayangnya tangan ini sudah berani menampar pipi mulus istriku."
Kreekkkk!!!
Seokjin melipat pergelangan tangan korbannya hingga patah.
"Aaarrrgghhh!!!! Sakit!!!" korban Seokjin pun menangis karena merasa tidak tahan dengan rasa sakit yang ia rasakan.
"Heyy kenapa kau menangis sayang?" tanya Seokjin kepada korban terakhir yang belum ia sentuh sama sekali. Ia mengusap pipi korbannya itu.
"Kau terlihat sangat cantik. Tapi tidak dengan hatimu." Seokjin menarik rambut korbannya itu dengan sangat kasar.
"Lepaskan!! Jangan tarik rambutku!!"
"Kau sudah menarik rambut istriku. Kau kira aku akan diam saja begitu?"
Seokjin berdiri, ia menyeret ketiga korbannya dengan menarik rambut mereka. Seokjin meletakkan mereka dengan posisi berjauhan. Setiap korbannya, Seokjin letakkan di setiap sudut ruangan yang ada. Korban Seokjin terus saja berusaha melawan, namun mereka tetap tidak bisa. Bagaimana pun mereka tidak terlalu kuat untuk melawan Seokjin.
Seokjin membawa semua pisau yang ia bawa. Ia meletakkan sebuah kotak besar yang berisi pisau di meja yang ada di tengah ruangan. Ia mengeluarkan salah satu pisau itu.
"Kalian mau bermain dengan pisau ini? Ini pisau yang tidak begitu tajam, jadi sepertinya aku harus mengasahnya dulu."
Seokjin menghampiri salah satu korbannya. Ia menunjukkan pisau itu di hadapan korbannya yang tubuhnya sudah dipenuhi oleh keringat.
"Pisau ini sepertinya tertarik padamu. Mau bermain?" korban Seokjin hanya menggelengkan kepalanya melihat pisau yang Seokjin pegang. Tanpa aba-aba Seokjin menusukkan pisaunya tepat di depan dada gadis itu.
"Akkhhh!!!! S-sakit.." lirih korban Seokjin.
Seokjin tidak menghiraukan ucapan korbannya. Ia menusukkan semakin dalam pisaunya.
"A.. A.. A-aku t-tidak k-k-kuat. L-lepas. K-kumohon." rintih gadis itu. Seokjin hanya tersenyum miring merasa puas melihat korbannya tersakiti seperti ini. Seokjin pun mencabut pisaunya secara tiba-tiba.
"Akkhhhh!" Seokjin membuang pisau yang baru saja ia gunakan untuk menusuk korbannya. Seokjin pun berdiri. Ia menginjak korbannya itu tanpa ampun. Tubuh gadis itu sudah dipenuhi oleh tumpahan darah. Bahkan kesadarannya pun mulai menghilang. Mungkin sebentar lagi ia akan pergi ke surga. Tetapi Seokjin masih tetap menginjak perut gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Psychopath -Kim seokjin (TAHAP REVISI)
Fanfiction'sebenarnya ada apa denganmu? Aku masih belum memahamimu dengan benar Kim Seokjin, maafkan aku.' batin Yoona. "apa aku mengijinkanmu untuk memandangiku ketika aku tidur?" ucap Seokjin tiba-tiba. "eoh oppa? K-kau sudah bangun? Maafkan aku." ucap Yoon...