Jimin menatap punggung Yoona yang pergi meninggalkan dirinya sendiri saat ini. Jimin menatap ke arah lantai. Ia merasa bersalah kepada Yoona. Tidak seharusnya dia memperlakukan Yoona seperti tadi.
Jimin memutuskan untuk pulang dan membersihkan dirinya. Ia ingin sedikit menenangkan pikirannya. Akhir-akhir ini Jimin terlihat sangat kacau. Ia selalu tidak fokus dengan apa yang sedang dikerjakannya.
Saat ini Jimin sedang berdiri di balkon kamarnya. Ia menatap ke arah rumah Yoona yang ada di seberang rumahnya. Ia ingin sekali menemui Yoona dan meminta maaf padanya. Ia merasa sangat bersalah dengan apa yang sudah ia lakukan. Entah kenapa perasaan Jimin semakin tidak enak dengan kondisi Yoona saat ini. Ia takut terjadi sesuatu kepada Yoona.
Dan rupanya feeling Jimin benar terjadi. Tanpa sengaja Jimin melihat kedua orang tua Yoona yang berlari ke dalam kamar Yoona dengan terburu-buru. Jimin bisa melihatnya karena tirai kamar Yoona yang sejajar dengan kamarnya tidak ditutup. Jimin segera berlari keluar kamarnya dan menghampiri rumah Yoona.
Ia segera berlari ke kamar Yoona setelah memasuki rumah Yoona. Jimin berdiri di depan pintu kamar Yoona dan melihat kedua orang tua Yoona sedang mengetuk pintu kamar mandi Yoona dengan kasar dan menggebu-gebu.
"Eomma, appa? Ada apa dengan Yoona?" tanya Jimin yang sudah sangat dekat dengan kedua orang tua Yoona itu. Jimin dan kedua orang tua Yoona terlihat sangat khawatir.
"Jimin? Yoona.. Yoona.."
"Yoona kenapa eomma?" tanya Jimin lagi.
"Yoona berada di dalam sejak tadi ia pulang. Kami sudah memanggilnya tetapi tidak ada jawaban. Kami juga tidak bisa membuka pintu kamar mandinya. Ia sudah terlalu lama berada di dalam kamar mandi. Kami takut terjadi sesuatu padanya." jelas nyonya Choi.
"Permisi eomma, appa." kedua orang tua Yoona mempersilahkan Jimin mendekati pintu kamar mandi Yoona.
Jimin mendorong pintunya dengan sangat kasar. Tetapi pintunya tetap tidak terbuka. Jimin pun berusaha mendobrak pintu kamar mandi Yoona.
Brakk!!
Dobrakan pertama tidak berhasil.
Brakkk!!!
Dobrakan kedua juga tidak berhasil.
BRAKKK!!!
Pada dobrakan ketiga pintu kamar mandi Yoona terbuka sangat lebar. Jimin melihat Yoona yang menenggelamkan dirinya di dalam bathtub. Tubuh Yoona tenggelam sepenuhnya.
"YOONA!!" teriak Jimin yang terkejut dengan kondisi Yoona.
Jimin mengangkat Yoona dari dalam bathub. Ia memangku Yoona yang menggigil hebat di lantai kamar mandi Yoona. Bahkan wajah Yoona terlihat sangat pucat.
"Yoona-yya!! Bangunlah!!" teriak Jimin sembari berusaha menepuk pipi Yoona untuk membangunkannya. Yoona membuka matanya perlahan.
"J-jimin? K-kau disini?" tanya Yoona.
"Iya aku di sini." Jimin menyingkirkan rambut basah Yoona ke belakang. Terlihat air mata Jimin mengalir di pipinya.
"J-jiminie.. Kau menangis?" Jimin memeluk Yoona erat.
"Maafkan aku Yoona. Maafkan aku. Aku tidak berniat buruk padamu. Tolong jangan sakiti dirimu." ucap Jimin dengan tangisnya yang semakin deras melihat keadaan Yoona.
"Tidak apa-apa. A-aku baik-baik saja."
"Aku akan membawamu ke rumah sakit. Appa, eomma ayo kita bawa Yoona ke rumah sakit." pinta Jimin kepada orang tua Yoona yang dibalas anggukan dari keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Psychopath -Kim seokjin (TAHAP REVISI)
Fiksi Penggemar'sebenarnya ada apa denganmu? Aku masih belum memahamimu dengan benar Kim Seokjin, maafkan aku.' batin Yoona. "apa aku mengijinkanmu untuk memandangiku ketika aku tidur?" ucap Seokjin tiba-tiba. "eoh oppa? K-kau sudah bangun? Maafkan aku." ucap Yoon...