Yoona membuka matanya perlahan. Ia melihat jam yang ada di meja sebelah tempat tidurnya. Jam menunjukkan pukul 06.00 pagi. Yoona berusaha untuk duduk, namun semua tubuhnya terasa sangat sakit dan lemas. Yoona pun teringat apa yang Seokjin lakukan padanya semalam.
Ia berharap itu hanyalah sekedar mimpi. Namun ketika ia melihat pergelangan tangan kirinya, ia dapat melihat dengan jelas ukiran yang Seokjin buat semalam. "ahh ternyata bukan mimpi." ucap Yoona tanpa sadar.
"apanya yang bukan mimpi?" Yoona terkejut ketika tiba-tiba saja Seokjin sudah berada di depan pintu kamar sembari melipat kedua tangannya di depan dada dan bersender pada pintu.
"ah bukan, bukan apa-apa." Seokjin hanya menatap Yoona tajam. Tentu hal tersebut membuat Yoona sedikit ketakutan.
Seokjin segera berjalan keluar kamar lagi entah kemana perginya. "aish kenapa dia mengejutkanku? Kenapa juga dia tiba-tiba datang lalu pergi begitu saja? Dasar tidak jelas." gerutu Yoona.
Yoona pun segera membersihkan dirinya. Setelah selesai ia berjalan menuju ruang makan hendak menyiapkan sarapan untuk Seokjin.
Namun Yoona terkejut karena di meja makan ternyata sudah ada makanan dan juga notes yang menurutnya dari Seokjin. "apa ini?" Yoona pun segera membaca notes dari Seokjin.
'cepat makan atau kubunuh kau💜💜' isi dari notes itu. "gila" ucap Yoona dengan suara pelan. Yoona pun menolehkan kepalanya melihat makanan yang ada di meja makan, "wahh apa Seokjin yang membuat ini semua? Apa dia sudah berangkat bekerja?" ucap Yoona dengan mata terbuka lebar dan jangan lupakan mulutnya yang ikut terbuka lebar karena terkejut melihat ada banyak sekali makanan di meja makan. Ada bibimbap, bulgogi, miyeok guk dan masih banyak lagi.
"baiklah aku akan makan sekarang." Yoona menyantap makanan buatan Seokjin dengan santai. "ternyata Mr.psycho itu pandai memasak juga." ucap Yoona bermonolog.
Tok.. Tok.. Tok..
"eoh siapa yang datang kemari pagi-pagi sekali?" karena penasaran Yoona pun segera menghampiri pintu rumahnya dan membukanya. "maaf anda siapa?" tanya Yoona ketika ia tidak merasa kenal sama sekali dengan tamunya kali ini.
"aku teman Seokjin, namaku Min Yoongi. Seokjin bilang aku harus menemanimu karena ia tidak mau sahabatmu datang lagi kesini."
"ah begitu. Silahkan masuk." Yoona mempersilahkan Yoongi duduk di ruang tamu. Lalu ia mengambil beberapa buah-buahan untuk disajikan Kepada Yoongi. Yoona pun kembali ke ruang tamu untuk berbincang bersama Yoongi.
"apa kau menyukai sahabatmu?" tanya Yoongi dengan muka datarnya tiba-tiba.
"ah tidak."
"lalu kenapa kau menyuruhnya kesini ketika Seokjin tidak ada?" tanya Yoongi masih dengan muka datarnya.
"aku merasa bosan."
"aish dasar bodoh, bagaimana bisa dia mengurung istrinya dalam kebosanan seperti ini." ucap Yoongi dengan suara yang pelan.
"nee?"
"tidak tidak lupakan. Kau tentu sudah tahu bukan kalau suamimu itu seorang psychopath?" Yoona bingung menjawabnya bagaimana. Ia dilarang keras oleh Seokjin untuk mengatakan fakta bahwa suaminya itu adalah seorang psychopath.
"kau tidak perlu takut untuk mengatakannya. Aku juga sudah tahu itu. Aku dulu juga sama sepertinya tapi sekarang jiwa psychopathku sudah jarang sekali muncul."
"ah iya aku sudah tahu kalau Seokjin mempunyai jiwa psychopath."
'aish kenapa hidupku dikelilingi oleh orang orang psychopath, bahkan teman suamiku seorang mantan psychopath.' batin Yoona.
Tanpa sengaja Yoongi melihat goresan yang ada di pergelangan tangan kiri Yoona. "aku yakin itu perbuatan Seokjin bukan?"
"nee?"
"tanganmu."
"ah iya ini gara-gara Seokjin." ucap Yoona sembari menggaruk bagian belakang kepalanya yang sebenarnya tidak gatal.
"kau harus berhati-hati mulai sekarang. Jangan membuatnya marah atau dia akan melakukan lebih dari itu."
"nee aku mengerti."
"baguslah." Yoongi menemani Yoona sesuai perintah Seokjin. Ia menemani Yoona hingga sore hari sembari menonton TV dan bermain game untuk mengurangi kebosanannya.
"Yoona sebentar lagi Seokjin datang." ucap Yoongi yang masih memperhatikan ponselnya dengan.
"ah jinjayo?" tanya Yoona yang sedang memakan camilan di sebelah Yoongi.
"iya, perhatikan saja.
3..
2..
1.."
Ckreekk...
Pintu rumah Yoona tiba-tiba terbuka dan menampakkan Seokjin yang datang menghampiri mereka berdua.
"wahhh bagaimana kau bisa menebaknya Yoongi-ssi?"
"itu hanya hal biasa yang aku lakukan. Baiklah aku pergi sekarang." ucap Yoongi yang langsung keluar begitu saja dari rumah Yoona.
"yakk bagaimana bisa kau keluar begitu saja Min Yoongi?" teriak Seokjin dari ruang keluarga yang diabaikan oleh Yoongi. "aishh dasar manusia es sialan." gerutu Seokjin.
Yoona bergerak untuk mengambil tas milik Seokjin. Seokjin sedikit terkejut karena ia tidak memperhatikan Yoona sedari tadi.
"oppa apa kau lelah?"
"hmm."
"baiklah akan ku siapkan air hangat untukmu." belum sempat Yoona membalikkan badannya, Seokjin sudah menarik tangannya lebih dulu dan membuat jarak diantara mereka menipis. Yoona membelalakkan matanya karena terkejut dengan apa yang dilakukan Seokjin baru saja.
Cupp..
Seokjin mencium bibir Yoona sekilas. "tidak perlu, aku ingin mandi air dingin kali ini. Kau beristirahatlah. Pasti merepotkan mengurus manusia es itu." Yoona terpaku mendengar perkataan Seokjin. Namun ia segera tersadar dan pergi ke kamarnya bersama Seokjin yang berjalan di sampingnya.
Seokjin segera membersihkan dirinya di kamar mandi. Yoona menyiapkan pakaian yang akan dikenakan Seokjin di tempat tidurnya. Setelah selesai Yoona memainkan ponsel miliknya dan betapa terkejutnya ia ketika membaca pesan yang baru saja masuk.
Yoona tidak menyadari kalau Seokjin sedang memperhatikannya sedari tadi. Seokjin pun mengambil ponsel yang sedang Yoona pegang. "eoh o-oppa? Kau sudah selesai?" Yoona terkejut melihat Seokjin yang sudah berada di depannya dan hanya mengenakan handuk yang meliliti setengah badannya. Yoona menelan ludah melihat Seokjin yang seperti ini.
"apa yang sedang kau lakukan?" tanpa ragu Seokjin membuka ponsel Yoona dan melihat apa yang sedang Yoona baca hingga bola mata istrinya itu terlihat seperti hendak keluar.
Seokjin melihat pesan yang dikirim oleh nomor tidak dikenal pada ponsel milik Yoona. 'kau akan segera mengakhiri hidupmu manis'. Seokjin pun memperhatikan setiap detail dari nomor itu dan ia tersadar sesuatu. Ia mengingat milik siapa nomor ponsel ini. "jangan menjawabnya, atau pun mengangkat telfon dari nomor ini." ucap Seokjin kepada Yoona.
"nee. Tapi apa kau mengenalnya oppa?"
"dia orang yang tidak baik."
'tentu saja dia orang yang tidak baik, bagaimana bisa orang seperti itu di anggap baik.' batin Yoona.
"bukan itu maksudku, ap-"
"sudahlah tidak usah membahasnya."
"lalu bagaimana jika perkataan orang itu benar?"
"dia tidak akan bisa menepati perkataannya karena aku akan selalu berada di sampingmu." Yoona merasa sedikit tersentuh dengan perkataan Seokjin. Ia hanya diam saja tak tahu harus menjawab apa.
Tbc.
Maapin ya kalo ceritanya gak bagus atau kurang ngefeel🙂 maap juga kalo ada typo🙃 semoga suka dan terima kasih sudah baca ceritaku. Vomentnya jangan lupa ya😉😉💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Psychopath -Kim seokjin (TAHAP REVISI)
Fanfiction'sebenarnya ada apa denganmu? Aku masih belum memahamimu dengan benar Kim Seokjin, maafkan aku.' batin Yoona. "apa aku mengijinkanmu untuk memandangiku ketika aku tidur?" ucap Seokjin tiba-tiba. "eoh oppa? K-kau sudah bangun? Maafkan aku." ucap Yoon...