Part 20

1.1K 100 43
                                    

"Oppa, semalam kau kemana?" tanya Yoona ketika sarapan bersama Seokjin.

"Hah? Semalam? Kemana? Aku tidur di sampingmu. Waeyo?" tanya Seokjin berpura-pura tidak tahu.

"Aku tidak melihatmu di sampingku."

"Jadi kau tidak menganggapku ada? Begitu?"

"B-bukan oppa, bukan begitu maksudku. M-maks-" ucapan Yoona terpotong karena Seokjin yang menjatuhkan sendoknya dari genggamannya di piring yang ada di depannya.

"Sudahlah. Aku tidak nafsu makan." ucap Seokjin yang kemudian pergi menuju halaman belakang rumahnya sembari membawa laptop. Seokjin mengerjakan pekerjaannya yang harus segera ia selesaikan. Sekaligus untuk mengalihkan pikirannya dari Yoona sejenak. Ia juga menghindari Yoona supaya Yoona tidak menanyakan pertanyaannya lebih lanjut.

Tiba-tiba Seokjin merasakan sebuah lengan mungil memeluk pinggangnya dari belakang.

"Oppa, kau marah?" tanya Yoona yang baru saja memeluk Seokjin dengan dagu yang ia sandarkan di bahu kiri kiri Seokjin.

"Tidak. Aku tidak marah."

"Kau marah. Sudah pasti. Maafkan aku, aku tidak bermaksud menyinggungmu tadi. Mau memaafkanku?"

"Sudah kubilang aku tidak marah chagi."

"Tapi kau tidak menatapku, kau lebih sayang dengan laptopmu dari pada aku."

"Sayang, aku sedang menyelesaikan pekerjaanku. Aku tidak marah padamu. Masih belum puas heum?" ucap Seokjin yang sekarang menatap Yoona yang masih memeluknya.

"Cium. Biar aku tahu kau sungguh tidak marah padaku." Seokjin pun melepaskan pelukan Yoona. Ia berputar menghadap Yoona dan mencium bibir Yoona sedikit lama.

"Sudah?" Yoona mengangguk menanggapi Seokjin.

"Oppa kau belum selesai sarapan. Kau mau melanjutkan sarapanmu?" tanya Yoona.

"Tidak perlu. Aku sedang fokus menyelesaikan pekerjaanku. Aku akan makan nanti siang saja."

"Tapi perutmu masih belum terisi penuh."

"Tidak apa-apa sayang." ucap Seokjin dengan senyum manisnya.

"Baiklah aku akan beres-beres di dapur." Seokjin hanya tersenyum menanggapi Yoona. Yoona pun segera berjalan menuju dapur untuk menyelesaikan semua pekerjaan rumahnya.

Yoona merasa ada yang aneh dengan Seokjin. Yoona yakin semalam Seokjin tidak ada di sebelahnya. Ia berpikir jika semalam Seokjin membunuh seseorang. Tapi sedikit meragukan.

"Sayang, aku akan pergi keluar untuk mengurus pekerjaanku hari ini. Kau tetap di rumah nee?"

"Baiklah aku akan menunggumu di rumah." Seokjin mencium sekilas bibir Yoona. Kemudian ia pergi menuju kamarnya untuk bersiap-siap sebentar lalu ia berjalan menuju mobilnya dan pergi meninggalkan kediamannya.

***

Seokjin segera menyelesaikan urusannya. Ia tidak ingin lama-lama meninggalkan Yoona. Ia takut terjadi sesuatu jika Yoona ia tinggal sendirian. Belum lama Seokjin mengurus urusannya, tiba-tiba saja ponselnya berbunyi dan terpampang nama Yoona yang menelfonnya. Seokjin segera mengangkat panggilannya.

"Nee? Ada apa sayang?"

"Oppa!! Cepat pulang!! Tolong aku!! Hiks.. Hiks.. Oppa!!" Seokjin dapat mendengar suara Yoona yang sedang meminta tolong dengan suara tangisnya yang sangat keras.

"Chagiya!! Ada apa?? Apa yang terjadi??!! Cepat katakan padaku!!"

"Tidak lama lagi kau akan kehilangan kesayanganmu Kim Seokjin." tiba-tiba terdengar suara seorang pria di panggilan itu. Seokjin yakin Yoona sedang dalam bahaya saat ini.

Sweet Psychopath -Kim seokjin (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang