Sesampainya di kamar inap Yoona, Seokjin melihat Jimin yang sedang menyuapi Yoona dengan sabar. Ia merasa sedikit cemburu tetapi ia lebih memilih untuk mengabaikan cemburunya saat ini. Ia pun segera menghampiri Yoona dan mengambil alih makanan Yoona yang ada di tangan Jimin. Yoona mnegalihkan pandangannya dari Seokjin. Ia terlihat sedang marah saat ini.
"Chagii, maafkan aku. Aku pergi sedikit lama, tidak seperti ucapanku. Sebagai gantinya aku akan menyuapimu nee?" Yoona tetap mengabaikan Seokjin. Ia tidak berniat sedikitpun membalas ucapan Seokjin.
"Yoona sayang?" panggil Seokjin.
"Aku tidak mau. Aku mau disuapi Jimin. Anakmu yang meminta." Jimin terkejut dengan ucapan Yoona hingga matanya membulat sempurna. Seokjin juga terkejut tentunya dengan ucapan Yoona.
"Yakk!! Bagaimana bisa anakku lebih memilih Jimin daripada ayahnya sendiri?" Yoona hanya mengendikkan bahunya menanggapi pertanyaan Seokjin.
"Aku dan baby Kim lebih suka dengan orang yang lembut dan sabar, dan juga orang yang bisa menepati perkataannya."
"Ohh jadi maksudmu kau kebih suka Jimin begitu? Ya sudah terserahmu. Aku permisi." tanpa mengucapkan sepatah kata lagi, Seokjin memberikan makanan Yoona kepada Jimin dan berjalan pergi meninggalkan ruangan Yoona.
"Hyung!! Bukan begitu maksud Yoona!!" teriak Jimin yang diabaikan oleh Seokjin. Punggung Seokjin pun sudah tidak terlihat lagi yang artinya dia sudah pergi jauh.
"Yoona-ya, kenapa kau berkata seperti itu? Dia suamimu." ucap Jimin kepada Yoona yang kini terlihat sedih.
"Aku hanya takut Jim. Aku kesal dengan rasa takutku yang berlebihan. Aku sedari tadi menunggunya kembali tetapi ia tidak kunjung datang dan itu membuatku sangat khawatir kepadanya. Aku takut terjadi sesuatu yang buruk dengannya dan aku kesal karena dia membuatku menunggu dengan rasa khawatirku." jelas Yoona kepada Jimin.
"Tapi dia sudah kembali Yoona-ya, seharusnya kau tidak berkata seperti tadi. Apa kau tahu? Dia baru saja menyelamatkanku dari Jungshin. Jadi kupikir dia sedang lelah setelah mengurusi Jungshin. Seharusnya kau membuatnya tenang, bukan seperti tadi."
"Maafkan aku." Yoona pun menunduk.
"Mau meminta maaf kepada Seokjin? Aku akan mengantarmu."
"Tidak perlu. Aku akan menyusulnya sendiri." Jimin pun hanya mengangguk menanggapi ucapan Yoona. Tentu saja ia tidak akan membiarkan Yoona pergi sendiri. Ia mengikuti Yoona secara diam-diam. Beberapa menit Yoona mencari Seokjin di luar rumah sakit tetapi ia tak kunjung menemukan suaminya itu. Yoona pun memutuskan untuk melihat ke arah luar gerbang rumah sakit dan benar saja, ia melihat Seokjin berjalan sendirian entah kemana. Ia pun segera berjalan cepat untuk menyusul Seokjin. Tiba-tiba turunlah hujan yang mulai deras perlahan-lahan. Yoona tak menghiraukan hujan yang membuat tubuhnya basah. Ia terus berteriak memanggil Seokjin. Tetapi Seokjin tidak berniat sedikitpun untuk berhenti berjalan. Langit semakin gelap menandakan malam hari sudah tiba. Yoona merasa lelah karena sedari tadi ia terus saja mengikuti Seokjin yang tidak mau mendengarkan panggilannya. Akhirnya ia pun sedikit berlari untuk menghampiri Seokjin.
"Oppa!!! Berhentilah!!! Aku lelah!!" teriak Yoona. Akhirnya Seokjin pun berhenti dan membalikkan badannya menghadap Yoona.
"Oppa, maafkan aku. Aku tidak bermaksud membuatmu marah. Aku tidak ingin menyakiti hatimu, aku hanya sedang kesal karena aku mengkhawatirkanmu dan kau tidak kunjung datang." jelas Yoona kepada Seokjin. Seokjin tidak mengucapkan sepatah katapun untuk membalas ucapan Yoona. Ia kembali berbalik arah dan melanjutkan jalannya menjauhi Yoona.
"Oppa!! Kumohon maafkan aku!!" teriak Yoona lagi yang kini mulai berlari kecil. Ia menarik tangan Seokjin dengan sangat kuat supaya Seokjin mau berhenti dan mendengarkan penjelasannya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Psychopath -Kim seokjin (TAHAP REVISI)
Fanfiction'sebenarnya ada apa denganmu? Aku masih belum memahamimu dengan benar Kim Seokjin, maafkan aku.' batin Yoona. "apa aku mengijinkanmu untuk memandangiku ketika aku tidur?" ucap Seokjin tiba-tiba. "eoh oppa? K-kau sudah bangun? Maafkan aku." ucap Yoon...