#29. Our Angel

359 16 4
                                    

"anda camkan ucapan saya! Saya mencintai gadis ini, kemarin sekarang besok dan selamanya! Sebanyak apapun anda mencoba untuk menghancurkan saya dengan gadis ini, saya yakin anda akan gagal!"
- Tama Adhayksa Putra

🦅🍫

"sudah Ven?" tanya Chyntia saat melihat Venta menyiapkan makanan di meja makan

"sudah bun, semoga kakek suka ya" ucap Venta sambil sedikit meringis

"pasti! Masakan kamu kan enak" UCAP Chyntia menenangkan

"kamu panggil Tama sama Aca gih, ada di atas" ucap Chyntia

"Venta boleh naik ke atas?" tanya Venta

"lah emang kenapa? Biasanya juga gitu kan" ucap Chyntia bingung

"kan ada kakek bun" ucap Venta pelan

"ah itu, gak papa" jawab Chyntia membuat Venta tersenyum senang

"bentar ya bun" Venta naik ke atas. Ia tau, Tama ada di kamar Aca, karena sedari tadi terdengar suara Aca yang marah marah, pasti karena Tama.

Tok tok tok

"masuk aja" ucap Aca menjawab ketukan itu. Venta tersenyum lalu membuka pintu kamar Aca. Ia melotot melihat keadaan di dalam

"kak Venta!!! Tolongin Aca!!" teriak Aca heboh berlari ke Venta

"ngapain sih kalian?" tanya Venta bingung

"itu, masa abang, makan semua cemilan Aca, udah gitu bungkusnya gak dibuang, habis itu malah berantakin kamar" ucap Aca mengadu membuat Tama mengumpat kecil tapi masih bisa terdengar Venta dan Aca

"tuh kakk! Dari tadi abang ngumpat ngumpat terus!!" ucap Aca lagi

"lo ngadu aja terus!" Tama melempar Aca dengan bantal

"Tama! Yang bener dong! Lagian kamu juga, ngapain sih aneh aneh, punya kamar sendiri kan" omel Venta membuat Tama diam sejenak

"gaada makanan di kamar, lagian kan kamar adek sendiri" ucap Tama masih menyangkal

"nah karena Aca adek kamu, dan kamu juga yang buat kamarnya berantakan, beresin sekarang, sampai seperti kamu datang tadi!" ucapan Venta membuat Tama melotot

"kok aku?!" ucap Tama kesal

"kamu yang buat, kamu juga yang tanggung jawab. Sejak kapan kamu jadi gak punya tanggung jawab gini? Kalo jail, jail aja tapi jangan buat orang lain susah. Ngerti?" ucap Venta panjang lebar membuat Tama diam.

"ngerti, maaf" jawab Tama singkat

"yaudah Aca turun dulu aja" Aca mengangguk, ia segera turun.

Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang memperhatikan mereka. Halim! Halim lah yang memperhatikan mereka. Halim sendiri kaget saat Tama menurut dengan Venta begitu saja.

Tapi bukan Halim namanya kalau tidak berpegang teguh pada keputusannya, ia masih tidak merestui hubungan Tama dan Venta ini

"mau aku bantu?" tanya Venta, karena ia sendiri tidak tega membiarkan Tama membereskan kamar Aca yabg cukup luas sendirian

Tama menoleh menatap Venta "nggak usah, katanya aku harus tanggung jawab. Ini aku lagi tanggung jawab jadi jangan dibantu" ucapan Tama membuat Venta tersenyum

"nah gitu dong. Masa rasa tanggung jawab kamu ilang gitu aja" ucap Venta

"iyaiya bawel, diem dulu ah" Venta memanyunkan bibirnya kedepan, kesal dengan Tama

VenTama [C O M P L E T E ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang