#44. Kehilangan Semangat

252 15 0
                                    

|kamu akan kehilangan bulan jika sibuk menghitung bintang - Fin Devan Charles|

|hal yang tidak bisa kamu dapatkan kembali dalam hidup adalah kepercayaan dan kesempatan yang sudah hilang
- Taalea Venta Putri|

|ada saatnya gue akan kembali lagi buat lo disaat semua masalah udah pergi
- Tama Adhayksa Putra |

🍫🏀

Tidak ada suara alarm yang membangunkan laki laki dengan paras tubuh yang hampir sempurna ini. Devan, ia bangun dari tidur malamnya saat sinar matahari menembus kaca jendela kamarnya. Ia merasa ada yang aneh dengannya

"ehh?" Devan mendongak, ia terkejut saat melihat gadis cantik yang semalam ia bawa ke rumahnya itu tengah ada di bawahnya sedang tidur. Devan tersenyum melihat wajah tenang Venta

Devan mengelus pelan tangan Venta yang menempel di wajahnya.

Venta tiba tiba membuka matanya perlahan, ia begitu terkejut melihat Devan yang ada di dekatnya sambil tersenyum lebar

"good morning baby, nyenyak tidurnya?" ujar Devan dengan suara serak khas bangun tidurnya

"good morning, nyenyakk" jawab Venta sambil tersenyum

"lo dari tadi bangun?" tanya Venta

"5 menit yang lalu" ujar Devan masih menatap Venta

"kenapa ga bangunin gue?" tanya Venta

"ga tega" Venta masih tersenyum menatap Devan

"kenapa bisa tidur di sofa hm?" tanya Devan sambil membenarkan anak rambut Venta yang menutupi wajahnya

"tadi malam gue ambil minum, terus gue liat lo ga pake selimut, yaudah gue kasih selimut, eh terus enggak tau gue ikut tidur sama lo. Maaf" ujar Venta

"its okay, tiap hari aja gini, gue seneng" ujar Devan sambil memperlihatkan senyum indahnya dan memeluk Venta erat

"sampai kapan lo mau tidur gini terus? Tau ga lo berrrraatt" ujar Venta membuat Devan tertawa

"5 menit lagi sayangg" ujar Devan

"nanti telatttt" Venta masih berusaha mendorong tubuh Devan, tapi jelas tenaganya tidak kuat untuk mendorong Devan

"diem aja lahh, gue masih ngantuk" ujar Devan sambil mengusel kan kepalanya

"gue seret lo ke kamar mandi nih" a cam Venta

"gak peduli, gue tetep peluk lo" Venta mendadak kesal sendiri kalau Devan sudah seperti ini

"gue mau mandi" ujar Venta

"baju lo masih di bawah, dan lagi gue ikut lo" Venta melotot mendengar jawaban Devan

"iyaiya terserah" Venta berusaha turun dari sofa tapi sangat susah

"ayolahh Devvv!! Gue susahhh nihhh" ujar Venta

"lo ahh! Jarang jarang gue bisa bangun terus liat lo pertama kali" ujar Devan bangun dari tidur nya

"ya itu derita lo" jawab Venta asal, ia sudah berdiri dan membenarkan ikat rambutnya. Devan kembali memeluk Venta dari belakang, Venta bisa melihat pergerakan Devan dari kaca didepannya.

"jangan bilang lo ikut gue turun dalam bentuk kek gini?" ujar Venta menebak

Devan malah tersenyum laku mengangguk mantap, ia meletakan dagunya di atas bahu Venta

"ohhh no no no! Dibawah ada bokap lo! Ada tante Retha juga!! Yang bener aja. Masa Devan yang dinginnya minta ampun bisa jadi manja kek gini?" ujar Venta membujuk

VenTama [C O M P L E T E ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang