#46. Persiapan

256 14 0
                                    

Bahagianya hanya dengan orang spesialnya, jika memang kamu spesial, bahagiakan dia
- Tama Adhayksa Putra

🍫🏀

Tama baru pulang dari warkam, ia langsung pulang ke rumahnya. Pikirannya terus terputar di Venta. Biasanya sebelum Tama pulang kerumah ia selalu mengantar Venta dulu. Tapi kali ini tidak lagi

Tama masuk ke rumah juga tidak lagi berteriak memanggil Chyntia atau siapapun semenjak hari dimana ia putus dengan Venta.

"Tama?" panggilan Chyntia membuat Tama menoleh.

"baru pulang?" tanya Chyntia. Tama hanya menganggukan kepalanya membuat Chyntia tersenyum kecut saat mendapati perubahan sikap anak sulungnya yang semakin hari semakin jelas

"yaudah, mandi gih" ujar Chyntia. Tama tidak menjawab, ia langsung naik ke kamarnya

Setelah mandi, Tama memilih merebahkan tubuhnya di kasurnya. Pandangan kosongnya menatap ke langit langit

"semudah itu lo lupain gue ya? Kok gue susah banget" monolog Tama

"Bangg!!!!" teriak Aca dari depan kamar sambil mengetuk pintu Tama

"masuk" ujar Tama singkat. Pintu segera terbuka memperlihatkan Aca yang berdiri di ambang pintu

"pinjam laptop dongg" ujar Aca. Tama beranjak dari tidurnya ia mengambil laptop  di meja belajarnya

"abang kenapa?" tanya Aca setelah menerima laptop dari Tama

Tama menggeleng pelan ia kembali tiduran di kasurnya, Aca masih berdiri di depan pintu sambil memeluk laptop Tama

"Aca boleh masuk?" tanya Aca. Tama mengangguk singkat. Aca duduk di sofa milik Tama

"kak Venta ya?" tebak Aca membuat Tama menghela nafasnya berat

"abang mau cerita sama Aca? Aca mau dengerin loh" ujar Aca

"mau nikah" ujar Tama singkat membuat Aca melotot kaget

"abang mau nikah?!! Sama Kak Dinda yang ga jelas itu?!! Aduhhh Aca ga setuju!!!" ujar Aca heboh. Untung tadi pintunya sudah Aca tutup

"Venta sama Devan" Aca menghembuskan nafasnya lega

"kok bisa? Abang yakin yang mau nikah mereka? Kan masih sma bang. Gak mungkin juga Kak Venta mau nikah semuda ini bang" ujar Aca membuat Tama berpikir lagi

"tapi tadi abang ikutin mereka cek gedung pernikahan, mereka juga udah sewa. Mereka juga udah siapin undangan" ujar Tama menjelaskan

"abang yakin mereka yang nikah? Kalau Aca nggak yakin. Kak Venta itu sayang banget sama abang, ga mungkin secepat itu dia lupa sama abang dan langsung nikah" ujar Aca

"enggak tau lah, abang udah cape mikir. Tadi habis berantem" ujar Tama

"sama?" tanya Aca

"Venta" Aca sudah paham, kalau abangnya ini sering debat dengan Venta atau Devan bahkan teman temannya

"yaudah, abang yakin aja kalau itu bukan mereka yang nikah. Aca kejar dulu, besok pagi Aca balikin laptop nya. Makasihh" ujar Aca yang hanya diangguki Tama.

Malam ini semua berkumpul di meja makan untuk makan malam berasama. Tama juga terlihat duduk di sana, tapi jiwa nya tidak ada di sana. Tatapannya kosong. Rega sudah paham karena tadi Aca menjelaskannya ke Chyntia dan Rega

"Dinda gimana Tam?" tanya Halim membuat Rega dan Chyntia menghela nafas

"ya gitu" balas Tama enteng

VenTama [C O M P L E T E ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang