#60. Selamat Tinggal

838 24 1
                                    

Bertemu denganmu adalah sebuah takdirku, tapi mencintaimu itu adalah sebuah pilihanku - Tama Adhayksa Putra

🍫🏀

Tama yang baru saja sampai di kamarnya, langsung mengambil koper dan menyiapkan semua barang barang keperluannya untuk ia bawa ke Amerika.

Ia berkali kali menghela nafas, menahan rasa sakit yang ia rasakan saat ia harus pergi bertahun tahun dan meninggalkan gadis yang sangat ia cintai

"gila gue lama lama!" ketus Tama frustasi sambil memasukan baju ke dalam kopernya

Tok tok tok

"masuk" jawabnya singkat membuat pintu kamarnya terbuka dengan laki laki berbadan tegap berdiri disana

"sudah selesai?" tanyanya

"selesai selesai, seumur umur mana pernah Tama packing sendiri! Pas kecil bunda yang packing, pas SMP bunda juga yg packing, pas SMA Venta yang packing, gimana mau selesai!" omel Tama panjang lebar

"heh! Ayah kan cuma tanya udah apa belom? Tinggal jawab belom apa susahnya?" jawab Rega kesal membuat Tama nyengir. Rega duduk di kasur tempat Tama mengemas barang barangnya

"kamu udah kasi tau Venta belom?" tanya Rega. Tama menggeleng singkat

"terus?" tanya Rega

"ya gak terus terus yah!" jawab Tama kesal

"lah gimana sih kamu"

"Tama udah tulis sesuatu buat Venta, besok dia buka jam 8 pagi, kalau dia mau ktmu Tama bisa ke bandara, kalau ga mau ya gapapa. Tama kan take off jam 10" jawabnya enteng

"kalau Venta ga mau dateng karena kecewa gimana??" tanya Rega

"itu hak dia, Tama juga salah udah bohong, harusnya Tama cerita, tapi Tama ga tau gimana ngomongnya" jawabnya

Rega merasa prihatin dengan anak sulungnya itu, Tama hanya bisa lemah saat ia dihadapkan pilihan denqan Venta. Tapi saat ini Tama justru menutupi bahwa dirinya sedang hancur

"yah?" Panggil Tama membuat Rega membuyarkan lamunannya

"apa?" tanya Rega

"kalau Tama udah pergi, Tama titip Venta, kalau ada apa apa, ayah telpon Tama ya. Ayah punya nomor Devan kan? Telpon Devan juga gapapa yah" ujarnya menjelaskan

"iya paham" jawab Rega

"ada lagi, nanti Venta suruh cek lemari baju Tama ya, Tama ada taruh sesuatu buat Venta" ujarnya lagi

"ada lagi?" tanya Rega, Tama menggeleng

"yaudah, ayah keluar dulu, jangan ada yng ketinggalan" ujar Rega. Tama hanya mengangguk singkat

Ia masih sibuk dengan barang barang bawaannya, bahkan ia tidak tau harus memasukan apa lagi dan bagaimana menatanya.

Ia memutuskan menelpon Bara untuk meminta bantuan.

"HALO?!!!!" teriak Bara keras membuat Tama menjauhkan hp dari telinganya dan bersiap mengumpat

"anjing! Gak usah bentak gue!" balas Tama tak terima membuat Bara langsung terkejut

"oh elo? Gue kira Yudha tadi" jawab Bara

"hm"

"napa lo?" tanya Bara

"gue minta tolong"

"apaan?" tanya Bara

"gue video call, angkat!!" sebelum Bara menjawab, Tama sudah mematikan telponnya dan mengubah ke panggilan video

VenTama [C O M P L E T E ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang