Part 15 - Jawaban

24 16 2
                                    

Kring...kring...kring...

Bel pulang sekolah akhirnya berbunyi nyaring. Semua siswa keluar kelas dengan semangat. Ada yang ingin pulang kerumah, ada yang ingin kerja kelompok, ada yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, atau ada yang disekolah hanya untuk membunuh waktu seperti Elsa.

Entah kenapa, bukannya langsung pulang, Elsa malah bergerak ke perpustakaan. Ia begitu penasaran dengan Esa. Natalia sudah pamit sedari tadi, karena ia tahu kalau Elsa akan ke perpustakaan terlebih dahulu.

Dikelas hanya ada beberapa orang lagi, termasuk Elsa dan Septihan. Elsa sudah berkali-kali berusaha untuk bertingkah normal tanpa kegugupan yang kentara. Akhirnya ia menghampiri Septihan.

"Sep, elu liat Esa gak?" Tanya Elsa pada Septihan. Sungguh ia sudah memotong urat malu nya untuk berani bertanya. Elsa baru tahu jika rasa penasarannya lebih besar daripada rasa malu nya.

"Tumben lu Sa, nanyain Esa. Apa jangan-jangan kalian ada something? Gara-gara tadi elu telat bareng dia." Tanya Septihan penuh selidik. Ia sedikit menggoda Elsa yang terlihat begitu gugup. Terlihat jelas dari cara ia meremas ujung rok nya.

"E-e-engga, apaan sih elu Sep. Ada-ada aja." Canda Elsa untuk mencairkan suasana. Sungguh Elsa merasa terintimidasi.

"Ah sial. Bukannya suara canda yang terdengar, malah suara gugup nya. Bagus sekali Elsa." Rutuk Elsa dalam hati.

"Bukannya baru kemarin elu ribut sama dia di kantin. Sekarang udah nanyain aja. Udah kangen ya? Apa iya pesona Esa segitu kuatnya?" Septihan sangat suka menggoda Elsa. Jarang-jarang ia melihat Elsa seperti ini. Ia harus menggunakan kesempatan yang ada. Bukankah jika ada kesempatan harus kita ambil, dan tidak boleh disia-siakan. Ia tersenyum bangga.

"Apaan sih lu Sep, malah ngelantur. Esa dimana sekarang!?" Tanya Elsa lagi. Ia jengkel kepada Septihan sekarang. Apa chairmate itu memang se-menjengkelkan ini?

"Wow easy Tiger. Esa udah ada di perpustakaan. Gua juga mau ke perpus nemuin dia. Kita mau ngerjain Pr Mtk yang tadi dikasih Bu Malla." Terang Septihan sambil berjalan keluar kelas.

"Apa-apaan sih Esa. Apa dia bohongin gua. Kalau mau berbagi rahasia harusnya cuman berdua dong. Kok Septihan malah ikut? Apa gua pulang aja? Tapi tadikan Esa nyuruh gua ke perpus? Tapi kenapa harus sama Septihan? Apa Septihan juga tahu kalau Esa ngajak gua juga? Jangan-jangan gua dijebak sama chairmate sialan itu?" Batin Elsa bertanya-tanya.

Tanpa disadari oleh Elsa, ternyata Septihan sudah tidak ada dikelas. Elsa buru-buru menyusul nya. Untuk hari ini saja, Elsa akan berbuat hal memalukan seperti ini.

"Gua ikut dong. Gua ada urusan sama Esa." Ucap Elsa setelah ia sudah berjalan bersisian dengan Septihan.

"Wow ternyata Esa gercep juga ya. Hati-hati lu, awas ketahuan Dewa. Nanti berabe urusannya."

Elsa bingung. pasal nya dari tadi pagi, ia tidak melihat Dewa. Mungkin Dewa tidak masuk sekolah atau mungkin ada urusan. Entahlah ia akan menanyakan nya nanti.

"Dari tadi juga gua gak nemuin Dewa. Gak tahu kemana tuh anak." Ujar Elsa.

Septihan hanya diam, tak merespon. Mereka berjalan menuju perpustakaan dengan hening tanpa ada perbincangan apapun.

🐋🐋🐋

Akhirnya mereka sampai di perpustakaan. Perpustakaan ini sangat amat nyaman, dan membuat betah karena fasilitas lengkap yang disediakan. Terdapat banyak sekali rak yang menjulang tinggi. Elsa, dan Septihan akhirnya masuk, lalu bergegas mencari Esa.

KONTRADIKSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang