Part 29 - Tembakan Pertama

16 11 1
                                    

Ini part terpanjang yang pernah ku buat huhu...

Semoga gak membosankan...

I hope you like it...

Enjoy and Happy Reading...

🐋🐋🐋

Elsa terpaku, tenggorokan nya tercekat. Ia diam tak menjawab pertanyaan dari Dewa. Elsa pura-pura sibuk memilih snack dan tak mendengar. Untuk meredakan kegugupan ini, Elsa mengambil Snack yang cukup pedas. Semoga ini bisa membantu otak nya hanya fokus pada rasa pedas saja.

Saat sedang asyik makan, tiba-tiba Dewa merebut snack itu lalu memakannya banyak. Ia langsung tersedak. Terbatuk-batuk dengan mata memerah. Elsa menjadi panik. Ia mencari-cari air putih di kantung belanjaan tapi tak ada. Bodoh sekali dia. Dari banyak nya belanjaan tak ada satu pun air putih. Ia panik lalu menepuk nepuk punggung Dewa, tapi tak berhasil. Muka Dewa sudah sangat merah. Air mata sudah jatuh di pipi nya. Ia buru-buru mencari vending machine minuman, yang untung saja tidak jauh dari tempat nya sekarang.

Elsa berlari kencang, sampai menyenggol beberapa orang. Ia tak peduli, ia hanya khawatir pada Dewa. Elsa buru-buru memencet tombol-tombol itu, sampai ia mendapat kan benda itu.

Ia berbalik untuk kembali ke Dewa, tapi ia kaget. Dewa sudah ada di depannya, bertekuk lutut. Posisi nya seperti sedang melamar pujaan hati nya. Tangan kiri nya memegang buket bunga yang sangat besar dan cantik, sedangkan tangan kanannya mengulurkan cincin cantik nan indah. Elsa menutup mulutnya karena terlalu terkejut.

Semua pengunjung mall menatap mereka, ada yang menatap kagum, haru dan bahkan tersenyum malu-malu. Dan ada beberapa pengunjung yang merekam kejadian tersebut. Elsa masih saja diam, dan Dewa tak mengeluarkan sepatah kata pun.

Kemudian mata Dewa, mengisyaratkan agar ia melihat botol minuman itu. Elsa menurut, dan ia tambah terkejut lagi. Bagaimana mungkin minuman yang ada didalam vending machine bisa di tertulis kata Do You Want to be My Girlfriend? sebagai pengganti label merk nya.

Elsa mengedarkan pandangan nya kesekitar. Melihat banyak sekali orang yang seperti nya mengharapkan ia berkata 'iya'. Tapi Elsa sudah berjanji pada seseorang, ia tidak akan mengingkari janji nya. Untuk sekarang.

Dewa masih ditempat nya, tidak bergerak sedikitpun. Senyum nya menghipnotis Elsa, membuat Elsa merasa tertarik dalam dunia nya. Lalu Elsa mendekat dan mengulurkan tangannya kearah Dewa, lalu membantu nya berdiri. Para pengunjung yang tadi menonton bersorak kecewa. Karena sang gadis belum menjawab tawaran kekasih nya itu.

Elsa membawa Dewa untuk kembali duduk di tempat mereka tadi, lalu mengulurkan botol minum yang sudah dibuka tutup nya, "Nih minum dulu." Tawar nya.

Dewa mengambil minuman itu, lalu menegak nya rakus. Ia tadi sungguhan tersedak, tapi rencana nya harus tetap berjalan. Dewa lalu tersenyum tampan, lalu bertanya lagi pada Elsa. "Mau kan?" Tanya nya

Elsa memegang kedua tangan Dewa, seakan meminta perhatian. "Beri aku waktu."

"Berapa lama?"

"Aku janji tak akan lama."

"Tapi aku takut kamu pergi."

"Aku tak akan pergi."

"Janji tak ada lelaki lain?"

"Aku janji."

"Oke." Ucap Dewa lemah

Dewa bisa saja memaksa Elsa seperti biasanya. Ia tak bisa menerima sebuah penolakan. Itu melukai harga dirinya. Tapi Dewa belajar untuk bersabar, terus berusaha untuk mengerti kemauan Elsa.

KONTRADIKSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang