Part 69 - Gara-gara Septihan

2 6 0
                                    

Jam istirahat sudah selesai sejak lima menit yang lalu, tapi Elsa baru saja ingin menuju ke kelas nya. Berjalan sendirian di koridor, karena Natalia sudah terlebih dahulu ke kelas agar bisa memberikan alasan kenapa Elsa telat masuk.

Sebenar nya saat bel masuk, Elsa dengan segera beranjak ke kelas. Tapi ia baru teringat handphone nya tertinggal di atas meja kantin, padahal diri nya, dan Natalia sudah sampai diambang pintu kelas. Alhasil dari pada mereka berdua yang terkena masalah, Elsa memaksa Natalia agar tetap di kelas.

Ia bergegas saat melewati ruang guru, karena takut di sangka bolos. Tapi melihat Septihan yang bersandar di dinding ruang guru sambil memainkan handphone nya, membuat langkah Elsa melambat. Ia melangkah mendekat dengan perlahan, hingga Septihan menyadari keberadaan nya—mengangkat sebelah alis nya bingung.

"Ngapain disini, Sep?" Tanya Elsa sok akrab.

Septihan diam sejenak, mengalihkan pandangan nya pada pintu ruang guru yang terbuka, menampilkan Esa yang tengah sibuk mundar-mandir. "Nganter Esa bentar." Jawab nya.

"Hah? Ngapain?" Tanya Elsa lagi dengan raut wajah penasaran nya.

Senyum mengejek terpampang nyata di bibir Septihan, "Ah kepo lu." Ketus nya, kembali memainkan handphone.

"Aish...pelit banget." Balas nya sambil memajukan sedikit kepala nya, melihat ke dalam ruang guru dengan seksama. Ada banyak guru yang berlalu lalang keluar masuk, tapi tak bisa mengalihkan perhatian Elsa pada lelaki jangkung di depan sana yang tampak sibuk.

"Udah sana ke kelas." Celetuk Septihan singkat.

"Esa ngapain Sep?" Tanya nya dengan penuh rasa penasaran.

Septihan menaruh handphone nya di saku celana, kemudian memandang Elsa lurus. "Dia lagi ngurusin berkas-berkas buat kuliah nya."

"Hah? Kok gak barengan sama kita sih?" Tanya Elsa sekali lagi tanpa bisa menyembunyikan raut wajah heran nya.

Septihan mencebik sebal, "Esa itu rajin. Gak kaya elu. Udah lah ayo ke kelas." Ajak Septihan sambil merangkul Elsa—menyeretkan agar ke kelas bersama.

🐋🐋🐋

Elsa kembali ke kelas dengan perasaan sebal luar biasa. Septihan memang patut mendapatkan gelar manusia paling menyebalkan di muka bumi. Lihat saja sekarang, alih-alih mereka duduk di bangku mengikuti pelajaran, mereka malah berdiri di depan kelas dengan satu kaki terangkat, juga tangan yang menjewer telinga masing-masing. Ini semua gara-gara Septihan.

Saat tadi mereka masuk ke kelas, Septihan langsung berujar tanpa ditanya oleh guru. "Maaf kita telat. Abis kencan dulu tadi. Ya gak beb?" Tanya nya pada Elsa sembari mengerlingkan sebelah mata nya—menggoda.

Sial

Semua teman-teman nya tertawa begitu pula Natalia yang hampir saja menangis karena tertawa puas. Elsa menatap tajam sahabat nya itu agar berhenti menertawai nya. Hingga tiba-tiba ketukan pintu membuat perhatian mereka semua teralihkan, begitu pun guru yang sedang mengajar dengan segera bergegas membuka pintu.

Menampakkan Esa yang tersenyum canggung sambil mengucapkan maaf karena datang terlambat. Ia masuk dengan santai tapi tatapan mata nya tidak lepas dari Elsa. Bola mata hitam itu menatap lekat ke arah nya, membuat Elsa mati kutu. Menundukkan kepala, dengan keadaan tubuh yang mulai goyah ingin terjatuh. Tapi sebisa mungkin ia menyeimbangkan nya kembali.

"Septihan ini seharusnya belajar sopan santun. Untuk apa good looking, tapi tidak good attitude." Ujar sang guru meremehkan Septihan, yang dibalas cengiran lebar oleh orang aneh di sebelah nya.

KONTRADIKSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang