Part 10 - Teknologi

32 16 2
                                    

"Tak semua orang senang dengan kemajuan teknologi. Mereka yang senang karena mampu mengikuti arusnya dengan stabil. Mereka yang tak senang karena tak mampu mengikuti arusnya, lalu tertinggal."

Esa Mahendra

🐋🐋🐋

Sehabis sholat Isya, dan tadarus Al-Qur'an. Esa men-cek pelajaran untuk besok lalu belajar dengan serius. Dan tanpa sadar jam sudah menunjukkan pukul 20.30, dan hp nya berdering menandakan ada panggilan masuk.

Esa mengambil hp-nya yang berada dalam tas. Hp milik Esa adalah hp jadul dengan tipe jaringan 3G. Padahal teman-temannya yang lain sangat bersemangat apabila ada hp keluaran terbaru. Mereka segera membeli nya, tanpa mempedulikan harga yang harus dibayarkan. Entah karena kebutuhan, atau gaya apalagi gengsi. Esa tak ingin berburuk sangka.

Esa memilih masih mempertahankan HP-nya karena masih bisa digunakan untuk telpon, dan chatting. Apabila sudah benar-benar rusak Esa baru akan membelinya.

Ternyata Septihan yang menelpon.

"Assalamualaikum Sa?"

"Waalaikumsalam Sep. Kenapa?"

"Ini tentang tugas proposal. Gua bikin grup di WhatsApp buat diskusi. Terus mereka pada setuju sama ide gua. Gua gak nge-invite elu, karena gua tau elu paling gak suka komunikasi lewat media sosial."

"Hahaha, elu emang teman gua Sep. Kalau misalkan yang lain udah setuju, yaudah. Gua juga setuju ide elu bagus banget loh."

"Gua merasa tersanjung dapet pujian dari Elu sama Elsa. Yaudah gua tutup telpon nya ya. Pulsa gua limit hahaha."

"Emang ide elu bagus kok Sep. Yaudah gua tutup telpon nya, Wassalamu'alaikum."

"Oke, Waalaikumsalam."

Setelah itu Esa segera menidurkan diri diranjang nya. Menatap kearah langit-langit. Lalu pikirannya menerawang.

Esa tak suka komunikasi lewat media sosial bukan tanpa alasan. Entah kenapa Esa sangat malas harus mengetik, dan membalas chat yang masuk. Bahkan Septihan pernah marah-marah kepada nya, karena Esa tak menjawab pesan nya berhari-hari.

Esa berpikir kenapa teknologi zaman sekarang semakin canggih. Semakin cepat berkembang. Apalagi handphone, dari semua jenis teknologi. Esa paling tak suka dengan kemajuan handphone. Zaman sekarang saja brand handphone berlomba-lomba untuk menambah kamera mereka, mempercantik kamera, memperbesar layar, dan sebagainya. Sampai mereka memiliki banyak sekali seri.

Bukannya menyalahkan. Esa tak bisa memungkiri bahwa hal seperti ini bisa terhindari. Ia hanya merasa kasihan kepada orang yang boro-boro memikirkan teknologi, mereka hanya memikirkan bisa makan atau tidak hari ini. Mereka pasti merasa sangat tertinggal pada zaman sekarang. Dimana semua serba maju, hanya orang yang mengikuti arus nya lah yang dapat bertahan.

Memang semua itu memudahkan manusia, tapi tak semua manusia merasa itu memudahkan. Mereka harus memikirkan banyak hal dan mengesampingkan memiliki handphone. Ah membayangkan nya saja sudah membuat Esa merasa sedih, dan sesak.

Esa selalu berdoa semoga mereka selalu di beri kemudahan oleh Tuhan. Dan akhirnya Esa pun tertidur.

Big Hug

saha__

KONTRADIKSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang