Part 26 - Bimbang

16 12 1
                                    

"Ada kesempatan yang selama ini kita lalaikan, ada kesempatan yang selama ini kita acuhkan, dan ada kesempatan yang selama ini tidak kita hiraukan. Yaitu berbakti kepada kedua orang tua"

Esa Mahendra

🐋🐋🐋


Flashback

Sehabis bel pulang sekolah berbunyi, Esa bergegas ke parkiran sepeda. Dia tak sabar ingin bertemu Bapak nya. Esa tersenyum bahagia, sudah lama ia tak berjumpa dan mengobrol santai. Dia berpikir hal apa saja yang ingin dia diskusi kan. Bapak nya memang tempat bertukar pikiran paling cocok bagi Esa

Perasaan lega menyeruak dalam dada nya, tatkala saat ia sampai rumah Bapak sudah ada di depan pintu. Seakan menunggu kedatangannya. Esa buru-buru memarkirkan sepeda nya, lalu berlari menghampiri Bapak nya.

"Assalamualaikum, Esa pulang." Salam Esa sambil mencium tangan Bapak nya lalu memeluk nya erat. Melepas rasa rindu nya.

Bapak membalas pelukan Esa tak kalah erat, ia begitu rindu dengan jagoan satu satu nya ini, "Waalaikumsalam, ayo masuk Sa." Balas Bapak

Esa lalu masuk bersama Bapak nya. Ia lalu menghampiri sang Ibu yang sedang menyiapkan makanan, "Esa pulang Bu."

"Eh... anak ibu udah pulang. Dari tadi tuh Bapak nunggu kamu Sa." Ucap Ibu sambil tersenyum ke arah Esa.

"Rindu kali Bu sama Esa, hahahaha..." Ucap Esa sambil berlalu ke arah kamar nya. Buru-buru mengganti baju, lalu kembali ke ruang makan untuk makan bersama.

Terlihat Ibu dan Bapak nya sudah bersiap-siap ingin makan, tapi belum dari satupun yang memulai. Mungkin mereka menunggu diri nya.

Kadang terlahir dari keluarga sederhana tidak seburuk itu

"Ayo buruan Sa. Ini Bapak udah ngiler dari tadi." Canda sang Ibu

"Hahahaha iya. Padahal tadi Esa cuman sebentar."

Esa lalu duduk berhadapan dengan kedua orang tua nya. Ibu nya mulai menyiapkan makanan untuk Bapak dan Esa. Perlakuan ibu nya memang sederhana, tapi membuat Esa begitu bahagia.

Dengan makanan yang sederhana, perlakuan yang sederhana, dan keluarga yang sederhana sudah membuat Esa merasa bahagia.

Sebelum memulai makan, Bapak nya berujar, "Sehabis makan Bapak tunggu di depan." Esa hanya mengangguk mengiyakan.

🐋🐋🐋

Bapak sudah beres makan sedari tadi, dan Esa membantu ibu mencuci piring. Setelah itu ia menghampiri Bapak sambil membawa satu gelas teh, dan kopi. Teh untuk nya, dan kopi untuk Bapak.

Esa lalu duduk di samping Bapak nya, terhalang meja kecil di ditengah tengah mereka.

"Nih Pak kopi nya." Ucap Esa

"Iya."

Setelah itu hening, Bapak belum memulai pembicaraan nya. Suasana canggung seketika, Esa tahu jika sekarang Bapak sedang berpikir keras.

Bapak hanya memandang ke langit sore, keadaan sore ini cukup mendukung. Tak terlalu panas ataupun dingin. Membuat mereka betah dalam kesunyian.

Esa dengan sabar menunggu. Hingga akhir nya Bapak bertanya, "Gimana sekolah kamu Sa?"

Esa menoleh, "Baik kok."

KONTRADIKSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang