Part 9 - Penasaran

27 15 2
                                    

Setelah Dewa tak terlihat lagi oleh pandangan matanya, Elsa bergegas masuk kerumah.

"Assalamualaikum, Elsa pulang!" Seru Elsa sambil berjalan masuk kerumah menghampiri Mommy nya.

"Waalaikumsalam little girl." Balas Mommy semangat.

"Daddy dimana Mom?" Tanya Elsa sambil mencium tangan sang ibu. Lalu mengedarkan pandangan nya mencari sosok Daddy tercinta nya.

"Daddy mu belum pulang. Katanya hari ini lembur Sa." Jawab Mommy.

Elsa lalu bergegas ke kamar nya, dan segera membersihkan diri. Jaket Dewa, ia berikan kepada Bibi untuk di cuci. Tak etis menurut nya jika di pakaian lelaki terdapat bau perempuan.  Setelah itu ia bergegas mengulang pelajaran hari ini. Elsa mengambil buku yang berada di tas nya, dan belajar sambil tengkurap di ranjangnya.

"Hari ini cuman ada Pr dari Pak Budi doang." ucap Elsa kepada diri nya sendiri. Karena bosan ia membuka ponsel nya. Dan ia terkejut karena notifikasi WhatsApp nya sangat banyak.

"Kok tumben banyak notif ya." Ucap Elsa heran. Lalu ia membuka aplikasi WhatsApp. Dan ternyata ada grup baru dengan nama PROPOSAL BAPAK TAMPAN. Pesannya sudah 1000 lebih, dan ia belum membuka nya sama sekali.

"Aduh siapa sih yang bikin grup?" Keluh Elsa. Tapi grup itu memang berguna untuk membahas tugas mereka. Apalagi tugas itu dikumpulkan akhir bulan ini, yang terhitung kurang dari 2 Minggu lagi.

Elsa lalu melihat siapa saja anggota grup itu, dan tidak menghiraukan pesan yang belum ia baca. Semua ada digrup itu, kecuali Esa. Kenapa Esa tidak masuk grup?

Akhirnya karena takut mati penasaran, ia bertanya di grup.

Elsa : Kok Esa gak masuk grup ya?

Septihan SBB : Dia lebih suka diskusi langsung. Kalau semua nya udah fiks nanti gua telpon Esa nya.

Natav : Yah gak seru dong. Coba elu aja yang gak ada di grup Sep. Gua ikhlas kok.

Septihan SBB : Yeh... Awas aja lu Nath kalau kangen sama gua. Lagian kan gua yang ngide buat bikin grup.

Natav : Yaudah daripada Elu ngomong gak jelas mulu, mending kita diskusi tentang proposal nya.

Septihan SBB : Kan yang ngajak gak jelas duluan elu Nath. Yaudah sekarang kita bahas proposal. Gimana sama ide gua disekolah? Apa yang lain punya ide?

Natav : Kayaknya semua setuju ide elu deh. Tinggal nunggu kepastian dari Esa, sama Elsa aja nih.

Elsa : Gua setuju kok. Ide lu bagus.

Septihan SBB : Oke, kita tinggal telpon Esa. Bentar ya gua telpon dulu.

Elsa pun segera me-nonaktifkan handphone nya. Karena merasa mengantuk, Elsa akhirnya jatuh tertidur.

🐋🐋🐋

Jam 21.00

Elsa terbangun sambil mengucek mata nya. Ia menajamkan pandangan nya ke arah jam dinding. Dan ia terkejut karena hari sudah gelap. Ia tadi tertidur saat sore hari, dan tak disangka sekarang sudah jam 9 malam.

Sial. Elsa belum sholat Ashar, dan Maghrib. Elsa merutuki diri nya karena bodoh. Ia pun segera ke kamar mandi, lalu meng-qadha sholat nya, dan melaksanakan sholat isya. Semoga Allah mengampuni dosa-dosanya.

Habis itu, ia turun kebawah karena merasa lapar. Ia melihat di meja makan hanya ada pembantu nya.

"Bi, Daddy sama Mommy udah makan malam?" Tanya Elsa.

"Tadi Ibu udah makan, kalau Bapak belum pulang. Non Elsa mau makan? Bibi angetin dulu ya lauk nya." Ucap sang bibi. Karena tak mau merepotkan akhirnya Elsa memakan makanan tanpa di hangatkan terlebih dahulu.

Setelah makan dengan cepat, Elsa bergegas ke kamarnya, dan mempersiapkan pelajaran untuk besok.

"Besok itu... Gak ada Pr. Tapi gua bakal baca-baca dikit aja deh." Ucap Elsa sambil merapikan buku-bukunya.

Setelah itu, ia melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 23.00
Sebelum tidur, ia ingin men-cek hp nya. Ada pesan dari Grup Proposal Bapak Tampan, dan dari Natalia. Elsa menamai kontak anak Sekolah Bina Bangsa dengan singkatan SBB dibelakang nya. Dan ia menamai kontak Natalia dengan Natav, karena Natalia begitu terpesona dengan bias-nya.

Elsa malas membaca pesan dari grup yang sangat banyak. Ia membaca secara cepat, dan ternyata Esa pun setuju dengan usulan Septihan. Elsa bersyukur karena pasti kerja kelompok ini akan sangat mudah walau tugas nya cukup sulit.

Elsa memutuskan untuk tidur, dengan rasa penasaran kenapa Esa begitu tidak suka dengan komunikasi lewat media sosial?

Big Hug

sahaa__

KONTRADIKSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang