Hujan turun perlahan.
Ia hadir bersama gusarnya hatimu.
Membei isyarat bahwa aku harus diam.
Dalam bisu menanti hujan reda.
Angin membelaiku pelan.
Seraya berbisik tentang menyebalkannya hari ini untukmu.
Berhembus pada hariku yang perlahan dingin.
Namun hangat cintamu mengalahkan cuaca yang bisu.
Lekaslah membaik manisku.
Aku tak ingin kau semakin lama sakit dalam hujan.
Dalam tarian rintik yang pelan membasuh.
Biarkan aku memberimu handuk untuk hangatmu.
Agar kau tak sakit sebab hujan hari ini.
Peluk aku agar semakin hangat dan larut dalam cintaku, manisku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunyi Hati Hampa Semesta
PoetryKetika hati mencoba berhenti berteriak. Maka air mata lah yang terbiasa menahannya dari segala luka yang di dapat karna Cinta, Kecewa dan sebuah Rasa yang hanya Kau dan Semesta dapat mengertinya.
