Malam itu sunyi
Namun menjadi riuh dengan suara kota
Mereka berbisik dan bernyanyi
Sementara yang kutulis tak berbunyi; hanya berkataHarum dari nuansa hampa
Langit yang menatap murka
Angin yang berjalan pelan
Dan bisu yang berteduh di ujung malamIngarmu tak sekeras tawa pagi
Tangismu bisu kala gelap
Kau bukan telaga
Namun kerap merintihkan air mata
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunyi Hati Hampa Semesta
PoesíaKetika hati mencoba berhenti berteriak. Maka air mata lah yang terbiasa menahannya dari segala luka yang di dapat karna Cinta, Kecewa dan sebuah Rasa yang hanya Kau dan Semesta dapat mengertinya.