Tik tik tik..
Bunyi hujan di atas genting..
Airnya turun tidak terkira..
Cobalah tengok dahan dan ranting..
Cinta yang semu sendu semua..Hujan turun dengan perlahan..
Ujar sang rasa juga senyuman..
Bagi setiap tamanan yang mekar kepermukaan..
Juga bagi setiap tanah tandus nan kekeringan..Namun mengapa hujan itu terlihat pilu..
Bagi sebagian remaja dilanda sendu yang biru..
Rintiknya menjatuhi kenangan yang merindu..
Dinginnya bagai bisikan rintih hati yang luruh..Apa manusia memang begitu?
Menjadi statis dan takut menjalani hari baru?
Atau memang manusia itu senang menjadi puitis..
Untuk setiap hal rumit dan melankolis..Aku tak tahu..
Tanyakan saja pada sang gerimis..
Yang perlahan turun seperti tangis..
Nyanyian kehidupan yang romantis dan tragis..
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunyi Hati Hampa Semesta
PoesiaKetika hati mencoba berhenti berteriak. Maka air mata lah yang terbiasa menahannya dari segala luka yang di dapat karna Cinta, Kecewa dan sebuah Rasa yang hanya Kau dan Semesta dapat mengertinya.