Saat sudah sampai di sekolah, seperti hari - hari sebelumnya, mereka berjalan beriringan dengan tangan Arga yang berada di bahu Elia.
Elia hanya diam tidak menghiraukan kelakuan Arga.
" Woii lo berdua, jalan - jalan ga ngajak, emang dasar teman laknat lo!" sembur Rafa saat Arga dan Elia sudah masuk ke dalam kelas.
" Yaellah babi gue ngomong! Jawab kek "
" Bodo amat Raf! " balas Arga sengit.
Arga dan teman - temannya berkumpul di tempat pojok. Elia hanya diam di bangku tempat duduknya.
" El, lo gapapa kan? Kok muka lo kusut gitu? Lagi ada masalah? " tanya Angel sambil duduk di samping Elia.
" Ngga lah fine - fine aja " Balas Elia.
" Kita temenan udah dari kelas X meskipun gak selama lo temenan sama Arga, tapi kita juga bisa jadi tempat buat sandaran lo. " saut Gita
" Iya gue tau. Gue gapapa." jawab Elia meyakinkan temannya.
" Yaudah kalo lo belum mau cerita gapapa " ujar Angel.
Mereka pun mengobrol membahas hal - hal aneh namun cukup menghibur.
Membuat Elia melupakan masalah yang ada di rumahnya.####
Kringg...kringgg
Bel istirahat berbunyi Elia dan teman - temannya pergi berjalan ke arah kantin.
Namun sebelum itu mereka berhenti di toilet." Gue ke toilet dulu, kalian ke kantin aja nanti gue nyusul" ujar Elia.
" Kita tungguin aja. Enak ke kantin bareng-bareng." saut Gita.
" Lo kira gue anak kecil apa ya! " balas Elia.
" Udah sana kalian duluan." lanjutnya
" Yaudah deh. Buruan. " jawab Angel.
Akhirnya Gita dan Angel pergi ke arah kantin. Sedangkan Elia memasuki toilet. Saat sudah selesai, Elia hendak keluar. Namun ternyata di depan pintu toilet sudah ada yang menunggunya.
" Lo emang perlu di kasih pelajaran Bitch! " ujar Clara sambil menghadang Elia.
" Pelajaran? Gue udah pinter! Gak kaya lo bego kuadrat!! " balas Elia sengit.
Clara yang mendengar itu menahan emosi.
" Guyss! Pegangin!" perintahnya pada Cindi dan Aurel.Dengan kasar, Cindi dan Aurel memegang tangan Elia. Agar tidak bisa bergerak.
" Lo kok banci sih! Mainnya keroyok an!" Ujar Elia sambil mencoba melepaskan tangannya.
" Ya karena gue bisa!" balas Clara. Sambil menjambak rambut Elia dengan keras.
Arghhhh!!
Elia meringis merasakan sakit di kepalanya akibat jambakan itu. Namun Elia hanya diam menahannya karena dia tidak ingin di anggap lemah.
Plakkk!!
Plakkk!!!
Sekarang pipi kanan dan kirinya yang menjadi korban tamparan Clara.
" Gue udah bilang kan tunggu pembalasan gue! Dan ini sekarang" ujar Clara yang kembali menjambak rambut Elia. Lalu mendorong Elia hingga Elia jatuh terbentur wastafel toilet.
Seketika Elia merasa pening, dia memegangi kepalanya
" Inget!Jauh - Jauh dari Arga!! Atau lo mau yang lebih parah dari ini." ujar Clara sambil menginjak kaki Elia dengan sangat keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone (COMPLETED)
Teen FictionTernyata pernyataan bahwa tidak ada persahabatan antara pria dan wanita tanpa melibatkan perasaan benar adanya. Melihatmu tersenyum lebar dan akulah alasanmu tersenyum membuatku semakin sulit mengendalikan debaran jantungku. -Argantara Paradipta ...