33

2.1K 121 3
                                    

    Happy Reading

---------------------

Author Pov

Setelah melihat itu Elia langsung berbalik menghindari Arga. Elia berlari secepat yang dia bisa melihat Arga yang turut mengejarnya, dengan air mata yang terus saja mengalir.  Luka yang kemarin masih belum sembuh kini luka itu semakin terbuka lebar. Dan Arga lah yang memberi garam diatas lukanya.

Saat hendak membuka pintu mobilnya tangan Elia sudah keduluan di tarik oleh Arga.

Dengan nafas yang memburu Arga memegang tangan Elia erat. " El.. Ini gak seperti yang kamu bayangin. " Ujar Arga berusaha menjelaskan.

Elia langsung menyentakkan tangannya, menatap Arga dengan mata yang sudah berlinang air mata
" Ga.. Apa salahku?" balas Elia dengan lirih.

Arga menggelengkan kepalanya dengan cepat " Nggak El.. Nggak. Yang salah aku bukan kamu, pliss dengerin penjelasan aku dulu. Yaa.?? El... Plis.." Arga memohon dengan mata memerah.

" Aku cuma bantuin Dinar El, dia kepeleset di depanku. Aku refleks nangkep dia. Tapi dia mengambil kesempatan itu buat ngerangkul aku." Lanjut Arga dengan lirih.

Arga menatap Elia yang sedari tadi terdiam namun air mata terus mengair di matanya. " Jangan nangis El.. Hatiku sakit liatnya. Aku minta maaf..." Ujar Arga yang hendak mengusap air matanya, namun tangan itu sudah ditepis terlebih dahulu oleh Elia.

" Tapi alasanku nangis adalah kamu. Setidaknya putusin aku dulu kalau kamu mau sama dia.!! " Bentak Elia yang sudah merasa lelah sejak kemarin masalah terus datang kepadanya.

Arga membelalakkan matanya, rahangnya mengetat " Kita gaakan pernah putus El! Kamu duniaku, tanpa kamu aku hancur El.. Aku mohon dengerin penjelasanku dulu. "
Ini pertama kalinya Arga memohon kepada seseorang dan itu adalah Elia.

" Pulang Ga. Aku butuh ruang. " setelah mengatakan itu Elia langsung masuk ke dalam mobilnya.

Arga mengetuk kaca mobilnya dengan panik " Ell... Ell..." Kejar Arga sambil tetap mengetuk kaca mobil Elia. " El..dengerin aku dulu.. Sayang!! " hingga mobil Elia sudah melaju dengan kecepatannya. Arga terdiam di depan gerbang, matanya memerah menahan sesak. Arga sekilas melihat Dinar di lobby sekolah, mungkin dia sudah melihat semuanya. Dengan langkah lebar Arga berjalan menghampiri Dinar. Dia langsung meraih leher Dinar dan mencekiknya. Mata Arga memerah, emosinya meluap. Melihat pelakunya berbahagia. " Apa yang sudah kau lakukann!!!! " Bentak Arga yang sudah tidak terkendali. Menghiraukan Dinar yang kehabisan nafas.

" Kau bermain - main denganku hahh!! Aku tidak keberatan membunuh iblis sepertimu!! " Arga tetap mencekik Dinar hingga dorongan kasar membuat cekikan itu lepas.

Dinar langsung menggunakannya untuk menghirup nafas sebanyak - banyaknya.

Arga dengan kesal menoleh ke arah mereka yang memisahkannya.
" Gausah ikut campur!! Gue mau bunuh dia!! " Bentak Arga dengan tegasnya diikuti aura dominannya.

" Ga.! Sadar!! Dia cewek! Kalau ada masalah selesaiin baik - baik. " Ujarnya yang ternyata Rafa.

" Dia udah buat El nangis!! Orang yang gue jagain mati - matian! Sampah ini emang gatau diri!! " Balas Arga sambil memandang jijik ke arah Dinar.

Friendzone (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang